asumsi Blumler tersebut, maka terdapat motif atas dasar pemenuhan kebutuhan tertentu oleh khalayak dalam menonton acara “Stand Up
Comedy Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian “Apakah motif yang mendorong mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Ilmu Komunikasi untuk menonton acara stand up comedy Indonesia SUCI 3 yang ditayangkan
di Kompas TV? “
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui motif yang mendorong mahasiswa
untuk menonton tayangan stand up comedy Indonesia SUCI 3 di Kompas TV.
2. Kegunaan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini tentunya banyak sekali manfaat. Adapun manfaat sebagai berikut :
a. Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi akademis
bagi pengembangan ilmu komunikasi tentang penerapan teori uses
and gratification yang berkaitan dengan penggunaan dan motif mahasiswa menonton tayangan stand up comedy Indonesia di
Kompas TV. b. Kegunaan Praktis
Diharapkan dengan adanya penelitian ini bagi masyarakat dapat digunakan sebagai masukan yang sifatnya ilmiah agar dapat lebih
selektif dalam memilih program tayangan televisi untuk pemenuhan dan pemuas kebutuhannya.
D. Tinjauan Pustaka
1. Televisi Sebagai Medium Komunikasi Massa
Televisi merupakan media komunikasi massa yang paling efektif dan efisien sebagai media untuk menyampaikan informasi.
Luasnya jangkauan televisi yang di tempuh dalam waktu bersamaan secara serentak, pesan atau informasi yang disampaikan melalui
televisi mampu menjangkau jutaaan orang khalayak Sumartono, 2002 : 20. Hal ini di karenakan televisi mengandung gerak, suara dan
pengelihatan atau gambar dari obyek tertentu. Yang pada dasarnya memberi kemudahan bagi masyarakat untuk menerima pesan dari
media televisi.
a. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa media cetak dan elektronik. Sebab awal perkembanganya
komunikasi massa berawal dari pengembangan kata media of mass comunikation media komunikasi massa. Media massa atau
saluran yang di hasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu di tekankan sebab ada media yang bukan media massa yakni media
traditional seperti kentongan, angklung, gamelan dan lain-lain. Peran media massa disini menunjuk kepada khalayak yaitu
audiens, penonton, pemirsa atau pembicara.
Ada beberapa pengertian komunikasi massa menurut
beberapa ahli dibidang komunikasi dalam Winarni 2003 : 5.
1 Bittner. Komunikasi
massa adalah
pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang besar mass comunication is message communicated through
a mass medium to large number of people. 2 Gebner. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi
yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam
masyarakat individu. 3 Rakhmat. Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar,
heterogen, dan anonim, melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sma dapat diterima secara serentak dan
sesaat.
Defenisi lain pernah dikemukakan oleh Joseph A Devito dalam Nurudin 2007 : 11-12 ”First mass communication is
communication addressed to masses, to an extremely large science. This does not means that the audience includes all people
or everyone who reads or everyone who whatches television : rather it means an audience that is large and generally rather
poorly defined. Second, mass communication mediated by audio and or visual trasmitter. Mass communication is perhaps most
easly and most logically defined by its forms : television, radio, newspaper, megazines, films, books, and tapes”. Jika
diterjemahkan secara bebas berarti, ”Pertama komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa. Kepada
khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak bebarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang
membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya
agak sukar diidentifikasikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan
visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis apabila didefenisiskan menurut bentuknya televisi, radio,
surat kabar, majalah, film, buku dan pita. Adapun fungsi komunikasi massa menurut Alexis S. Tan yang
disederhanakan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1.1 ”Fungsi komunikasi massa” No Tujuan Komunikator
Penjaga Sistem Tujuan Komunikan
Menyesuaikan diri
pada sistem
: Pemuasan Kebutuhan
1 Memberi informasi
Mempelajari ancaman
dan peluang
memahami lingkungan,
menguji kenyataan, meraih keputusan.
2 Mendididk
Memperoleh pengetahuan
dan keterampilan yang berguna memfungsikan
dirinya secara efektif dalam masyarakat, mempelajari nilai, tingkah laku yang cocok
agar diterima dalam masyarakatnya. 3
Mempersuasi Memberi keputusan, mengadopsi nilai,
tingkah laku dan aturan yang cocok agar diterima dalam masyarakat.
