Analisis pengaruh reformasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada kantor pelayanan pajak (KPP) Jakarta Tanah Abang Satu

(1)

i

ANALISIS PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI

PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) JAKARTA

TANAH ABANG SATU

Oleh: FITRIAH NIM : 103082029340

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii

ANALISIS PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI

PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) JAKARTA

TANAH ABANG SATU

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

FITRIAH

NIM : 103082029340

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si

NIP. 1957.0617.198503.1.002 NIP. 1976.0924.200604.2.003

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

iii

Hari ini Rabu Tanggal 23 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sebelas telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Fitriah NIM : 103082029340 denagan judul Skripsi

”ANALISIS PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) JAKARTA TANAH ABANG SATU”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Maret 2011

Tim Penguji Ujian Skripsi

Prof. Dr. Abdul hamid, MS Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Rahmawati, SE., MM Ketua Sekretaris

Yusroh Rahmah, SE., M.Si Penguji Ahli


(4)

iv

Hari Jum’at 5 September Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Fitriah NIM : 103082029340 dengan judul Skripsi

”ANALISIS PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) JAKARTA TANAH ABANG SATU”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 5 September 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA Dr. Amilin, SE.,Ak., M.Si Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli


(5)

v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Fitriah

NIM : 103082029340

Jurusan : Akuntansi / Perpajakan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Tanah Abang Satu”, adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan saduran dari hasil karya atau hasil penelitian pihak lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau saduran maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 18 Maret 2011


(6)

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fitriah

Tempat/Tanggal Lhir : Jakarta, 03 Juli 1985

Alamat : Jl. H. Soleh I Rt.007/08 No. 5 Kampung Kecil Sukabumi Selatan Kebon Jeruk Jakarta Barat No. Telp/ Hp : 021- 9719 3838

Email : fitriah_@yahoo.co.id

Ayah : H. Saumun (alm)

Ibu : Hj. Hasunah

Kebangsaan : Indonesia

Pendidikan :

1991-1997 SDI Al Falah Jakarta 1997-2000 MTs. Al Falah Jakarta 2000-2003 MA. Al Falah Jakarta

2003-2011 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fak. Ekonomi dan Bisnis, Jur. Akuntasi


(7)

vii

THE IMPACT ANALYSIS OF TAX ADMINISTRATION REFORM TO TAXPAYER COMPLIANCE AT TAX OFFICE (KPP) JAKARTA TANAH

ABANG SATU

Written By: Fitriah

ABSTRACT

The objective of this research is to impact analysis of tax administration reform in organization structure, procedure, strategy, and culture, to taxpayer compliance.

This research was conducted at Tax Office (KPP) Jakarta Tanah Abang Satu by distributing questioners to 100 samples from individual taxpayers. Samples determination technique used in this research was random sampling method. Analysis method used was double linear regression using SPSS 17.00 tool.

The research result based on statistic t test shows that organization structure has significant influence to the taxpayer compliance. Organization procedure has no significant influence to the taxpayer compliance. Organization strategy had significant influence to the taxpayer compliance. Organization culture has significant influence to the taxpayer compliance. Simultaneously shows that organization structure, procedure, strategy, and culture have significant influence to the taxpayer compliance. Determinant coefficient shows that R Square Adjusted (R) value is 0.327. It means that the influence of organization structure, procedure, strategy, and culture, to the taxpayer compliance is 32.7%, and the remaining 67.3% (100%-32.7%=67.3%) is influenced by other factors. It means that It can be concluded from this research, that there is a positive influence between tax administration reform to the taxpayer compliance.

Keyword: Organization structure, organization procedure, organization strategy, organization culture, and taxpayer compliance


(8)

viii

ANALISIS PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) JAKARTA TANAH ABANG SATU

Oleh:Fitriah

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh reformasi administrasi perpajakan dari aspek struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi terhadap kepatuhan wajib pajak.

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Tanah Abang Satu dengan mengambil 100 sampel dari wajib pajak pribadi, dengan menyebarkan kuesioner sebagai data primer. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini diambil secara Random Sampling. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda menggunakan alat bantu SPSS 17.00.

Hasil penelitian berdasarkan uji t statistik menunjukkan bahwa struktur organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Prosedur organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Strategi organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dan budaya organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Secara simultan struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai R Square Adjusted (R) adalah sebesar 0.327. Hal ini berarti bahwa pengaruh struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi terhadap kepatuhan wajib pajak adalah sebesar 32.7% dan sisanya 67.3% (100% - 32.7% = 67.3%) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Berarti penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara reformasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Kata Kunci: struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, budaya organisasi, dan kepatuhan wajib pajak.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Tiada kalimat yang pantas menghiasi karya tulis ini melainkan kalimat tahmid dan puji syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah meggerakkan hambanya untuk berkarya dan yang telah mengkaruniakan rahmat kepada hamba-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana .

Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada makhluk yang mulia, yaitu Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya dan Sahabatnya serta pengikutnya yang senantiasa menjalankan sunnah- sunnahnya.

Penulis hanya bisa menyampaikan untaian terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsih baik bimbingan, arahan, tuntunan serta moril maupun materiil, dan segala bentuk apapun yang sangat berarti bagi penulis. Untaian terima kasih dari lubuk hati yang tulus penulis sampaikan kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Bapak dan Ibu dengan dukungan kasih sayang serta do’a yang berharga, cucuran keringat dan air mata yang selalu tercurah untuk penulis. Kakak- kakak ku tersayang dan keluarga besar (Alm) H. Saumun bin H. Maidi, terima kasih atas do’a dan dukungannya selama ini.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., selaku dosen Pembimbing I dan Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang di tengah kesibukannya, telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, saran dan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., Msi, selaku Dosen Pembimbing II dan Sekretaris Jurusan Ekonomi dan Ilmu Sosial, yang ditengah kesibukannya juga telah


(10)

x

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, saran dan motivasi yang membangun demi selesainya skripsi ini.

4. Ibu Rahmawati, SE.,MM, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah mentransfer Ilmunya yang tak ternilai harganya selama ini.

6. Segenap Staf Akademik, bag. Umum, Keuangan dan Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, terima kasih atas bantuannya.

7. Tak lupa kepada sosok lelaki pujaan, lelaki terbaik ”Nurhadi, S.S” yang selalu menemani hari-hari penulis dikala kesusahan dan kesenangan, terima kasih ya aa, untuk cinta, perhatian, motivasi, dukungan, kesabaran, serta ilmu dan pelajaran hidup yang berarti.

ﻰﻤﺴﺟ حور ﺎﯾ ﻰﻨﯿﻋ رﻮﻧ ﺎﯾ

#

روﺮﺴﻟا ﻰﻨﻋ بﺎﻏ ﺖﺒﻏ ﺬﻨﻣ

ﻰﻤﻔﺑ تﺎﻤﻠﻜﻟا هﺬھ ﮫﻟ ﻞﻗأ م

#

ﻰﻧاﺮﻈﻨﺑ ﮫﺘﻠﻗ ﻦﻜﻟو

(“Wahai cahaya mataku…., wahai buah jantungku! Semenjak engkau tiada di sampingku, hilang lenyaplah segala kegembiraanku…. Aku tidak mengatakan ucapan-ucapan ini kepadanya dengan mukulutku, tetapi aku mengucapkannya dengan pandangan-pandanganku”).

8. Mahasiswa angkatan 2003 jurusan Akuntansi, khususnya Sahabat-sahabat terbaikku ”Hujati, Yuyun Yulianah, Devi Oktafianti, Fazriah, SE., Fauzan, Astari Budi Arfani, SE., Fulail, SE., Aulia Rahman (pak Rt..), terima kasih atas dorongan, saran dan motivasi nya ya. I Love U Full...”.

