Benda Jaminan dalam Gadai

4 mendapat ganti rugi berupa biaya yang perlu dan berguna yang telah dikeluarkan guna keselamatan barang gadai; 5 retensi menahan benda gadai, bilamana selama hutang pokok, bunga, dan ongkos-ongkos yang menjadi tanggungan belum dilunasi maka si berhutangdebitur maka debitur tidak berkuasa menuntut pengembalian benda gadai; 6 untuk didahulukan kreditur preferen pelunasan piutangnya terhadap kreditur lainnya, hal tersebut diwujudkan melalui parate eksekusi ataupun dengan permohonan kepada Hakim dalam cara bentuk penjualan barang gadai. b Pemberi Gadai tetap mempunyai hak milik atas Benda Gadai.

3. Benda Jaminan dalam Gadai

Menurut pasal 1130 KUH Perdata, seluruh kekayaan debitur baik benda yang bergerak maupun yang tidak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, telah menjadi jaminan atas segala utang-utang debitur. 7 Jaminan dapat dibedakan dalam jaminan perorangan dan jaminan kebendaan. 8 7 R. Subekti dan R.Tjitrosudibio, op.cit, hlm 291 8 Subekti, jaminan-jaminan untuk pemberian kredit menurut hukum Indonesia, Bandung, Penerbit Alumni, 1982, hlm 25 Jaminan perorangan adalah selalu suatu perjanjian antara seorang kreditur dengan seorang ketiga yang menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban debitur. Ia bahkan dapat diadakan diluar tanpa pengetahuan debitur tersebut. Sedangkan jaminan kebendaan dapat dilakukan antara kreditur dan debitur, juga dapat diadakan antara kreditur dengan pihak ketiga yang menjamin utang-utang debitur Universitas Sumatera Utara dengan cara menyendirikan bagian dari kekayaan debitur sebagai jaminan untuk pembayaran utang debitur. Dalam jaminan kebendaan terdapat jenis jaminan gadai. Dalam pasal 1152 KUH Perdata ditentukan bahwa yang menjadi benda jaminan gadai adalah benda- benda bergerak. Menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan yang dapat digadaikan adalah benda bergerak yang berupa: a Benda bergerak yang berwujud b Benda bergerak yang tidak berwujud, yaitu yang berupa pelbagai hak untuk mendapatkan pembayaran uang, yaitu yang berwujud surat-surat piutang aan toonder kepada si pembawa, aan order atas tunjuk, op naam atas nama. 9 Di dalam praktek Perum Pegadaian biasanya menerima barang-barang seperti emas, permata, barang elektronik, dan kendaraan bermotor. Barang yang menjadi obyek gadai tersebut harus diserahkan oleh debitur masyarakat kepada kreditur perum pegadaian. Jadi barang-barang yang digadaikan berada di bawah kekuasaan pemegang gadai. Hal ini untuk memberi kepastian bahwa debitur akan melaksanakan kewajibannya sesuai dengan isi perjanjian kredit yang telah dibuat. Sedangkan barang-barang yang menjadi jaminan harus berada di perum pegadaian sebagai barang jaminan sampai debitur melunasi hutang-hutangnya kepada kreditur atau pemegang gadai. 9 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Hukum Perdata: Hukum Benda, Liberty, Jogjakarta, 1981, hlm 98 Universitas Sumatera Utara

4. Parate Eksekusi