4 Menyenangkan, memuaskan
kebutuhan komunikan Menggembirakan,
mengendorkan urat
saraf, menghibur,
dan mengalihkan
perhatian dari masalah yang dihadapi.
b. Karakteristik Komunikasi Massa
Komunikasi massa menurut Alexis S. Tan, dalam komunikasi massa itu komunikatornya adalah organisasi sosial
yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkanya secara
serempak kepada sejumlah orang banyak yang terpisah.
Ada beberapa karakteristik komunikasi massa Wiryanto,
2004: 10, diantaranya:
1 Komunikator Melembaga Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi
kumpulan orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga.
2 Komunikan Bersifat Heterogen Komunikan
dalam komuikasi
massa sifatnya
heterogenberagam. Artinya, penonton media yang salah satu contoh media elektronik televisi itu beragam seperti
pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau
kepercayaan yang tidak sama pula. 3 Pesannya Bersifat Umum
Pesan - pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau kelompok masyarakat tertentu. dengan kata lain,
pesan-pesannya ditujukan kepada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakan tidak boleh khusus.
4 Komunikasinya Bersifat Satu Arah Dalam media cetak seperti Koran, komunikasi hanya berjalan
satu arah. Kita tidak bisa langsung memberikan respons kepada komunikatornya media massa yang bersangkutan.
Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Misalkan pembaca tidak
setuju dengan salah satu pemberitaan maka pembaca bisa mengirimkan kritiknya melalui rubrik surat pembaca. Jadi,
komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik feedback yang sifatnya tertunda
atau tidak langsung delayed feedback. 5 Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Salah satu ciri komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak
bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan.
2. Macam-macam Media Komunikasi
Media massa merupakan salah satu sarana untuk pengembangan kebudayaan, bukan hanya budaya dalam pengertian seni dan simbol
tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata-cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. Dennis McQuail, 1987:1. Media massa sangat
berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola tingkah laku dari suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan media massa dalam
masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya media massa, masyarakat yang tadinya dapat dikatakan tidak beradab dapat menjadi masyarakat
yang beradab. Hal itu disebabkan, oleh karena media massa mempunyai jaringan yang luas dan bersifat massal sehingga masyarakat yang
membaca tidak hanya orang-perorang tapi sudah mencakup jumlah puluhan, ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga pengaruh media
massa akan sangat terlihat di permukaan masyarakat.
Mengingat kedudukan media massa dalam perkembangan masyarakat sangatlah penting, maka industri media massa pun
berkembang pesat saat ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya stasiun televisi, stasiun radio, perusahaan media cetak, baik itu surat kabar,
majalah, dan media cetak lainnya. Para pengusaha merasa diuntungkan dengan mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang media massa
seperti itu. Hal itu disebabkan karena mengelola perusahaan dengan jenis spesifikasi mengelola media massa adalah usaha yang akan selalu
digemari masyarakat sepanjang masa, karena sampai kapanpun manusia akan selalu haus akan informasi. Adapun macam-macam
media komunikasi masa antara lain sebagai berikut : a. Buku
Buku dapat di definisikan sebagai sejumlah pesan tertulis yang memungkinkan memuat banyak pesan serta memiliki arti bagi
masyarakat luas direncanakan untuk pengetahuan publik tentang sesuatu serta direkam dalam bahan yang tidak mudah rusak dan
mudah dibawa. Tujuan utamanya ialah untuk memberi penerangan menyajikan dan menjelaskan,serta mengabadikan sesuatu dan
memindahkan pengetahuan dan informasi di tengah masyarakat dengan memperhatikan kemudahan dan penampilan.
b. Surat Kabar Dasar kelahiran surat kabar modern modern newspaper adalah
acta acts yang merupakan pengumuman dan laporan berbagai kegiatan politik serta kejadian di masyarakat .
c. Majalah Majalah kadang disebut juga penerbitan priodik adalah cetakan
sejumlah kumpulan teks ,esay, artikel, cerita, dan puisi kadang berisi ilustrasi,serta di produksi secara regular antara waktu tertentu
selain surat kabar. d. Radio
Radio adalah : Teknologi yang digunakan untuk mengirimkan sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik
gelombang elektromagnetik. e. Televisi
Televise adalah : System elektronik untuk memancarkan gambar bergerak moving imagers dan suara kepada receivers. Sejak tahun
1930 mulai penyiaran TVmenemni Radio, dan secara aktif siaran TV dimulai 1947.