9. Teruntuk Tuti dan keluarga besar Hujati, SE., terima kasih atas bantuan SPSS nya y..^_^


(11)

xi

10. Segenap Guru- guru PAUD Sholeh Al Ma’mur, yang selalu menegor diriku kapan kamu lulus Piet...? dan selalu memberikan keriangan dikala diriku sedih dan dalam keadaan susah...

11. Dan semua pihak yang telah membantu dengan penuh keikhlasan dalam penyelesaian skripsi ini yang tak sempat di sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT membalasnya dengan karunia dan rahmatnya. Amin Ya Rabbal ’Alamin.

Jakarta, 18 Maret 2011

Fitriah


(12)

xii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPREHENSIF ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6


(13)

xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perpajakan ... 8

1. Pengertian Pajak ... 8

2. Fungsi Pajak ... 10

3. Syarat Pemungutan Pajak ... 10

4. Tata Cara Pemungutan pajak ... 12

5. Pengertian Wajib Pajak ... 14

6. Kewajiban dan Hak Wajib Pajak ... 14

B. Reformasi Administrasi Perpajakan ... 15

1. Pengertian Reformasi Perpajakan... 15

2. Pengertian Administrasi Perpajakan (Tax Administration) ... 17

3. Reformasi Administrasi Perpajakan ... 20

C. Dimensi Reformasi Administrasi Perpajakan ... 21

1. Struktur Organisasi ... 21

2. Prosedur Organisasi ... 22

3. Strategi Organisasi ... 22

4. Budaya Organisasi ... 24

D. Kepatuhan Wajib Pajak ... 25

1. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak ... 25

2. Manfaat Sebagai Wajib pajak Patuh ... 26

3. Kriteria Wajib patuh ... 27


(14)

xiv

1. Pengaruh Struktur Organisasi terhadap kepatuhan Wajib Pajak ... 29

2. Pengaruh Prosedur Organisasi terhadap Kepatuhan wajib Pajak ... 30

3. Pengaruh Strategi Organisasi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 31

4. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ... 32

F. Kerangka Pemikiran ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 35

B. Metode Penentuan Sampel ... 35

C. Metode Pengumpulan Data ... ... 36

D. Metode Analisis ... 37

1. Analisis Data ... 37

2. Uji Kualitas Data ... 38

a. Uji Validitas ... 38

b. Uji Reliabilitas ... 38

3. Uji Asumsi Klasik ... 39

a. Uji Normalitas ... 39

b. Uji Multikolinieritas ... 39


(15)

xv

4. Uji Hipotesis ... 40

a. Uji t-statistik ... 40

b. Uji F Statistik ... 41

c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 42

E. Operasional Variabel Penelitian ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 48

1. Sejarah KPP Jakarta Tanah Abang Satu ... 48

2. Visi dan Misi KPP Jakarta Tanah Abang Satu ... 49

3. Tugas KPP Jakarta Tanah Abang Satu ... 49

4. Struktur dan Fungsi Organisasi KPP Jakarta Tanah Abang Satu ... 51

B. Hasil Uji Kualitas Data ... 55

1. Hasil Uji Validitas ... 55

2. Hasil Uji Reliabilitas ………... 58

C. Deskripsi Responden... 58

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 59

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 60

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 61

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 61


(16)

xvi

E. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 64

1. Hasil Uji Normalitas ...………... 64

2. Hasil UJi Multikolonieritas ... 65

3. HasilUji Heteroskedastisitas ... 66

F. Hasil Uji Hipotesis ... 67

1. Uji t Statistik ... ... 67

2. Uji F Statistik ... 70

3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 71

G. Pembahasan ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ... 74

B. Implikasi ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(17)

xvii

DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Halaman 3.1 Operasional Variabel ... 45

4.1 Hasil Uji Validitas Variabel Struktur Organisasi ... 55

4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Prosedur Organisasi ... 56

4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Strategi Organisasi ... 56

4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Organisasi ... 57

4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 57

4.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 58

4.7 Hasil Uji Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 59

4.8 Hasil Uji Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 60

4.9 Hasil Uji Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ... 60

4.10 Hasil Uji Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 61

4.11 Hasil Uji Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 62

4.12 Hasil Uji Deskripsi Statistik Jawaban Responden ... 62


(18)

xviii

4.14 Hasil Uji t-statistik ... 68

4.15 Hasil Uji F Statistik ... 70

4.16 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 71


(19)

xix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman 2.1 Skema Kerangka Pemikiran ... 33 4.1 Hasil Uji Normalitas menggunakan Grafik P-Plot ... 64


(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Keterangan Halaman 1 Dokumentasi Penelitian ... 77

a. Surat Keterangan Telah melakukan Penelitian ... 78

2 Kuesioner Penelitian ... 79

3 Daftar Jawaban Responden ... 87

4 Hasil Uji Statistik SPSS ... 93

a. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 94

b. Hasil Uji Validitas ... 94

c. Hasil Uji Reliabilitas ... 95

d. Hasil Uji Normalitas ... 96

e. Hasil Uji Multikolinieritas ... 97

f. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 97

g. Hasil Uji Hipotesis... 98


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pajak merupakan komponen penting penerimaan negara. Begitu besarnya kontribusi penerimaan pajak terhadap penerimaan negara sehingga penerimaan pajak dapat mempengaruhi jalannya roda pemerintahan. Reformasi perpajakan lebih banyak diartikan sebagai kebutuhan akan regulasi perpajakan yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan tarif pajak progresif, tetapi tidak tampak adanya upaya perubahan jaminan manfaat bagi wajib pajak dari pembayaran pajaknya. Ketiadaan jaminan ini menyebabkan kurang terjadinya perubahan kesadaran membayar pajak.

Reformasi perpajakan dan birokrasi perpajakan seharusnya diletakkan dalam kerangka reformasi anggaran (budgeting reform) secara menyeluruh dengan orientasi pada kepentingan rakyat sebagai pembayar pajak. Pemerintah perlu segera mengimplementasikan reformasi perpajakan, baik reformasi kebijakan perpajakan maupun reformasi administrasi perpajakan karena reformasi perpajakan menjadi elemen terpenting untuk mengubah citra sistem perpajakan Indonesia di kalangan dunia usaha di dalam maupun di luar negeri.

Pengelolaan penerimaan pajak dilakukan melalui reformasi perpajakan yang mencakup reformasi kebijakan dan administrasi.


(22)

2 Pemerintah melaksanakan reformasi perpajakan ini sebenarnya adalah untuk meningkatkan tax ratio. Namun tujuan itu tidak akan tercapai hanya dengan perubahan undang-undang saja. Harus disertai pembenahan administrasi yang dapat menumbuhkan kepatuhan wajib pajak dengan mengubah persepsi dan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak. Selain untuk meningkatkan tax ratio. Tujuan reformasi dan modernisasi adalah memberikan pelayanan yang lebih baik, nyaman, ramah, mudah, efisien, tidak berbelit-belit sehingga wajib pajak tidak beranggapan bahwa membayar pajak itu merupakan hal yang berbelit-belit yang harus dihindari.

Direktorat Jendral perpajakan menggulirkan reformasi administrasi perpajakan jangka menengah (3-5 tahun) dengan tujuan tercapainya, tingkat kepatuhan yang tinggi, tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi, dan produktivitas pegawai yang tinggi. Program dan kegiatan reformasi administrasi perpajakan memiliki ciri yang khusus antara lain struktur organisasi berdasarkan fungsi, perbaikan pelayanan bagi setiap wajib pajak melalui pembentukan complaint center untuk menampung keberatan wajib pajak.

Prosedur organisasi melalui perbaikan pelayanan satu pintu melalui Account Representative yang bertanggung jawab secara khusus melayani dan mengawasi administrasi perpajakan beberapa wajib pajak, penyederhanaan prosedur administrasi, meningkatkan standar waktu,


(23)

3 kualitas pelayanan dan pemeriksaan pajak dengan dukungan teknologi informasi modern dalam memberikan pelayanan, pengawasan, pemeriksaan dan penagihan pajak.

