Kewajiban Penjual Dan Pembeli

Kauf, mewajibkan si penjual berdasarkan perjanjiannya, untuk menyerahkan dan memberikan hak miliknya kepada si pembeli. Akhirnya, untuk mengambil suatu contoh dari hukumnya sebuah negara tetangga, yaitu Philipina, ditunjukkan pada pasal 1356 dari Civil Code of the Philippines, yang didalam bab tentang bentuk cara perjanjian form of contracts, ialah pasal 1356, menyatakan : Contracts shall be obligatory, in whatever form they have been entered into.

C. Kewajiban Penjual Dan Pembeli

a. Kewajiban-kewajiban Penjual Bagi pihak penjual ada dua kewajiban utama yaitu : 1. menyerahkan hak milik atas barang yang diperjual-beli kan. 2. menanggung kenikmatari tenteram atas barang tersebut dan menanggung terhadap cacat-cacat yang tersembunyi. a. Kewajiban menyerahkan hak milik. Kewajiban menyerahkan hak milk meliputi segala perbuatan yang menurut hukum diperlukan untuk mengalihkan hak milik atas barang yang diperjual-belikan itu dari si penjual kepada pembeli. Oleh karena B.W. mengenal tiga macam barang, yaitu: barang bergerak, barang tetap dan barang tak bertubuh dengan mana dimaksudkan piutang, penagihan atau claim, maka menurut B.W. juga ada tiga macam penyerahan hak milik yang masing-masing berlaku untuk masing-masing macam barang itu: 1. Untuk barang bergerak cukup dengan penyerahan kekuasaan atas barang itu; lihat pasal 612 yang berbunyi sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Penyerahan kebendaan bergerak, terkecuali yang tak bertubuh dilakukan dengan penyerahan yang nyata akan kebendaan itu oleh atau atas nama pemilik, atau dengan penyerahan kunci-kunci dari bangunan dalam mana kebendaan itu berada. Penyerahan tak perlu dilakukan, apabila kebendaan yang harus diserahkan, dengan alasan hak lain, telah dikuasai oleh orang yang hendak menerimanya. Dari ketentuan tersebut diatas dapat kita lihat adanya kemungkinan menyerahkan kunci saja kalau yang dijual adalah barang-barang yang berada dalam suatu gudang, hal mana merupakan suatu penyerahan kekuasaan secara simbolis, sedangkan apabila barangnya sudah berada dalam kekuasaan si pembeli, penyerahan cukup dilakukan dengan suatu pernyataan saja. Cara yang terakhir ini terkenal dengan nama traditio brevi manu bahasa Latin yang berarti penyerahan dengan tangan pendek 2. untuk barang tetap tak bergerak dengan perbuatan yang dinamakan balik- nama bahasa Belanda: overschrijving di muka Pegawai Kadaster yang juga dinamakan Pegawai Balik nama atau Pegawai Penyimpan hipotik, yaitu menurut pasal 616 KUH Perdata dihubungkan dengan pasal 620 KUH Perdata. 3. barang tak bertubuh dengan perbuatan yang dinamakan “cessie” sebagaimana diatur dalam pasal 613 KUH Perdata yang berbunyi : “Penyerahan akan piutang-piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya dilakukan dengan membuat sebuah akta otentik atau dibawah tangan, dengan mana hak- hak atas kebendan itu dilimpahkan kepada orang lain. Demikian yang Universitas Sumatera Utara demikian bagi siberutang tiada akibatnya melainkan setelah penyerahan itu diberitahukan kepadanya secara tertulis, disetujui dan diakuinya.penyerahan tiap-tiap piutang karena surat tunjuk dilakukan dengan penyerahan surat disertai dengan endosemen”. Ketentuan tersebut ada hubungannya dengan ketentuan bahwa penyerahan terjadi ditempat dimana barang yang terjual berada pada waktu penjualan, yang lazimnya ditempat tinggal si penjual atau digudangnya. Sudah barang tentu, mengingat bahwa hukum perjanjian pada umumnya dan hukum jual-beli khususnya bersifat hukum pelengkap aanvullend recht, hal-hal tersebut diatas dapat diatur sendiri oleh para pihak secara menyimpang dari ketentuan yang diberikan oleh undang-undang. Dalam praktek misalnya seringkali diperjanjikan bahwa barang akan diserahkan yang berarti bahwa ongkos pengangkutan sampai dirumah pembeli akan ditanggung oleh si penjual. Kemudian ada ketentuan bahwa kewajiban menyerahkan suatu barang meliputi segala sesuatu yang menjadi perlengkapannya serta dimaksudkan bagi pemakaiannya yang tetap, beserta surat-surat bukti milik, jika itu ada pasal 1482 KUH Perdata. Dengan demikian maka penyerahan sebidang tanah meliputi penyerahan sertipikatnya dan penyerahan kendaraan bermotor meliputi B.P.K.B.