f. Film Film atau movie adalah serentetan series photograph dalam film,
yang diproyeksikan kepada layar silih berganti secara teratur dengan menggunakan cahaya, karena penomena opticalnampak
seperti terlihat sungguh-sungguh dan ini memberikan ilusi actual, bergerak terus menerus tanpa henti.
g. Internet Secara harfiyah Internet kependekan dari interconnected
networking ialah system global dari seluruh jaringan computer
yang saling terhubung menggunakan standar internet protocol suite untuk melayani milliaran pengguna di seluruh dunia.
a. Pemahaman Tentang Televisi
Dalam bukunya Yudhi 2008: 140 mengutip pendapat Omar Hamalik bahwa:
“Television is an electronic motion picture with conjoined or attendant sound; both picture and sound reach the eye and ear
simultaneously from a remote broadcast point”. Televisi sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya
sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan
dilihat.
b. Fungsi Televisi
Sehubungan dengan pengertian televisi sebagai media massa, menurut Onong 1993: 24-30 televisi juga mempunyai fungsi,
yaitu:
1 Fungsi penerangan the information function. Televisi memiliki dua faktor sebagai media massa audio visual,
pertama adalah faktor “immediacy” dan kedua faktor “realism”. Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat, sedangkan
realism mengandung makna kenyataan. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan, stasiun televisi, selain
menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata,
atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar yang sudah tentu faktual. Juga diskusi panel, ceramah,
komentar, dll, yang kesemuanya realistis. 2 Fungsi pendidikan the educational function.
Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada
khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simulan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan
dan penalaran masyarakat, stasiun televisi menyiarkan acara- acara tertentu secara teratur, misalnya pelajaran bahasa,
matematika, elektronika, dll. 3 Fungsi hiburan the entertainment function.
Televisi memiliki fungsi hiburan yang lebih dominan dibandingkan dengan fungsi televisi lainnya, sebagaian besar
dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan, seperti sinetron, kuis, reality show atau acara jenaka lainnya.
Selain itu, masyarakat masih menjadikan televisi sebagai media hiburan sebagai alat utama untuk melepaskan lelah.
c. Kelebihan Televisi
Dari beberapa fungsi-fungsi televisi diatas, kemudian fungsi- fungsi tersebut direalisasikan dalam bentuk acara yang dapat
menjadi bagian dari siasat keberhasilan program-program televisi.
Hal ini dikarenakan televisi memiliki sejumlah kelebihan,
antara lain sebagai berikut:
1 Bersifat Dengar – Pandang Berbeda dengan media radio yang hanya bisa dinikmati
melalui indera pendengaran, televisi bisa dinikmati secara visual melalui indera penglihatan. Karena jika seseorang
melihat suatu peristiwa di televisi, orang tersebut akan memiliki kekuatan sugestif yang tinggi. Jika potensi semacam
ini dioptimalkan untuk praktis pembelajaran, maka akan memiliki pengaruh
positif bagi
peningkatan kualitas
pendidikan. 2 Menghadirkan Realitas Sosial
Televisi mampu menghadirkan suatu realitas sosial yang seolah – olah seperti aslinya. Hal ini tentu memiliki pengaruh
sangat kuat pada diri khalayak. Visualisasi yang didukung oleh kekuatan suara pada kenyataannya sangat membantu
memahamkan seseorang terhadap sesuatu yang sulit menjadi mudah dimengerti. Dengan demikian, kelebihan ini dapat
dimanfaatkan secara maksimal untuk tujuan pendidikan. 3 Simultaneous
Kelebihan lain dari televisi adalah mampu menyampaikan segala sesuatu secara serempak sehingga dapat menyampaikan
informasi kepada banyak orang yang tersebar di berbagai
tempat dalam waktu yang sama persis simultaneous. Sifat ini tidak dimiliki oleh media cetak yang membutuhkan sistem
distribusi panjang sehingga lokasi yang berada jauh dari tempat percetakan akan menerima informasi lebih lambat
dibandingkan dengan yang berada didekat pusat penerbitan. 4 Memberi Rasa Kedekatan
Televisi dijadikan media yang efektif dalam proses komunikasi. Karena tayangan program televisi secara umum
disajikan dengan
pendekatan yang
persuasif kepada
khalayaknya. Dengan menggunakan sapaan yang member kesan dekat, tidak berjarak, bahasa tutur sehari – hari, gesture
yang wajar menciptakan suasana intim atau dekat antara presenter program dengan khalayak. Pada dasarnya, televisi
didukung visual yang menarik, sehingga jika potensi tersebut dikelola secara baik untuk misi pendidikan, pengaruh yang
ditimbulkan pun cukup besar. 5 Menghibur
Kelebihan terbesar televisi adalah menghibur. Menurut Neil Postman bahwa esensi media televisi adalah hiburan sehingga
beliau memperolok masyarakat dengan sindiran “menghibur diri sampai mati”. Oleh karenanya, dalam memproduksi suatu
program acara, televisi selalu mempertimbangkan aspek hiburan Badjuri, 2010: 14.