Strategi organisasi dengan kampanye sadar dan peduli pajak, simplifikasi administrasi perpajakan, intensifikasi penerimaan pajak. Budaya organisasi melalui perbaikan program penerapan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance) dicirikan oleh adanya kode etik pegawai. Pemberian Tunjangan Kegiatan Tambahan (TKT) kepada pegawai pajak, fasilitas perkantoran modern.

Sistem administrasi perpajakan yang baik merupakan faktor kunci keberhasilan pelaksanaan kebijakan perpajakan. Selain itu, visi yang jelas dan definitif serta rencana dan strategi yang tepat juga mutlak diperlukan untuk mengawal keberhasilan penerimaan pajak. Singkatnya, definisi yang jelas tentang pembaruan sistem administrasi perpajakan serta rencana dan strategi yang dirancang secara rinci dan cermat merupakan faktor yang sangat menentukan tercapainya realisasi penerimaan pajak yang sesuai dengan kebutuhan.

Kepatuhan wajib pajak (tax complience) dapat diidentifikasi dari kepatuhan wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan menyetorkan kembali surat pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang, dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. isu kepatuhan menjadi penting karena ketidakpatuhan secara bersamaan


(24)

4 akan menimbulkan upaya menghindarkan pajak yang mengakibatkan berkurangnya penyetoran dana pajak ke kas negara. Dengan adanya perbaikan administrasi perpajakan diharapkan dapat mendorong kepatuhan wajib pajak.

Penelitian ini didasari pada penelitian yang dilakukan oleh Satriyo (2007) yang membahas mengenai Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Setiabudi Satu. Menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh struktur organisasi terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan prosedur organisasi, strategi organisasi dan budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sofyan (2005) dengan judul penelitian mengenai Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Dilingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar. Menyatakan bahwa, pertama adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara modernisasi struktur organisasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Kedua, ditemukan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara modernisasi prosedur organisasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Ketiga, ditemukan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara modernisasi strategi 152 organisasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.


(25)

5 Keempat, ditemukan adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara modernisasi budaya organisasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak). Kelima, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara penerapan sistem administrasi perpajakan modern dari dimensi modernisasi struktur organisasi, modernisasi prosedur organisasi, modernisasi strategi organisasi, dan modernisasi budaya organisasi terhadap kepatuhan wajib pajak.

Dengan latar belakang di atas penulis tertarik membahas permasalahan yang serupa mengenai pengaruh reformasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak, namun dengan obyek penelitian yang berbeda yaitu pada KPP Jakarta Tanah Abang Satu, dan penulis juga tertarik ingin mengetahui seberapa besar wajib pajak yang terdapat pada KPP Jakarta Tanah Abang satu dalam mematuhi kewajiban perpajakannya setelah adanya reformasi administrasi perpajakan. Untuk itu penulis menelitinya dengan judul: Analisis Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Tanah Abang Satu.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


(26)

6 1. Apakah reformasi administrasi perpajakan yang diproksi oleh struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak secara parsial? 2. Apakah reformasi administrasi perpajakan yang diproksi oleh struktur

organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak secara simultan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis reformasi administrasi perpajakan yang diproksi oleh struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak secara parsial.

b. Untuk menganalisis reformasi administrasi perpajakan yang diproksi oleh struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak secara simultan.


(27)

7

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, penulis mengharapkan agar hasilnya dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan antara lain:

a. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi, nyaman, ramah, mudah, efisien, dan tidak berbelit-belit terhadap wajib pajak.

b. Bagi peneliti lainnya

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah informasi dan wawasan bagi yang membutuhkan tentang reformasi administrasi perpajakan.

c. Bagi peneliti

Dapat memperluas pemahaman dan menambah pengetahuan tentang reformasi administrasi perpajakan.


(28)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perpajakan

1. Pengertian Pajak

Menurut Soemitro dalam Resmi (2005:1), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Pengertian tersebut kemudian disempurnakan sehingga berbunyi, pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplusnya” digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.

Menurut Djajadiningrat dalam Resmi (2005:1), pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan suatu hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan secara umum. Menurut Feldmann dalam Resmi (2005:2), pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya


(29)

9 kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.

Menurut Resmi (2005:2) dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa:

a. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontrapretasi individual oleh pemerintah.

c. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

d. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public investment.

Berdasarkan pada pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak, adalah:

a. Pajak peralihan kekayaan dari orang atau badan ke pemerintah. b. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang.

c. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi secara langsung dari negara.

d. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukkannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai investasi publik.


(30)

10 e. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupu pemerintah

daerah.

f. Pajak dapat dipungut secara langsung atau tidak langsung.

g. Pajak dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dari pemerintah.

2. Fungsi Pajak

Dalam Resmi (2009:3), terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan negara) dan fungsi regulerend (mengatur).

a. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan dana yang diperlukan pemerintah untuk membiayai pengeluaran belanja negara yang berguna untuk kepentingan masyarakat.

b. Fungsi Regulerend (Mengatur)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk memberikan kepastian hukum terutama dalam menyusun undang-undang dan perlu diusahakan agar ketentuan yang dirumuskan jangan sampai dapat menimbulkan interprestasi yang berbeda antara fiskus dan wajib pajak.

3. Syarat Pemungutan Pajak

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak memerlukan syarat-syarat sebagai berikut (Mardiasmo, 2008:2):

a. Pemungutan pajak harus adil sesuai dengan tujuan hukum (syarat keadilan).


(31)

11 Adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sementara adil dalam pelaksanaannya, yakni dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.

b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat yuridis). Pajak diatur dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 2. Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya.

c. Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomi).

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi ataupun perdagangan sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat.

d. Pemungutan pajak harus efisien (syarat financial).

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.

Sistem pemungutan perpajakan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah dipenuhi dalam undang-undang perpajakan yang baru.


(32)

12

4. Tata Cara Pemungutan Pajak

a. Asas-asas Pemungutan Pajak

Menurut Waluyo dan B. Ilyas (2003:14) asas-asas pemungutan pajak sebagaimana dikemukakan oleh Adam Smith dalam buku An inquiri into the Nature and Cause of the Wealth of Nations menyatakan bahwa pemungutan pajak hendaknya didasarkan pada Equality, Certainty, Convenience, dan Economy.

1) Equality

Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai dengan manfaat yang diterima. Adil dimaksudkan bahwa setiap wajib pajak menyumbangkan uang untuk pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingannya dan manfaat yang diminta. 2) Certainty

Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena itu, wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak yang terutang, kapan harus dibayar, serta batas waktu penyampaian.

3) Convenience

Kapan wajib pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan wajib pajak sebagai


(33)

13 contoh pada saat wajib pajak memperoleh penghasilan. Sistem pemungutan pajak ini disebut Pay as You Earn.

4) Economy

Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban pajak bagi wajib pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang dipikul wajib pajak.

b. Sistem Pemungutan Pajak

Dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan pajak, yaitu Official assessment system, Self assessment system, dan With holding system (Resmi, 2009:11).

1) Official assessment system

Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

2) Self assessment system

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang wajib pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

3) With holding system

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang


(34)

14 terutang oleh wajib pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

5. Pengertian wajib pajak

Menurut Resmi (2009:21), wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau pemotongan pajak tertentu. Sementara itu menurut ketentuan undang-undang pajak penghasilan, maka setiap orang pribadi yang memiliki penghasilan diatas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) dalam setahun, akan dikukuhkan sebagai wajib pajak orang pribadi dan kepadanya akan diberikan NPWP. Bagi orang pribadi yang telah dikukuhkan sebagai wajib pajak orang pribadi, maka kepadanya berlaku kewajiban perpajakan sebagaimana yang telah disebutkan dalam kartu NPWP.