-nya surat bukti pemilik kendaraan bermotor. b. Kewajiban menanggung kenikmatan tenteram dan menanggung terhadap cacat- cacat tersembunyi vrijwaring, warranty. Kewajiban untuk menanggung kenikmatan tenteram merupakan konsekwensi dari pada jaminan yang oleh penjual diberikan kepada pembeli bahwa barang yang Universitas Sumatera Utara dijual dan dilever itu adalah sungguh-sungguh miliknya sendiri yang bebas dari sesuatu beban atau tuntutan dari sesuatu pihak. Kewajiban tersebut menemukan realisasinya dalam kewajiban untuk memberikan penggantian kerugian jika sampai terjadi si pembeli karena suatu gugatan dari pihak ketiga, dengan putusan Hakim dihukum untuk menyerahkan barang yang telah dibelinya kepada pihak ketiga tersebut. Kejadian ini dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama eviction. Atau juga si pembeli sewaktu digugat dimuka Pengadilan oleh pihak ketiga, dapatlah ia meminta kepada Hakim agar supaya si penjual diikut sertakan didalam proses yang akan atau sedang berjalan. Peristiwa ini dalam hukum acara perdata terkenal dengan nama pengikut sertaan voeging. Oleh karena hukum perjanjian itu, seperti yang sudah kita lihat diatas, pada asasnya merupakan hukum pelengkap aanvullend recht, optional law, kedua belah pihak diperboleh kan dengan janji-janji khusus memperluas atau mengurangi kewajiban-kewajiban yang ditetapkan oleh undang-undang seperti disebutkan diatas, bahkan mereka diperbolehkan mengadakan perjanjian bahwa si penjual tidak akan diwajibkan menanggung sesuatu apapun. Namun ini ada pembatasannya, yaitu sebagai berikut : 1. Meskipun telah diperjanjikan bahwa si penjual tidak akan menanggung sesuatu apapun, namun ia tetap bertanggung-jawab tentang apa yang berupa akibat dari suatu perbuatan yang telah dilakukan olehnya; semua persetujuan yang bertentangan dengan ini adalah batal pasal 1494 KUH Perdata; 2. Si penjual, dalam hal adanya janji yang sama, jika terjadi suatu penghukuman Universitas Sumatera Utara terhadap si pembeli untuk menyerahkan barangnya kepada seorang lain, diwajibkan mengembalikan harga pembelian, kecuali apabila si pembeli ini pada waktu pembelian dilakukan, mengetahui tentang adanya putusan Hakim untuk menyerahkan barang yang dibelinya itu atau jika ia telah membeli barang itu dengan pernyataan tegas akan memikul sendiri untung-ruginya pasal 1495 KUH Perdata. Jika dijanjikan penanggungan, atau jika tentang itu tidak ada suatu perjanjian, si pembeli berhak, dalam halnya suatu penghukuman untuk menyerahkan barang yang dibelinya kepada seorang lain, menuntut kembali dari si penjual: 1. pengembalian uang harga pembelian; 2. pengembalian hasil-hasil jika ia diwajibkan menyerahkan hasil-hasil itu kepada si pemilik sejati yang melakukan tuntutan penyerahan; 3. biaya yang dikeluarkan berhubung dengan gugatan si pembeli untuk ditanggung, begitu pula biaya yang telah dikeluarkan oleh si penggugat asal; 4. penggantian kerugian beserta biaya perkara mengenai pembelian dan penyerahannya, sekadar itu telah dibayar oleh si pembeli. Jika pada waktu dijatuhkannya hukuman untuk menyerahkan barangnya kepada seorang lain, barang itu telah merosot harganya, maka si penjual tetap diwajibkan mengembalikan uang harga seutuhnya. Sebaliknya jika barangnya pada waktu dijatuhkannya putusan untuk menyerahkan kepada seorang lain, telah bertambah harganya meskipun tanpa sesuatu perbuatan dari si pembeli, si penjual diwajibkan membayar kepada si pembeli apa yang melebihi harga pembelian itu juga. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya si penjual diwajibkan mengembalikan kepada si pembeli segala biaya yang telah dikeluarkan untuk pembetulan dan perbaikan yang perlu pada barangnya. Mengenai persoalan penanggungan vrijwaring, warranty ini ada suatu ketentuan yang perlu diperhatikan oleh pembeli, yaitu pasal 1503 yang berbunyi: Penanggungan terhadap penghukuman menyerahkan barangnya kepada seorang lain, berhenti jika si pembeli telah membiarkan dirinya dihukum menurut suatu putusan Hakim yang telah memperoleh kekuatan mutlak, dengan tidak memanggil si penjual, sedangkan pihak ini membuktikan bahwa ada alasan-alasan yang cukup untuk meno- lak gugatan. Mengenai kewajiban untuk menanggung cacat-cacat tersembunyi verborgen gebreken, hidden defects dapat diterangkan bahwa si penjual diwajibkan menanggung terhadap cacat-cacat tersembunyi pada barang yang dijualnya yang membuat barang