3. Macam – macam Program Televisi
Dalam dunia pertelevisian tanpa adanya format acara atau dapat kita sebut sebagai program acara televisi sebuah acara dalam suatu
televisi itu tidak akan berjalan dengan lancar, format acara televisi itu sendiri dapat di defenisikan yaitu sebuah perencanaan dasar dari suatu
konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan design produksi yang akan terbagi dalam berbagai criteria utama yang
disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut
Naratama,2004:63.
Setiap harinya menyuguhkan berbagai jenis macam program acara. Banyaknya ragam acara berdasarkan pada kesukaan penonton.
Ketika ada satu jenis program kesukaan penonton dan mendapat ratting tinggi, maka stasiun televisi akan terus menyuguhkan program
acara tersebut. Menurut Vane-Gross 1994 menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik appeal dari suatu
program. Adapun yang dimaksud dengan daya tarik disini adalah bagaimana suatu program mampu menarik audiennya, jenis program
acara televisi dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :
Gambar 1.1 “Format acara televisi”
-
Other - Musik
- Feature
-
Tragedy - Magazine Show
- Sport
-
Aksi - Talk Show
- News
-
Komedi - Variety Show
-
Cinta - Game Show
-
Legenda - Kuis
-
Horor - Reality Show
Dari penjelasan diatas maka program acara televisi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu drama fiksi, non drama non fiksi dan beita
news. Ketiga program acara televisi di pertelevisian Indonesia bukan hal yang baru , kesemuanya dapat dinikmati oleh seluruh lapisan
masyarakat. Bahkan dari ketiga format acara tersebut format acara non drama mendapat rating yang signifikan. Dari ketiga format acara
tersebut stand Up comedy Indonesia termasuk dalam kategori non drama non fiksi yaitu variety show menurut pembagian format acara
yang disuguhkan oleh Kompas TV.
FORM AT ACARA TELEVISI
FIKSI NON FIKSI
NEWS Berit a
Definisi Variety Show
Salah satu program yang banyak dilirik oleh stasiun televisi akhir- akhir ini adalah variety show. Menurut Harold R Hickman, “In the
variety show the ideas is that the audience likes to have a little variety in what they watch, and this can be done within single program.
Music, comedy, talk, and dance can all be mixed into a single program with a common thread to tie it all together .” Secara lebih
sederhana, Garin Nugroho mengistilahkan variety show layaknya supermarket yang menawarkan segala rupa hiburan. Konsep gado-
gado yang menayangkan aneka tontonan ini jika dikemas dengan baik, akan mampu menghadirkan suasana yang berbeda. “This means that
lots of production value will come within the frame-bright colors, large stage setting, fast-paced dialogue, and the use of audience
interaction and even participation when possible ”. Program ini menjadi alternatif bagi stasiun tv karena selain biaya operasionalnya
lebih murah, jika acara tersebut sukses, pencitraan stasiun televisi
yang bersangkutan juga ikut terangkat Idialfero : 2008.
Jika menilik program televisi Indonesia, tayangan variety show kurang bervariasi jenisnya. Sebagian besar didominasi ajang pencarian
bakat. Ini dimulai ketika Indosiar menayangkan Akademi Fantasi Indosiar AFI pada 2002, lalu diikuti oleh RCTI dengan Indonesian Idol,
TPI dengan Kontes Dangdut TPI TPI, Mamamia indosiar, Kondang- In Indosiar, Idola Cilik RCTI, Let’s Dance Global TV, The Master
RCTI, dan acara Stand up Comedy yang ada di kompas TV.
4. Penonton Televisi sebagai Audience
Pada awalnya, sebelum media massa ada, audiens adalah sekumpulan penonton drama, permainan dan tontonan. Setelah ada
kegiatan komunikasi massa, audiens sering diartikan sebagai penerima pesan-pesan media massa.