6. Kewajiban dan Hak Wajib Pajak

Kewajiban dan hak wajib pajak menurut Lubis (2006:45) adalah sebagai berikut:

a. Kewajiban Wajib Pajak

1) Mendaftarkan diri untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

2) Melaporkan usaha untuk mendapatkan Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP).


(35)

15 4) Kewajiban melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT).

5) Kewajiban melunasi pajak terutang.

6) Kewajiban menunjukkan surat kuasa hukum. b. Hak Wajib Pajak

1) Hak mengajukan keberatan. 2) Hak mengajukan banding.

3) Hak mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi).

4) Hak penundaan pemasukan SPT Tahunan. 7) Hak pembetulan Surat Pemberitahuan (SPT). 5) Hak mengangsur atau menunda pembayaran.

6) Hak mengajukan permohonan penghapusan sanksi administrasi.

B. Reformasi Administrasi Perpajakan 1. Pengertian Reformasi Perpajakan

Menurut Satriyo (2007) reformasi perpajakan adalah perubahan yang mendasar disegala aspek perpajakan. Reformasi perpajakan yang sekarang menjadi prioritas menyangkut modernisasi administrasi perpajakan jangka menengah (tiga hingga enam tahun) dengan tujuan tercapainya, pertama, tingkat kepatuhan sukarela yang tinggi. Kedua, kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi. Dan ketiga, produktivitas aparat perpajakan yang tinggi.


(36)

16 Menurut Gunadi dalam Sofyan (2005), reformasi perpajakan meliputi dua area, yaitu reformasi kebijakan pajak (tax policy) yaitu regulasi atau peraturan perpajakan yang berupa undang-undang perpajakan dan reformasi administrasi perpajakan. Reformasi administrasi memiliki tujuan utama, pertama, memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Kedua, untuk mengadministrasikan penerimaan pajak sehingga transparansi dan akuntabilitas penerimaan sekaligus pengeluaran pembayaran dana dari pajak setiap saat bisa diketahui. Dan ketiga, untuk memberikan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan pemungutan pajak, terutama adalah kepada aparat pengumpul pajak, kepada wajib pajak, ataupun kepada masyarakat pembayar pajak.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa: a. Reformasi perpajakan merupakan perubahan yang mendasar dari

segala aspek perpajakan.

b. Reformasi perpajakan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

c. Reformasi perpajakan memberikan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan pemungutan pajak.

d. Dengan adanya reformasi perpajakan tingkat kepatuhan wajib pajak, kepercayaan terhadap administrasi perpajakan, dan produktivitas aparat perpajakan semakin tinggi.

Saat ini wajib pajak sudah semakin kritis dalam melihat setiap perubahan kebijakan pemerintah terutama dalam bidang fiskal. Kondisi ini


(37)

17 mau tidak mau mengharuskan Direktorat Jendral Perpajakan untuk melakukan reformasi dibidang perpajakan. Sebagaimana yang menjadi sasaran sejak tahun 2002, bahwa reformasi perpajakan secara komperhensif sebagai satu kesatuan dilakukan terhadap tiga bidang pokok atau utama secara langsung menyentuh pilar perpajakan, yaitu

a. Bidang administrasi, yakni melalui modernisasi administrasi perpajakan.

b. Bidang peraturan, dengan melakukan amandemen terhadap Undang- Undang perpajakan.

c. Bidang pengawasan, membangun bank data perpajakan nasional.

2. Pengertian Administrasi Perpajakan (Tax Administration)

Menurut Mansury dalam Melisari (2008), administrasi perpajakan mengandung tiga pengertian, yaitu:

a. Suatu instansi atau badan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan pemungutan pajak.

b. Orang-orang yang terdiri dari pejabat dan pegawai yang bekerja pada instansi perpajakan yang secara nyata melaksanakan kegiatan pemungutan perpajakan.

c. Proses kegiatan penyelenggaraan pemungutan pajak yang ditata laksanakan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai sasaran yang telah digariskan dalam kebijakan perpajakan, berdasarkan sarana hukum yang ditemukan oleh undang-undang pajak yang efisien.


(38)

18 Sedangkan menurut Satriyo (2007), administrasi pajak dalam arti sempit merupakan penatausahaan dan pelayanan atas hak-hak dan kewajiban-kewajiban pembayaran pajak, baik penatausahaan dan pelayanan yang dilakukan di kantor pajak maupun ditempat wajib pajak, sedangkan administrasi pajak dalam arti luas meliputi fungsi, sistem dan organisasi atau kelembagaan. Sebagai suatu fungsi, administrasi perpajakan meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian perpajakan.

Sebagai suatu sistem, administrasi perpajakan merupakan seperangkat unsur (subsistem) yaitu peraturan perundang- undangan, sarana dan prasarana, dan wajib pajak yang saling berkaitan yang secara bersama-sama menjalankan fungsi dan tugasnya untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan sebagai lembaga administrasi perpajakan merupakan institusi yang mengelola sistem dan mengelola proses perpajakan yang terwujud pada kantor pusat, wilayah, dan pelayanan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia juga merupakan salah satu tolak ukur kinerja administrasi pajak. Administrasi perpajakan memegang peranan yang sangat penting karena seharusnya bukan saja sebagai perangkat laws enforcement, tetapi lebih penting daripada itu, sebagai service point yang memberikan pelayanan prima kepada masyarakat sekaligus pusat informasi perpajakan.

Menurut Carlos A. Silvani dalam Melisari (2008), administrasi perpajakan dikatakan efektif apabila mampu mengatasi


(39)

masalah-19 masalah berikut: Wajib Pajak yang tidak terdaftar (unregistered taxpayers), Wajib Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (stopfiling taxpayers), Penyelundup pajak (tax evaders), Penunggak pajak (delinquent taxpayers).

a. Wajib Pajak yang tidak terdaftar (unregistered taxpayers)

Artinya, sejauh mana administrasi pajak mampu mendeteksi dan mengambil tindakan terhadap masyarakat yang belum terdaftar sebagai wajib pajak walaupun seharusnya yang bersangkutan sudah memenuhi ketentuan untuk menjadi wajib pajak.

b. Wajib Pajak yang tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (stopfiling taxpayers)

Yaitu wajib pajak yang sudah terdaftar di administrasi kantor pajak, tetapi tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan. Administrasi pajak dituntut untuk dapat mengumpulkan data sekaligus menindaklanjutinya dengan meminimalkan kasus.

c. Penyelundup pajak (tax evaders)

Yaitu wajib pajak yang melaporkan pajak lebih kecil dari yang seharusnya menurut ketentuan perundang – undangan perpajakan. Sistem self assessment yang sekarang berlaku memang rentan menyebabkan terjadinya modus kejahatan seperti ini, karena sangat tergantung dari kejujuran wajib pajak.


(40)

20 d. Penunggak pajak (delinquent taxpayers)

Dari tahun ke tahun selalu ada tunggakan pajak yang terjadi, bahkan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Permasalahan ini seolah sudah menjadi benang kusut yang selalu dihadapi oleh otoritas pajak setiap tahunnya.

3. Reformasi Administrasi Perpajakan

Menurut Chaizi Nasucha dalam Satriyo (2007), reformasi administrasi perpajakan adalah penyempurnaan atau perbaikan kinerja administrasi, baik secara individu, kelompok, maupun kelembagaan agar lebih efisien, ekonomis, dan cepat. Agar reformasi administrasi perpajakan dapat berhasil, dibutuhkan:

a. struktur pajak disederhanakan untuk kemudahan, kepatuhan, dan administrasi.

b. strategi reformasi yang cocok harus dikembangkan.

c. komitmen politik yang kuat terhadap peningkatan administrasi perpajakan.

Melisari (2008) menyatakan bahwa elemen dasar reformasi administrasi perpajakan adalah:

a. komitmen politik yang berkelanjutan.

b. sifat yang mampu berkonsentrasi terhadap pekerjaan dalam jangka panjang.

c. strategi yang tepat untuk didefinisikan dengan baik karena tidak ada strategi yang cocok untuk semua negara.


