Uji Normalitas Data Pengujian Hipotesis Asosiatif

b. Uji Reliabilitas Pengukuran reliabilitas adalah pengukuran tentang stabilitas dan konsistensi dari alat pengukuran. Reabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen reliabel sebenarnya yang mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya. Untuk mengukur reliabilitas dapat digunakan analisis Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut :         −       − = ∑ 2 2 1 1 t b k k σ σ α Keterangan : α : Nilai Reliabilitas Instrumen k : Banyaknya Butir Pertanyaan ∑ 2 b σ : Jumlah Semua Varians Tiap Butir 2 t σ : Varian Total Suharsimi Arikunto, 1996

2.7.3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Sebagai salah satu uji statistik parametrik, maka analisis regresi berganda dapat dilakukan jika sampel yang dipakai untuk analisis berdistribusi normal. Penggunaan statistik parametrik dihindari jika data yang diteliti tidak berdistribusi Universitas Sumatera Utara normal. Uji normalitas data yang digunakan dalam uji penelitian ini adalah uji Smirnov Kolmogorov. Tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov adalah suatu tes goodness of fit. Artinya, yanng diperhatikan tingkat kesesuaian antara distribusi serangkaian harga sampel skor yang diobservasi dengan suatu distribusi teoritis tertentu. Tes ini menetapkan apakah skor-skor dalam sampel dapat secara masuk akal dianggap berasal dari suatu populasi dengan distribusi teoritis itu yang dalam penelitian ini adalah distribusi normal. Asumsi normalitas terpenuhi jika nilai Asymp.sig 2- tailed lebih besar daripada nilai probabilitas 0,05.

2.7.4. Pengujian Hipotesis Asosiatif

Hipotesis asosiatif merupakan dugaan adanya hubungan antar variabel dalam populasi, melalui data hubungan variabel dalam sampel. Untuk itu dalam langkah awal pembuktiannya, maka perlu dihitung terlebih dahulu koefisien antar variabel dalam sampel, baru koefisien yang ditemukan itu diuji signifikansinya. Jadi menguji hipotesis asosiatif adalah menguji koefisien korelasi yang ada pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi dimana sampel diambil. Terdapat tiga macam bentuk hubungan antar variabel, yaitu hubungan simetris, hubungan sebab-akibat kausal, dan hubungan interaktif saling mempengaruhi. Untuk mencari antara dua variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua Universitas Sumatera Utara variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi. Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan positif, bila nilai suatu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan variabel yang lain, dan sebaliknya bila satu variabel diturunkan maka menurunkan variabel yang lain. Hubungan dua variabel atau lebih dinyatakan negatif, bila nilai satu variabel dinaikkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain, dan juga sebaliknya bila nilai suatu variabel diturunkan, maka akan menaikkan nilai variabel yang lain. Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dakam koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif sebesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi =1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna. Dalam arti kejadian-kejadian pada variabel yang satu akan dapat dijelaskan atau diprediksikan oleh variabel yang lain tanpa terjadi kesalahan error. Semakin kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar error untuk membuat prediksi. Terdapat bermacam-macam teknik Statistik Korelasi yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Teknik koefisien mana yang akan dipakai tergantung pada jenis data yang akan dianalisis. Berikut ini dikemukakan berbagai teknik statistik korelasi yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Untuk data nominal dan ordinal digunakan statistik non-parametris dan untuk data interval dan rasio digunakan statistik parametris. Tabel 2.1. merupakan pedoman untuk memilih teknik korelasi dalam pengujian hipotesis . Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Pedoman untuk Memilih Teknik Korelasi Dalam Pengujian Hipotesis Macam Tingkatan Data Teknik Korelasi yang Digunakan Nominal 1. Koefisien Kontingency Ordinal 1. Spearman Rank 2. Kendal Tau Interval dan Ratio 1. Pearson Product Moment 2. Korelasi Ganda 3. Korelasi Parsial 1. Korelasi Pearson Product Moment Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio. Dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Berikut ini persamaan korelasi Pearson Product Moment. [ ] [ ] 2 2 2 2 ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = Y Y N X X N Y X XY N r xy Keterangan: xy r = koefisien korelasi N = jumlah data X = elemen variabel bebas Y = elemen variabel terikat Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada Tabel 2.2. berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan Tidak Berkorelasi 0,010-0,200 Sangat Rendah 0,210-0,400 Rendah 0,410-0,600 Agak Rendah 0,610-0,800 Cukup 0,810-0,990 Tinggi 1 Sangat Tinggi 2. Signifikansi Dalam pengertian statistik signifikansi mempunyai makna “benar” tidak didasarkan secara kebetulan. Signifikansi probabilitas α memberikan gambaran mengenai bagaimana hasil riset itu mempunyai kesempatan untuk benar. Jika kita memilih signifikansi sebesar 0,01, maka artinya kita menentukan hasil riset nanti mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 99 dan untuk salah sebesar 1. Secara umum kita menggunakan angka signifikansi sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1. Pertimbangan penggunaan angka tersebut didasarkan pada tingkat kepercayaan confidence interval yang diinginkan oleh peneliti. Angka signifikansi sebesar 0,01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau bahasa umumnya keinginan kita untuk memperoleh kebenaran dalam riset kita adalah sebesar 99. Jika angka signifikansi sebesar 0,05, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 95. Jika angka signifikansi sebesar 0,1, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 90. Universitas Sumatera Utara Pertimbangan lain ialah menyangkut jumlah data sampel yang akan digunakan dalam riset. Semakin kecil angka signifikansi, maka ukuran sampel akan semakin besar. Sebaliknya semakin besar angka signifikansi, maka ukuran sampel akan semakin kecil. Untuk memperoleh angka signifikansi yang baik, biasanya diperlukan ukuran sampel yang besar. Sebaliknya jika ukuran sampel semakin kecil, maka kemungkinan munculnya kesalahan semakin ada. Untuk pengujian dalam SPSS digunakan kriteria sebagai berikut: a. Jika angka signifikansi hasil riset 0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan. b. Jika angka signifikansi hasil riset 0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan

2.7.5. Uji Hipotesis