Audience sebagai kumpulan. Kumpulan inilah yang disebut sebagai audience dalam bentuknya yang paling dikenali dan versi
yang diterapkan dalam hampir seluruh penelitian media itu sendiri. Fokusnya pada jumlah-jumlah total orang yang dapat dijangkau oleh
‘satuan isi’ media tertentu dan jumlah orang dalam karakteristik demografi tertentu yang penting bagi pengirim. Clause 1968 telah
menunjukan beberapa kerumitan untuk membedakan berbagai kadar keikutsertaan dan keterlibatan audience. Audiens yang pertama dan
terbesar adalah populasi yang tersedia untuk menerima ‘tawaran’ komunikasi tertentu. Dengan demikian, semua yang memiliki pesawat
televisi adalah audiens televisi dalam artian tertentu. Kedua, terdapat audience yang benar-benar menerima hal-hal yang ditawarkan dengan
kabar yang berbeda-beda , pemirsa televisi regular, pembeli surat kabar dan lain sebaginya. Ketiga, ada bagian audience sebenarnya
yang mencatat penerimaan isi dan akhirnya masih ada bagian lebih kecil yang ‘mengendapkan hal-hal yang ditawarkan dan diterima.
Clause mengemukakan hal ini dengan mengacu pada serangkaian penyusutan, dari populasi masyarakat secara menyeluruh, kemudian
public potensialbagi suatau pesan, hingga public efektif yang benar- benar mengikutt, sampai dengan public pesan tertentu, dan akhinya
public yang benar-benar terpengaruh oleh komunikasi Mc Quail, 203. Audience dipandang memiliki signifikasi rangkap bagi media,
sebagai perangkat calon konsumen produk dan sebagai audience jenis iklan tertentu, yang merupakan sumber pendapatan media penting
lainnya. Dengan demikian, pasar bagi produk media juga mungkin merupakan pasar bagi produk lainnya, untuk mana media akan
menjadi wahana iklan dan sarana pengantar calon pelanggan produksi lain. Meskipun media komersial perlu memandang audiencenya
sebagai pasar dalam kedua ati itudan adakalanya mencirikan audience tertentu dalam hubungannya dengan gaya hidup dan pola konsumsi,
ada sejumlah konsekuensi pendekatan ini terhadap cara memandang audience. Dapat didefenisikan audience sebagai pasar, sebagai
kumpulan calon konsumen dengan profil sosial-ekonomi yang diketahui merupakan sasaran medium atau pesan. Dalam pemikiran
pasar, ada juga perhatian terhadap selera dan proferensi budaya dan terhadap jumlah atau criteria sosial budaya semata Mc Quail, 205-206.
Karakteristik Audience
Audience memiliki karakteristik sebagaimana yang ada pada konsep massa, namun lebih spesifik tertuju pada suatu media massa.
Jadi, karakteristik audience menurut Hiebert dan Kawan-kawan dalam Nurudin 2007:105-106, adalah :
a. Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial antar
mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.
b. Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar keberbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa.
Meskipun begitu, ukuran luas ini sifatnya bisa menjadi relatif. Sebab, ada media tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan,
ada yang mencapai jutaan. Baik ribuan atau jutaan itu tetap bisa disebut audience meskipun jumlahnya berbeda. Tetapi perbedaan
ini bukan sesuatu yang prinsip. Jadi, tidak ada ukuran pasti tentang luasnya audience ini.
c. Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu punya
sasaran, tetapi heteroginitasnya juga tetap ada. d. Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.
Bagaimana mungkin audience bisa bisa mengenal khalayak televisi yang jumlahnya jutaan. Tidak mengenal tersebut tidak ditekankan
satu kasus persatu kasus tetapi meliputi semua audience. e. Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator. Anda berada
di Yogyakarta yang sedang menikmati acara stasiun televisi yang disiarkan dari Jakarta. Bukankah ia dipisahkan dengan jarak
ratusan kilometer, dapat juga dikatakan audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.