(41)

21 d. pendidikan dan pelatihan pegawai.

e. tersedia dana dan sumber daya lain yang cukup.

C. Dimensi Reformasi Administrasi Perpajakan

Menurut Nasucha dalam Satriyo (2007), empat dimensi reformasi administrasi perpajakan, yaitu:

1. Struktur Organisasi

Mengutip Adi Wisatra (1998), dalam penelitian Sofyan (2005) bahwa struktur organisasi adalah unsur yang berkaitan dengan pola-pola peran yang sudah ditentukan dan hubungan antar peran, alokasi kegiatan kepada sub unit-sub unit terpisah, pendistribusian wewenang di antara posisi administratif, dan jaringan komunikasi formal.

Menurut Robinson dalam Satriyo (2007), Struktur organisasi mengandung pengertian tentang bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.

Menurut Amirullah dan Budiyono dalam Satriyo (2007) struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem jaringan kerja terhadap tugas-tugas, sitem pelaporan, dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dan kelompok. oleh karena itu, sebuah stuktur organisasi hendaknya mengalokasikan pekerjaan melalui sebuah divisi pekerjaan dan menyediakan koordinasi dari hasil- hasil kinerja sehingga sasaran organisasi terlaksana dengan baik.


(42)

22 Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi adalah suatu sistem bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal berdasarkan peran yang sudah ditentukan agar sasaran organisasi terlaksana dengan baik.

2. Prosedur Organisasi

Lazzaro (2000) dalam Satriyo (2007), prosedur organisasi adalah perincian langkah-langkah dari sistem dan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan erat satu sama lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Sofyan (2005), prosedur organisasi berkaitan dengan proses komunikasi, pengambilan keputusan, Pemilihan prestasi, sosialisasi dan karier. sedangkan pembahasan dan pemahaman prosedur organisasi berpijak pada aktivitas organisasi yang dilakukan secara teratur.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur organisasi perincian langkah-langkah dari sistem yang berkaitan dengan proses komunikasi, pengambilan keputusan, Pemilihan prestasi, sosialisasi dan karier yang saling berhubungan erat satu sama lainnya untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Strategi Organisasi

Ariyanto dalam Satriyo (2007) mengutip dari “Advanced Strategic Management” strategi organisasi pada dasarnya untuk menciptakan “ fit “ atau “ macth “ antara kapabilitas internal organisasi dan peluang eksternal. Alat analisis untuk menciptakan “fit” atau “match” adalah analisis SWOT


(43)

23 (Stenghts, Weaknessess, Opportunities, Treats-kekuatan, kelemahan, kesempatan, ancaman )

Sofyan (2005), strategi organisasi dipandang sebagai siasat, sikap pandangan dan tindakan yang bertujuan memanfaatkan segala keadaan, faktor, peluang, dan sumber daya yang ada sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan berhasil dan selamat. Strategi berkembang dari waktu ke waktu sebagai pola arus keputusan yang bermakna.

Robbins dalam Satriyo (2007) menyebutkan dimensi strategi yang memperlihatkan yang banyak implikasinya terhadap struktur organisasi diantaranya. Inovasi, sampai sejauhmana organisasi dapat memperkenalkan suatu produk atau jasa yang baru. Deferensiasi, menciptakan kesetiaan kepada pelanggan dengan cara memenuhi kebutuhan tertentu secara khusus. Breadth, memperluas pasar yang dilayani. Cost Control, memeperhatikan sejauh mana organisasi mampu mengontrol biaya secara ketat.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa strategi organisasi merupakan siasat, sikap pandangan dan tindakan yang bertujuan memanfaatkan segala keadaan, faktor, peluang, dan sumber daya yang ada sedemikian rupa untuk menciptakan “ fit “ atau “ macth “ antara kapabilitas internal organisasi dan peluang eksternal melalui analisis SWOT (Stenghts, Weaknessess, Opportunities, Treats-kekuatan, kelemahan, kesempatan, ancaman).


(44)

24

4. Budaya Organisasi

Schermerhon (2001) dalam Satriyo (2007) Cultur atau budaya mengandung pengertian sebagai seperangkat kepercayaan, nilai dan pola prilaku yang dapat diterima oleh sekelompok orang.

Shcein (2001) dalam Satriyo (2007) menyatakan budaya organisasi didefinisikan sebagai sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dan mengarahkan prilaku anggota-anggota organisasinya. Suatu budaya yang kuat dapat mencapai hasil yang sama tanpa perlu dokumentasi tertulis.

Sofyan (2005) Budaya organisasi didefinisikan sebagai sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam organisasi dan mengarahkan prilaku anggota-anggotanya.

P.Robbins dan A.judge dalam Satriyo (2007) kultur organisasi (Organizational Culture) mengacu pada sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan pola prilaku dalam organisasi yang mengarahkan prilaku anggota-anggota organisasinya sehingga dapat diterima oleh sekelompok orang.


(45)

25

D. Kepatuhan Wajib Pajak

1. Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Safri Nurmantu dalam Sofyan (2005), kepatuhan perpajakan didefinisikan sebagai “suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya”. Terdapat dua macam kepatuhan, yakni: kepatuhan formal dan kepatuhan material.

a. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang perpajakan. Misalnya ketentuan batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh) Tahunan tanggal 31 Maret. Apabila wajib pajak telah melaporkan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan (SPT PPh) Tahunan sebelum atau pada tanggal 31 Maret maka wajib pajak telah memenuhi ketentuan formal, akan tetapi isinya belum tentu memenuhi.

b. Kepatuhan material, yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantif memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan. Kepatuhan material dapat meliputi kepatuhan formal. Wajib pajak yang memenuhi kepatuhan material adalah wajib pajak yang mengisi dengan jujur, lengkap, dan benar Surat Pemberitahuan (SPT) sesuai ketentuan dan menyampaikannya ke KPP sebelum batas waktu berakhir.


(46)

26 Menurut Nasucha dalam Sofyan (2005), kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan. Erard dan Feinstin (1994) seperti dikutip Chaizi Nasucha, menggunakan teori psikologi dalam kepatuhan wajib pajak, yaitu rasa bersalah dan rasa malu, persepsi wajib pajak atas kewajaran dan keadilan beban pajak yang mereka tanggung, dan pengaruh kepuasan terhadap pelayanan pemerintah.

Menurut Gunadi (2005) pengertian kepatuhan wajib pajak (Tax compliance) adalah bahwa wajib pajaknya sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan , investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun adminitrasi.

2. Manfaat Sebagai Wajib Pajak Patuh

Menurut Satriyo (2007), sebagai wajib pajak patuh, wajib pajak memperoleh banyak manfaat selain mendapatkan pengembalian pendahuluan restitusi juga merupakan citra manajemen. artinya penyelesaian permohonan restitusinya dalam jangka waktu tidak lebih dari satu bulan untuk PPN dan tiga bulan untuk PPh tanpa pemeriksaan pajak sebagaimana lazimnya. Memperoleh status wajib pajak patuh, butuh pengelolaan kewjiban perpajakan yang baik. Prosedur penyelesaian permohonan restitusi dilakukan sebagai berikut:


(47)

27 a. Wajib pajak patuh dapat mengajukan permohonan pengembalian Kelebihan pembayaran pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan atau surat tersendiri, dan kepadanya diterbitkan Surat keputusan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak.

b. Wajib pajak patuh yang tidak menghendaki diterbitkan surat keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan pajak harus membuat pernyataan tertulis bersamaan dengan permohonannya. c. Setelah melakukan penelitian, kepala kantor pelayanan pajak

menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) paling lambat tiga bulan untuk Pajak Penghasilan dan satu bulan untuk Pajak Pertambahan Nilai, sejak permohonan diterima dengan lengkap.

d. Apabila setelah lewat jangka waktu tersebut di atas, surat Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) belum diterbitkan maka kepala kantor pelayanan pajak menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, paling lama tujuh hari kerja setelah jangka waktu tersebut berakhir.

