Kriteria Wajib Patuh Kepatuhan Wajib Pajak 1. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak

27 a. Wajib pajak patuh dapat mengajukan permohonan pengembalian Kelebihan pembayaran pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan atau surat tersendiri, dan kepadanya diterbitkan Surat keputusan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak. b. Wajib pajak patuh yang tidak menghendaki diterbitkan surat keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan pajak harus membuat pernyataan tertulis bersamaan dengan permohonannya. c. Setelah melakukan penelitian, kepala kantor pelayanan pajak menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak SKPPKP paling lambat tiga bulan untuk Pajak Penghasilan dan satu bulan untuk Pajak Pertambahan Nilai, sejak permohonan diterima dengan lengkap. d. Apabila setelah lewat jangka waktu tersebut di atas, surat Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak SKPPKP belum diterbitkan maka kepala kantor pelayanan pajak menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, paling lama tujuh hari kerja setelah jangka waktu tersebut berakhir.

3. Kriteria Wajib Patuh

Wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak sebagai wajib pajak yang memenuhi kriteria tertentu dimaksud dalam keputusan Mentri Keuangan Nomor 544KMK.042000 tentang kriteria wajib pajak patuh yang dapat diberikan pendahuluan kelebihan pembayaran pajak sebagaimana diubah dengan 28 Keputusan Mentri Keuangan Nomor 235KMK.032003, bahwa kriteria wajib pajak diantaranya sebagai berikut: a. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT Tahunan dalam 2 terakhir. b. Dalam tahun terakhir Penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari 3 masa Pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berurut-urut. c. SPT masa tanggal terlambat terlambat itu disampaikan tidak lewat batas dari batas waktu penyampaian SPT masa berikutnya. d. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh perizinan untuk menunda pembayaran pajak, Tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan SPT yang diterbitkan untuk 2 masa Pajak terakhir. e. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindakan pidana di bidang perpajakan dalam waktu 10 tahun. f. Dalam laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau badan pengawas keuangan dan pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pengecualian sepanjang pengecualian tidak mempengaruhi laba rugi fiskal. Laporan audit harus disusun dalam bentuk panjang Long Form Report, Menyajikan rekonsiliasi laba rugi komersial dan fiskal. g. Dalam hal laporan keuangan wajib pajak tidak diaudit oleh Akuntan Publik, maka wajib pajak harus mengajukan permohonan tertulis paling lambat 3 bulan sebelum tahun buku berakhir, untuk dapat ditetapkan sebagai wajib pajak patuh ditambah syarat 29 menyelenggarakan pembukuan selama 2 tahun terakhir dan wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan Pajak. Apabila dalam 2 tahun terakhir terhadap wajib pajak pemeriksaan Pajak, maka koreksi untuk pajak terutang tidak lebih dari 10. Wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang taat dan memenuhi serta melakasanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan peraturan pelaksanaan yang berlaku. Predikat wajib pajak patuh mengandung arti disiplin dan taat, tidak sama dengan wajib pajak yang berpredikat pembayar pajak dalam jumlah yang besar. Karena pembayar Pajak terbesar belum tentu memenuhi kriteria sebagai wajib pajak patuh meskipun memberikan kontribusi besar pada negara jika masih memiliki tunggakan maupun keterlambatan penyetoran dan pelaporan pajaknya.

E. Keterkaitan Antar Variabel 1. Pegaruh Struktur organisasi terhadap kepatuhan waib pajak

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Pengaruh reformasi administrasi perpajakan, pengetahuan dasar wajib pajak tentang perpajakan, dan kesadran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak : studi empiris Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Jakarta Selatan

3 25 146

Analisis Pengaruh Motivasi Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak : Studi Kasus Pada KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Satu

10 70 112

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 3 14

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKANTERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 2 18

PENDAHULUAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 2 10

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar di KPP Pratama Pati).

0 2 17

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi PerpajakanModern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota Surakarta.

0 1 17

Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees.

0 0 22

Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan terhadap Kualitas Pelayanan Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak (Survei terhadap Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

0 1 18