Menurut Nurudin dalam bukunya, ada beberapa teori komunikasi massa yang membahas tentang audience seperti yang pernah
dikemukakan oleh Melvin De Fleur dan Sandra Ball 1988 diantaranya Teori Individual Differences Perspective yang secara
khusus menggambarkan perilaku audience. Proses ini berlangsung berdasarkan ide dasar dari stimulus-response. Disini tidak ada
audience yang relatif sama, pengaruh media massa pada individu berbeda dan tergantung pada kondisi psikologi individu yang berasal
dari pengalaman masa lalunya. Adapula Teori Categories Perspective, teori ini mengambil posisi bahwa ada perkumpulan sosial pada
masyarakat yang didasarkan pada karakteristik umum seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan, kesempatan, dan seterusnya
5. Motif Pemirsa Menggunakan Televisi untuk Pemuas Kebutuhan
Motif berasal dari bahasa latin yaitu “movere” yang artinya bergerak. Motif berarti sesuatu yang ada pada diri individu yang
menggerakkan atau membangkitkan sehingga individu itu berbuat sesuatu.
Motif pada hakekatnya merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua pengerak dalam diri manusia yang menyebabkan ia
berbuat sesuatu. Setiap tingkah laku manusia pada hakekatya mempunyai motif. Motif pada hakekatnya merupakan terminologi
umum yang memberikan makna, daya dorong, keinginan, kebutuhan, dan kemauan muslimin, 2004:290.
Menurut Azwar dalam DR. Nyayu Khodijah, 2006, disebutkan bahwa Motif adalah suatu keadaan, kebutuhan, atau dorongan dalam
diri seseorang yang disadari atau tidak disadari yang membawa kepada terjadinya suatu perilaku.
Dari beberapa pendapat di atas, maka kami dapat menyimpulkan bahwasannya Motif merupakan suatu dorongan dan kekuatan yang
berasal dari dalam diri seseorang baik yang disadari maupun tidak disadari untuk mencapai tujuan tertentu.
6. Macam-Macam Motif
Sesuai dengan jenis kebutuhannya maka Muzafer Sherif dalam Slamet Santoso 117-118 membedakan motif mejadi beberapa
macam, yaitu:
1
Biogenetic motivemotif biogenetis
Motif ini berasal dari beberapa kebutuhan biologis sebagai makhluk hidup. Oleh karena itu, motif biogenetis mempunyai
sumber dari dalam diri individu dan kurang berhubungan dengan keadaan di luar diri individu. Motif ini seperti lapar,
haus, lelah, kebutuhan seks, dan sebagainya.
2
Sociogentic motivemotif sosiogenetik
Motif ini timbul karena adanya hubungan individu dengan lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial dapat berasal dari
masyarakat seperti keadaan sosial, ekonomi, dan dari
kebudayaan seperti norma, nilai, dan aturan-aturan lain.
3
Theogenetic motivemotif teogenetis
Motif ini berasal dari interaksi antara manusia dengan Tuhan seperti yang nyata dalam ibadahnya dan dalam kehidupannya
sehari-hari dimana ia berusaha merealisasikan norma-norma agama tertentu. Contoh motif teogenetis ialah, misalkan keinginan
untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, melaksanakan
norma-norma agama bersedekah, dan sebagainya.
Menurut Mc Quail dkk, kebutuhan berasal dari “pengalaman sosial” dan media massa terkadang dapat membantu
membangkitkan khalayak terhadap kesadaran akan kebutuhan tertentu yang berhubungan dengan situasi sosial. Informasi atau
hiburan bukan sebagai sesuatu yang dibutuhkan seseorang, melainkan sebagai sesuatu untuk memuaskan kebutuhan atau
hasrat pribadi. Motif seseorang dalam melakukan sesuatu untuk memperoleh kepuasan kebutuhannya bisa berbeda-beda, begitu
juga perbedaan motif dalam proses pemilihan media. Perbedaan seseorang dalam menggunakan media menimbulkan perbedaan
pula pada tingkat kepuasan kebutuhan yang didapat individu dalam menggunakan media. Semakin sesuai pesan komunikasi
dengan motif, semakin besar pula kemungkinan komunikasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh komunikan.
Jelas bahwa individu-individu menggunakan media massa karena didorong oleh motif, begitu juga dalam menonton
tayangan stand up comedy indonesia, penonton memiliki motif dan alasan yang berbeda-beda untuk memuaskan kebutuhan
mereka. Hal ini karena orang secara aktif mencari media tertentu dan isi tertentu untuk menghasilkan kepuasan tertentu. Orang
aktif karena mereka mampu untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai jenis media untuk mencapai tujuan komunikasi Richard
Wes, 2008 : 101.