3. Kriteria Wajib Patuh

Wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Pajak sebagai wajib pajak yang memenuhi kriteria tertentu dimaksud dalam keputusan Mentri Keuangan Nomor 544/KMK.04/2000 tentang kriteria wajib pajak patuh yang dapat diberikan pendahuluan kelebihan pembayaran pajak sebagaimana diubah dengan


(48)

28 Keputusan Mentri Keuangan Nomor 235/KMK.03/2003, bahwa kriteria wajib pajak diantaranya sebagai berikut:

a. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT Tahunan dalam 2 terakhir. b. Dalam tahun terakhir Penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak

lebih dari 3 masa Pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berurut-urut. c. SPT masa tanggal terlambat terlambat itu disampaikan tidak lewat

batas dari batas waktu penyampaian SPT masa berikutnya.

d. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah memperoleh perizinan untuk menunda pembayaran pajak, Tidak termasuk tunggakan pajak sehubungan dengan SPT yang diterbitkan untuk 2 masa Pajak terakhir.

e. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindakan pidana di bidang perpajakan dalam waktu 10 tahun.

f. Dalam laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau badan pengawas keuangan dan pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa pengecualian atau dengan pengecualian sepanjang pengecualian tidak mempengaruhi laba rugi fiskal. Laporan audit harus disusun dalam bentuk panjang (Long Form Report), Menyajikan rekonsiliasi laba rugi komersial dan fiskal.

g. Dalam hal laporan keuangan wajib pajak tidak diaudit oleh Akuntan Publik, maka wajib pajak harus mengajukan permohonan tertulis paling lambat 3 bulan sebelum tahun buku berakhir, untuk dapat ditetapkan sebagai wajib pajak patuh ditambah syarat


(49)

29 menyelenggarakan pembukuan selama 2 tahun terakhir dan wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan Pajak. Apabila dalam 2 tahun terakhir terhadap wajib pajak pemeriksaan Pajak, maka koreksi untuk pajak terutang tidak lebih dari 10%.

Wajib pajak patuh adalah wajib pajak yang taat dan memenuhi serta melakasanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan peraturan pelaksanaan yang berlaku. Predikat wajib pajak patuh mengandung arti disiplin dan taat, tidak sama dengan wajib pajak yang berpredikat pembayar pajak dalam jumlah yang besar. Karena pembayar Pajak terbesar belum tentu memenuhi kriteria sebagai wajib pajak patuh meskipun memberikan kontribusi besar pada negara jika masih memiliki tunggakan maupun keterlambatan penyetoran dan pelaporan pajaknya.

E. Keterkaitan Antar Variabel

1. Pegaruh Struktur organisasi terhadap kepatuhan waib pajak

Menurut Robinson dalam penelitian Nasucha (2004), menyatakan bahwa struktur organisasi mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Pengaruh ini ditunjukan dengan rencana formal untuk menciptakan pembagian kerja yang efesien dari koordinasi yang efektif dari kegiatan-kegiatan anggota organisasi. Hal ini dipertegas oleh Zain (2003:31) kepatuhan wajib pajak adalah suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, yang mencerminkan dalam situasi


(50)

30 dimana wajib pajak paham dan berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar dan membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya. Berdasarkan penjelasan diatas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut. Ha1: Struktur organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan

wajib pajak.

2. Pengaruh prosedur organisasi terhadap kepatuhan wajib pajak

Lazzaro dalam Satriyo (2007), prosedur organisasi adalah perincian langkah-langkah dari sistem dan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan erat satu sama lainnya untuk mencapai tujuan tertentu, Prosedur organisasi mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Didukung dengan pernyataan Soemitro, secara umum teori tentang kepatuhan dapat digolongkan dalam teori paksaan dan teori konsesus. Menurut teori paksaan, orang mematuhi hukum karna adanya unsur paksaan dari kekuasaaan yang bersifat legal dari penguasa. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa paksaaan fisik yang merupakan monopoli penguasa adalah dasar terciptanya suatu ketertiban sebagai tujuan hukum. Sedangkan dari Teori Konsensus, dasar legalitas hukum. Teori inilah yang sejalan dengan upaya mewujudkan kepatuhan sukarela wajib pajak. Menurut Ismawan (2001), agar terciptanya kepatuhan sukarela ada babarapa faktor diantaranya, pelayanan yang baik, prosedur yang


(51)

31 sederhana dan mudah, pemantauan kepatuhan dan verifikasi yang efektif. Berdasarkan penjelasan diatas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut. Ha2: Prosedur organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak.

3. Pengaruh Strategi Organisasi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Sofyan (2005), strategi organisasi dipandang sebagai siasat, sikap pandangan dan tindakan yang bertujuan memanfaatkan segala keadaan, faktor, peluang, dan sumber daya yang ada sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan berhasil dan selamat.

Dari pernyatan diatas strategi organisasi mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan dapat diketahui melalui penyampaian informasi perpajakan dan penyuluhan perpajakan yaitu dengan penyusunan konsep antara lain program, sistem, dan metode yang sistematis, dan konferhensip, tingkatkan kualitas sumber daya manusianya dengan diklat penyuluhan perpajakan, Simplikasi administrasi perpajakan, Intensifikasi penerimaan pajak, untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Didukung Zain ( 2003 : 31), kepatuhan wajib pajak adalah suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan, yang tercermin dalam situasi dimana wajib pajak paham dan berusaha untuk memahami semua ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Berdasarkan penjelasan diatas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

Ha3: Strategi organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.


(52)

32

4. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Sofyan (2005), budaya organisasi didefinisikan sebagai sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam organisasi dan mengarahkan prilaku anggota-anggotanya. Stephen P. Robbins dan timoty A. Judge (2008) kultur organisasi (Organizational Culture) mengacu pada sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi-organisasi lainnya.

Budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan dapat diketahui melalui, penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional, antara lain melalui pelaksanaan fit and proper test secara ketat, penempatan pegawai yang disesuaikan dengan kapasitas dan kapabilitasnya, reorganisasi, kaderisasi, pelatihan dan program pengembangan self capacity, reward and punishmen, reformasi, nilai, moral, dan komitmen terhadap tugas. Didukung pernyataan Soemitro, tentang kepatuhan teori Konsensus berdasarkan legalitas hukum. Teori inilah yang sejalan dengan upaya mewujudkan kepatuhan sukarela wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak adalah suatu yang mununjukkan ketaatan serta kesadaran yang dimilki oleh wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Berdasarkan penjelasan diatas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

Ha4: budaya organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.


(53)

33

F. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian diatas, gambaran menyeluruh tentang analisis pengaruh reformasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Tanah Abang satu yang merupakan kerangka konseptual dalam peneltian ini adalah sebagai berikut.


(54)

34

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Analisis Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Tanah

Abang Satu

Struktur Organisasi (X1)

(Satriyo (2007) dan Sofyan (2005)) Reformasi Administrasi Perpajakan Kepatuhan Wajib Pajak (Y) (Satriyo (2007) dan Sofyan (2005))

Strategi Organisasi (X3)

(Satriyo (2007) dan Sofyan

(2005))

Prosedur Organisasi (X2)

(Satriyo (2007) dan Sofyan

(2005))

Budaya Organisasi (X4)

(Satriyo (2007) dan Sofyan

(2005))

Uji Model Regresi

Uji Asumsi Klasik Berpengaruh / Tidak

Berpengaruh

Uji Regresi Linear Berganda

Kesimpulan Uji Validitas dan

Reliabilitas

Interprestasi

Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji F statistik


(55)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Sampel penelitian ini adalah wajib pajak yang berada di lingkungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Tanah Abang Satu yang beralamat di Jl. Penjernihan No. 36 Jakarta Pusat 10350. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh reformasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.

B. Metode Penentuan Sampel

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode random sampling, yaitu metode pemilihan sampel secara acak sederhana memberikan kesempatan yang sama yang bersifat tak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel (Indriantoro, Nur dan B. Supomo, 2002:124). Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 responden. Kriteria pemilihan sampel adalah wajib pajak pribadi yang telah terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Tanah Abang Satu.


(56)

36

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) (Indriantoro, Nur dan B. Supomo, 2002:146). Dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan di KPP Jakarta Tanah Abang Satu, kuesioner diberikan langsung kepada wajib pajak yang terdaftar di KPP Jakarta Tanah Abang Satu.

Sementara teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penelitian Lapangan (Field Research). Langkah-langkah yang ditempuh untuk penelitian ini antara lain:

a.Observasi atau tinjauan

Melakukan tinjauan langsung ke KPP Jakarta Tanah Abang Satu untuk mendapatkan gambaran dilingkungan KPP yang berhubungan dengan reformasi administrasi perpajakan.

b.Wawancara atau interview

Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak terkait pada KPP. c.Kuesioner atau angket

Adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden.


(57)

37

D. Metode Analisis 1. Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linear Berganda dan untuk mempermudah pelaksanaan perhitungan maka penelitian ini akan menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Product and Service Solutions) for windows version 17.0. Persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan 4 (empat) variabel independen dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

Dimana:

Y = Kepatuhan wajib pajak X1 = Struktur organisasi X2 = Prosedur organisasi X3 = Strategi organisasi X4 = budaya organisasi

a = Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi untuk masing–masing variabel independen

e = Standart Error


(58)

38

2. Uji kualitas Data

a. Uji validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Dengan menggunakan prosedur seleksi item dengan cara menguji karakteristik masing-masing item yang menjadi bagian tes yang bersangkutan, item-item yang tidak memenuhi syarat kualitas tidak dapat diikutkan menjadi bagian tes. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation > dari r-tabel (Nugroho, 2005:68).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara mencobakan instrument sekali saja, kemudian yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Teknik yang digunakan adalah teknik koefisien Alpha Cronbach’s. koefisien ini merupakan koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan karena koefisien menggambarkan varians dari item-item baik untuk format benar atau salah atau bukan seperti format skala likert. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Alpha Cronbach’s > dari 0,60 (Nogroho, 2005:72)


(59)

39

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependennya memiliki distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolomogorov-Smirnov dalam program SPSS. Dalam pengambilan keputusannya adalah apabila sigma lebih besar daripada alpha (α). Dimana dalam penelitian ini alpha (α) yang digunakan adalah sebesar 0.05 (5%).

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah dengan perhitungan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang bebas dari multikolinieritas adalah yang mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan mempunyai angka tolerance lebih besar dari 0.1 (Ghozali, 2005:91).


(60)

40 c. Uji Heteroskedastisitas

Menururt Santoso dalam Satriyo (2007), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Sebaliknya jika varians bebeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat Scatterplot yang dihasilkan program SPSS dengan dasar pengambilan keputusan, jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4. Uji Hipotesis

a. Uji t-statistik

Uji t-statistik digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Rumusan hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:


(61)

41 1. Ho1= Struktur organisasi tidak mempunyai pengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak.

Ha1= Struktur organisasi mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Ho2= Prosedur Organisasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Ha2= Prosedur organisasi mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

3. Ho3= Strategi organisasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Ha3= Strategi organisasi mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

4. Ho4= Budaya organisasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Ha4= Budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan signifikansi kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah:

1. Jika signifikan > 0,05 maka Ha ditolak. 2. Jika signifikan < 0,05 maka Ha diterima.


(62)

42 b. Uji F Statistik

Uji hipotesis dengan uji F untuk mengetahui apakah variabel independen secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak dengan variabel dependen. Rumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

Ho5 = Struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi dan budaya organisasi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Ha5 = Struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi dan budaya organisasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan signifikansi, kriterianya adalah: 1. Jika signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak. 2. Jika signifikansi < 0,05 maka Ha diterima. c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi dapat diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasi. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.


(63)

43

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Struktur Organisasi adalah tentang bagaimana tugas kerja akan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.

b. Prosedur Organisasi adalah adalah perincian langkah-langkah dari sistem dan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan erat satu sama lainnya untuk mencapai tujuan tertentu.

c. Strategi Organisasi adalah siasat, sikap pandangan dan tindakan yang bertujuan memanfaatkan segala keadaan, faktor, peluang, dan sumber daya yang ada sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan berhasil dan selamat.

d. Budaya Organisasi adalah sistem penyebaran kepercayaan dan nilai– nilai yang berkembang dan mengarahkan prilaku anggota – anggota organisasinya. Suatu budaya yang kuat dapat mencapai hasil yang sama tanpa perlu dokumentasi tertulis.

e. Kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakan pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi.


(64)

44 1. Pengukuran Variabel

Operasional variabel penelitian adalah sebuah konsep yang mempunyai penjabaran dari variabel yang diterapkan dalam penelitian dan dimaksudkan untuk memastikan agar variabel yang ingin diteliti secara jelas dapat ditetapkan indikatornya. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah:

a. Variabel bebas atau independen

Variabel bebas atau independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Struktur Organisasi (X1) dalam hal ini, diukur dengan pembenahan fungsi pelayanan dan pemeriksaan, jalur pengawasan tugas dan pemeriksaan.

2. Prosedur Organisasi (X2) dalam hal ini, diukur dengan perubahan metode pelayanan dan pemeriksaan, inovasi proses, dan perubahan metode operasi.

3. Strategi Organisasi (X3) dalam hal ini, diukur dengan strategi financial.

4. Budaya Organisasi (X4) dalam hal ini, diukur dengan nilai dan norma.


(65)

45 b. Variabel terikat atau dependen

Variabel terikat atau dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak (Y) dalam hal ini diukur dari kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Pengukuran unsur reformasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi dilakukan dengan menggunakan kuesioner skala interval (likert) dimana komponen yang dipergunakan pertanyaan dengan kategori:

SS : Sangat Setuju dengan skor 5 S : Setuju dengan skor 4

KS : Kurang Setuju dengan skor 3 TS : Tidak Setuju dengan skor 2 STS : Sangat Tidak Setuju dengan skor 1

Tabel 3.1

Tabel Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Pengukuran Struktur

Organisasi (X1)

(Satriyo (2007))

Pembenahan fungsi pelayanan dan pemeriksaan

1. Pembagian tugas yang jelas

2. Spesifikasi tugas dan tanggung jawab 3. Kemudahan jalur

penyelesaian


(66)

46

Prosedur Organisasi (X2)

(Satriyo (2007))

Strategi Organisasi (X3)

(Satriyo (2007))

Budaya

Organisasi (X4)

(Satriyo (2007))

Jalur pengawasan tugas

Perubahan metode pelayanan dan pemeriksaan Inovasi proses Perubahan metode operasi Strategi finansial

Nilai dan norma

1. Tindakan pelanggaran 2. Pemberian sanksi

1. Penyederhanaan prosedur

1. Pelayanan pemeriksaan melalui komputerisasi

1. Penyederhanaan formulir 2. Waktu, volume

pelayanan dan pemeriksaan

3. Fasilitas yang memadai

1. Jumlah formulir 2. Biaya sosialisasi dan

penyuluhan

3. Perbandingan pelayanan dan pemeriksaan dengan permintaan publik

1. Pemahaman misi dan tanggung jawab organisasi

2. Tugas dan tanggung jawab dengan prosedur organisasi

3. Pandangan terhadap pelaksanaan pekerjaan 4. Identitas pekerjaan

Skala Interval

Skala Interval


(67)

47

Kepatuhan

Wajib Pajak

(Y)

(Satriyo (2007))

Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya

5. Kesesuaian tugas dan tanggung jawab

1. Kepemilikan NPWP 2. Penyampaian dan

pelaporan SPT

3. Menghitung PPh dengan benar

4. Membayar pajak terutang tepat waktu 5. Membayar kekurangan

pajak sebelum dibayar


(68)

74

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh reformasi administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Struktur organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sofyan (2005) namun tidak mendukung hasil penelitian Satriyo (2007).