McQuail, Blumler, Brown 1972 menyatakan bahwa “pengguna media dapat dikategorikan dalam empat pembagian
dasar : pengalihan perhatian, hubungan personal, identitas personal, dan pengawasan. Diantara kategori yang diidentifikasi
oleh individu-individu adalah kebutuhan yang dihubungkan dengan memperoleh informasi atau pengetahuan, kesenangan,
status, memperkuat hubungan, dan pelarian.”
7. Motif Menonton
Pengertian motif merujuk pada pendapat Sperling 1982:187 yaitu motif merupakan suatu kecenderungan untuk melakukan aktifitas,
yang berasal dari dorongan dalam diri drive dan diakhiri dengan penyesuain diri dimana penyesuain ini dikatakan untuk memuaskan
motif.
Menurut McQuail dkk, kebutuhan berasal dari “pengalaman sosial” dan media massa terkadang dapat membantu membangkitkan
khalayak terhadap kesadaran akan kebutuhan tertentu yang
berhubungan dengan situasi sosialnya. Informasi atau hiburan bukan sebagai sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang, melainkan sebagai
sesuatu yang digunakan untuk memuaskan suatu kebutuhan atau hasrat pribadi yang dalam motif timbul karena adanya motivasi.
Motivasi adalah pernyataan dari dalam berupa gerakan yang yang berhubungan dengan tingkah laku yang sering muncul sebelum
bertingkah laku, hubungan motivasi dan tingkah laku berdekatan. Konsep motivasi yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dapat
diklasifikasikan sebagi berikut : 1 Seseorang senang terhadap sesuatu, apabila ia dapat
mempertahankan rasa senangnya maka akan termotivasi untuk melakukan kegiatan itu.
2 Apabila orang merasa yakin mampu mengahadapi tantangan maka biasanya orang terdorong melakukan
kegiatan tersebut. Sumber utama munculnya motif adalah dari rangsangan
stimulus perbedaan situasi sekarang dan situasi yang akan datang, sehingga tanda perubahan tersebut tampak pada
adanya perbedaan afektif munculnya motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan. Dapat disimpulakan bahwa
motif adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan perubahan tingakah laku.
Motif-motif menonton televisi berpegang pada asumsi teori “Uses and gratifications”. Teori ini merupakan pergeseran fokus
dari tujuan komunikator ke tujuan komunikan. Teori ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak.
“ teori uses and gratification menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap
dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya ialah pada
khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Dalam asumsi ini menurut bumler
1979 tersirat pengertian bahwa komunikasi massa berguna utility, konsumsi media diarahkan oleh motif intentionally, dan
perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi selectivity, dan bahwa khalayak sebenarnya kepala batu
stubborn dalam Rahmat, 2005 : 65 Menurut pendirinya, Elihu Kattz, Jay G. Blumler, Michael
Gurevitch, uses and gratification meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media
massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan atau keterlibatan pada kegiatan lain , dan
menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak diinginkan. Mereka juga
merumuskan asumsi-asumsi dasar teori ini rahmat,2003:205 :
1 Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
Dewasa ini penerima komunikasi massa semakin dianggap sebagai khalayak aktif. Schramm dan Roberts 1987
melukiskan mengenai khlayak komuniaksi massa ini bahwa : “ suatu khalayak yanga sangat aktif mencari apa yang
meraka inginkan, menolak lebih banyak isi media daripada menerimanya,
berinteraksi dengan
anggota-anggota kelompok yang mereka masuki dengan isi media yang
mereka terima, dan sering menguji pesan media dengan membicarakannya
dengan orang-orang
lain atau
membandingkannya dengan isi media lainnya”. dalam Mulyana, 2001 :209
2 Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuas kebutuhan dengan pemilihan media
terletak pada khalayak. 3 Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber yang
lain untuk memuaskan kebutuhannya. 4 Banyak tujuan pemilihan media massa disimpuakan dari
data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang yang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan
dan motif pada situasi tertentu.
5 Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus di tangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi
khalayaknya. Katz dan kawan-kawan 1974 dan Dennis McQuail 1975
menggambarkan logika yang mendasari penelitian terhadap Uses and Gratification.