2. Prosedur organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian Satriyo (2007) dan Sofyan (2005) yang menyatakan bahwa struktur organisasi mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

3. Strategi organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Satriyo (2007) dan Sofyan (2005) yang menyatakan bahwa strategi organisasi mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

4. Budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Satriyo (2007) dan Sofyan (2005) yang menyatakan


(69)

75 bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

5. Struktur organisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan dengan Satriyo (2007) dan Sofyan (2005).

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas implikasi yang mungkin bermanfaat. 1. Sebagai petunjuk bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) untuk lebih

mengoptimalkan dan lebih memperbaiki lagi reformasi administrasi perpajakan dari segi struktur oraganisasi, prosedur organisasi, strategi organisasi, dan budaya organisasi agar dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan meningkatkan penerimaan pajak. Sanksi perpajakan yang tegas dan netral terhadap wajib pajak yang melakukan kecurangan tanpa berpihak kepada siapapun sehingga masyarakat lebih percaya dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Menanamkan budaya kerja yang baik kepada petugas pajak dalam hal disiplin waktu dan bertanggung jawab terhadap tugas akan mendorong wajib pajak untuk patuh.

2. Bagi peneliti lainnya, penelitian ini dapat menjadi pertimbangan untuk lebih memperluas lingkup penelitian dengan menambah obyek penelitian yang lingkupnya tidak hanya di KPP Tanah Abang Satu saja, tetapi juga pada KPP yang lainnya, untuk lebih banyak menggunakan sampel,


(70)

76 menambah periode waktu penelitian, serta menambah indikator reformasi administrasi perpajakan, sehingga lebih dapat mempengauhi secara signifikan, dan hasil yang diperoleh lebih akurat.


(71)

77

DAFTAR PUSTAKA

Artikel diakses tanggal 6 Februari 2011, dari http://www.scribd.com/doc/23477409/Chapter-2.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbit-Undip, Semarang, 2005.

Gunadi. “Rasionalitas Reformasi Perpajakan”, artikel di akses tanggal 13 Februari 2011, dari http:///www.kanwil pajak khusus.Depkeu.go.id/content.asp.

Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Press, Jakarta, 2004. Indriantoro, Nur dan B. Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi

dan Manajemen”. BPFE, Yogyakarta, 2002.

Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran”. PT INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta, 2004.

Lubis, Irwansyah. “Hukum Pajak Indonesia”. YP2SDM, Jakarta, 2006. Mardiasmo. “Perpajakan edisi revisi 2008”. ANDI, Yogyakarta, 2008.

Melisari, Lisa Adha. “Pengaruh Penerapan Sistem Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak (MP3) dan Profesionalisme Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”. UIN, Jakarta, 2008.

Nugroho, Bhuono Agung. “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS”. ANDI, Yogyakarta, 2005.

Resmi, Siti. “Perpajakan: Teori dan Kasus”. Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Satriyo, Andika. “Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Setiabudi”. Universitas pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, 2007.

Sofyan, Marcus Taufan (2005). “Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor


(72)

78 Pelayanan Pajak Dilingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak”. Artikel diakses tanggal 6 Februari 2011, dari http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=&bih=&q=reforma si+administrasi+perpajakan+terhadap+kepatuhan+wajib+pajak&aq=f &aqi=&aql=&oq=&fp=53ae062ccc0227ab

Sugiono. “Statistik untuk Penelitian”. Alfabeta, Bandung, 2005.

Waluyo dan B. Ilyas, Wirawan. “Perpajakan Indonesia”. Salemba Empat, Jakarta, 2003.

Winardi. “Analisa Persepsi Aparat Pajak Mengenai Administrasi Perpajakan dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Hotel dan Restoran di DKI Jakarat”. UI, Jakarta, 2002.


(73)

79

LAMPIRAN 1

DOKUMENTASI


(74)

81

LAMPIRAN 2


(75)

82

Lembar Kuesioner

ANALISIS PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI

PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) JAKARTA

TANAH ABANG SATU

Oleh: FITRIAH NIM : 103082029340

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(1)

Variabel Strategi Organisasi (X3)

Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan

X31 0.454 0.374 valid

X32 0.882 0.374 valid

X33 0.901 0.374 valid

X34 0.779 0.374 valid

Variabel Budaya Organisasi (X4)

Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan

X41 0.832 0.381 valid

X42 0.923 0.381 valid

X43 0.950 0.381 valid

X44 0.925 0.381 valid

X45 0.818 0.381 valid

Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y)

Pertanyaan R hitung R tabel Keterangan

Y1 0.853 0.381 valid

Y2 0.844 0.381 valid

Y3 0.906 0.381 valid

Y4 0.863 0.381 valid

Y5 0.398 0.381 valid


(2)

(3)

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Struktur Organisasi .849 1.177 Prosedur Organisasi .415 2.412 Strategi Organisasi .490 2.041 Budaya Organisasi .351 2.846 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak


(4)

Hasil Uji Hipotesis

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.411 1.912 3.354 .001

Struktur Organisasi .162 .080 .181 2.024 .046 Prosedur Organisasi -.058 .102 -.072 -.563 .575 Strategi Organisasi .382 .175 .257 2.185 .031 Budaya Organisasi .331 .132 .350 2.514 .014 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 307.929 4 76.982 13.003 .000a

Residual 562.431 95 5.920

Total 870.360 99

a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Struktur Organisasi, Strategi Organisasi, Prosedur Organisasi


(5)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .595a .354 .327 2.43317 1.656

a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Struktur Organisasi, Strategi Organisasi, Prosedur Organisasi


(6)

STRUKTUR ORGANISASI

Sumber: Bagian Umum KPP Pratama Tanah Abang Satu

Kepala Kantor Tjahjono Djati Seputro

Seksi PDI Ernawati Kh.

Sub Bagian Umum Sirwanto

Seksi Pelayanan Yulita Kusmalasari

Seksi Ekstensifikasi Imam Teguh Suyudi Seksi Penagihan

T. Tirmizi

Seksi Pemeriksaan Lontas Marpaung

Seksi Waskon I Satriyono Sejati

Seksi Waskon II Didik Purwanto

Seksi Waskon III Maulana Abdullah

Seksi Waskon IV Dwianto Harry S.

Fungsional Pemeriksa Pajak


Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Pengaruh reformasi administrasi perpajakan, pengetahuan dasar wajib pajak tentang perpajakan, dan kesadran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak : studi empiris Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Jakarta Selatan

3 25 146

Analisis Pengaruh Motivasi Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak : Studi Kasus Pada KPP Pratama Jakarta Tanah Abang Satu

10 70 112

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 3 14

PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKANTERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 2 18

PENDAHULUAN PENGARUH REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP KINERJA PELAYANAN PERPAJAKAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA YOGYAKARTA.

0 2 10

PENGARUH PENGETAHUAN PAJAK DAN REFORMASI ADMINISTRASI PERPAJAKAN TERHADAP Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Reformasi Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Yang Terdaftar di KPP Pratama Pati).

0 2 17

PENGARUH PENERAPAN SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN MODERN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi PerpajakanModern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kota Surakarta.

0 1 17

Pengaruh Modernisasi Administrasi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Karees.

0 0 22

Pengaruh Reformasi Administrasi Perpajakan terhadap Kualitas Pelayanan Perpajakan dan Kepatuhan Wajib Pajak (Survei terhadap Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees).

0 1 18