Table 1.2 Model “Uses and Gratification”
Faktor sosial psikologis
Menimbulkan 1
Kebutuhan yang
melahirkan 2
Harapan- harapan
terhadap media massa
atau sumber lain
yang mengarah
pada 3-4 Berbagai Pola
Penghadapan Media 5
Menghasilkan gratifikasi
kebutuhan 6
Konsekuensi lain
yang tidak
diinginkan 7
Teori Uses and Gratification menghubungkan kepuasan akan kebutuhan pada pilihan terhadap sebuah media yang berada ditangan
khalayak, karena orang adalah agen yang aktif, sehingga mereka mengambil inisiatif. Motif menonton tayangan stand up comedy Indonesia di Kompas tv
ketika mereka ingin mendapatkan informasi sekaligus hiburan . Secara lebih konkrit, model Uses and Gratification adalah meneliti tentang asal mula
kebutuhan secara psikologis dan sosial yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain yang berlainan atau keterlibatan
pada kegiatan lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat- akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan Katz, Blumler
Gurevitch 1974 dalam Jalaludin 1989:197. Selain bagan diatas, bagan Rakhmat dibawah ini juga dapat membantu
untuk memahami pendekatan uses and gratifications :
Gambar 1.2 Model “Uses and Gratification” Rakhmat
Anteseden Motif Penggunaan Efek Media
- Variabel Individu - Kognitif
- Hubungan - Kepuasan
- Variabel - Diversi - Macam
- Pengetahuan Lingkungan
- Personal identity - Hubungan isi - Dependensi
Dengan kata lain, teori Uses and Gratification menjelaskan tentang khalayak yang pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan
motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Apabila motif dapat terpenuhi maka kebutuhan khalayak juga akan
terpenuhi. Oleh karena itu khalayak secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya, khalayak dengan aktif dan selektif
menerima terpaan dari media massa yang sampai kepadanya, akan tetapi khalayak tidak begitu saja menerima semua terpaan yang sampai.
Berkaitan dengan judul Motif Mahasiswa Menonton Tayangan Stand Up Comedy Indonesia di Kompas TV dan dengan penjelasan teori
diatas, maka peneliti dapat berkesimpulan bahwa ketika khayalak mempunyai keinginan menonton Stand Up Comedy Indonesia, sebenarnya
keinginan tersebut muncul karena didasari adanya suatu motif-motif tertentu. Karena adanya berbagai macam motif itulah, maka khalayak
merasa dipuaskan oleh Tayangan Stand Up Comedy Indonesia tersebut. Sehingga kebutuhan mereka akan terpenuhi.
E. Defenisi Konseptual
Definisi konseptual adalah batasan tentang pengertian yang diberikan peneliti terhadap variabel-variabel konsep yang hendak diukur, diteliti
dan digali datanya Hamidi, 2010:141. Motif
Motif merupakan sesuatu yang ada pada diri individu yang menggerakkan atau membangkitkan sehingga individu itu berbuat sesuatu.
Motif timbul karena adanya kebutuhan, kebutuhan dapat dipandang sebagai kekurangan adanya sesuatu, dan ini menuntut segera
pemenuhannya, agar segera mendapatkan keseimbangan. Berikut ini adalah macam-macam motif berdasarkan beberapa ahli
komunikasi: 1. Menurut Katz, Gurevicth dan Haas 1974 dalam Rakhmat 2007:66,
mereka membagi macam-macam motif menjadi :
a Motif Unifungsional hasrat melarikan diri, kontak sosial, atau bermain
b Motif Bifungsional informasi-edukasi, fantastistescapist, atau gratifikasi segera-tertangguhkan, empat-fungsional diversi,
hubungan personal, identitas personal, dan surveillance; atau surveillance,
korelasi, hiburan,
transmisi budaya,
dan multifungsional.
2. Menurut Blumler dalam Rakhmat 2006:66, motif ada 3 orientasi yaitu:
a Orientasi kognitif kebutuhan bukan informasi, surveillance, atau eksplorasi realitas.
b Diversi kebutuhan akan pelepasan sari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.
c Identitas personal yakni, “menggunakan isi media untuk memperkuatmenonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan
atau situasi khalayak sendiri”. 3. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis-jenis motif yang
dijabarkan dalam Nurudin 2007:194-195, yaitu: a Motif Kognitif
Yaitu motif kebutuhan yang berhubungan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan.
b Motif Afektif Yaitu motif yang berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.
c Motif Integrasi Sosial Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak
dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.
d Motif Integrasi Personal Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas,
kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Hal itu bisa diperoleh dari hasrat akan harga diri.
e Motif Pelepasan Ketegangan Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan
tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.
F. Defenisi Operasional