tersebut tak dapat dipakai untuk keperluan yang dimaksudkan atau yang mengurangi pemakaian itu, sehingga, seandainya si pembeli mengetahui cacat- cacat tersebut, ia sama sekali tidak akan membeli barang itu atau tidak akan membelinya selain dengan harga yang kurang. Si penjual tidak diwajibkan menanggung terhadap cacat-cacat yang kelihatan dan ini memang juga sudah sepantasnya. Kalau cacat itu kelihatan, dapat dianggap bahwa pembeli menerima adanya cacat itu. Dan juga sudah barang tentu harga sudah disesuaikan dengan adanya cacat tersebut. Perkataan tersembunyi harus diartikan demikian bahwa cacat tidak mudah dapat dilihat oleh seorang pembeli yang normal, bukannya Universitas Sumatera Utara seorang pembeli yang terlampau teliti, sebab adalah mungkin sekali bahwa orang yang sangat teliti akan menemukan cacat itu. Si penjual diwajibkan menanggung terhadap cacat-cacat yang tersembunyi, meskipun ia sendiri tidak mengetahui adanya cacat-cacat itu, kecuali jika ia, dalam hal yang demikian, telah minta diperjanjikan bahwa ia tidak diwajibkan menanggung sesuatu apapun. Dalam hal-hal yang disebutkan diatas, si pembeli dapat memilih apakah ia akan mengembalikan barangnya sambil menuntut kembali harganya pembelian, atau apakah ia akan tetap memiliki barangnya sambil menuntut pengembalian sebagian dari harga, sebagaimana akan ditetapkan oleh Hakim, setelah men- dengar akhli-akhli tentang itu. Jika si penjual sudah mengetahui cacat-cacatnya barang. maka, selainnya ia diwajibkan mengembalikan harga pembelian yang telah diterimanya, ia juga diwajibkan mengganti semua kerugian yang diderita oleh si pembeli sebagai akibat bercacatnya barang yang dibelinya. Apakah penjual sudah mengetahui adanya cacat-cacat, tentunya adaiah suatu hal yang harus dibuktikan oleh si pembeli. Jika si penjual tidak telah mengetahui cacat-cacat itu, ia hanya diwajibkan mengembalikan harga pembelian dan mengganti kepada si pembeli biaya yang telah dikeluarkan untuk penyelenggaraaan pembelian dan penyerahan, sekadar itu telah dibayar oleh si pembeli Lihat : pasal 1508 dan pasal 1509 KUH Perdata. Universitas Sumatera Utara b. Kewajiban-Kewajiban Pembeli. Kewajiban utama si pembeli ialah membayar harga pembelian pada waktu dan ditempat sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian. Harga tersebut harus berupa sejumlah uang. Meskipun mengenai hal ini tidak ditetapkan dalam sesuatu pasal undang-undang, namun sudah dengan sendirinya termaktub didalam pengertian jual- beli, oleh karena bila tidak, umpamanya harga itu berupa barang, maka itu akan merobah perjanjiannya menjadi tukar-menukar, atau kalau harga itu berupa suatu jasa, perjanjiannya akan menjadi suatu perjanjian kerja, dan begitu seterusnya. Dalam pengertian jual-beli sudah termaktub pengertian bahwa disatu pihak ada barang dan dilain pihak ada uang. Tentang macamnya uang, dapat diterangkan bahwa, meskipun jual-beli itu terjadi di Indonesia, tidak diharuskan bahwa harga itu ditetapkan dalam mata uang rupiah, namun diperbolehkan kepada para pihak untuk menetapkannya dalam mata uang apa saja. Harga itu harus ditetapkan oleh kedua belah pihak, namun adalah diperkenankan untuk menyerahkan kepada perkiraan atau penentuan seorang pihak ketiga. Dalam hal yang demikian maka jika pihak ketiga ini tidak suka atau tidak mampu membuat perkiraan tersebut atau menentukannya, maka tidaklah terjadi suatu pembelian Lihat pasal 1465. Hal ini berarti bahwa perjanjian jual-beli yang harganya harus ditetapkan oleh pihak ketiga itu pada hakekatnya adalah suatu perjánjian dengan suatu syarat tangguh, karena perjanjiannya baru akan jadi kalau harga itu sudah ditetapkan oleh orang ketiga tersebut. Universitas Sumatera Utara Jika pada waktu membuat perjanjian tidak ditetapkan tentang tempat dan waktu pembayaran, maka si pembeli harus membayar ditempat dan pada waktu dimana penyerahan levering barangnya harus dilakukan pasal 1514. Si pembeli, biarpun tidak ada suatu janji yang tegas, diwajibkan membayar bunga dari harga pembelian jika barang yang dijual dan diserahkan memberi hasil atau lain pendapatan. Di Inggris, perjanjian jual-beli contract of sale diperbedakan dalam saleatau actual sale dan agreement to sell. Perbedaan ini dapat dilihat dari ayat 3 pasal sectic1 dari Sale of Goods Act 1893 disingkat: S.G.A. yang ber- bunyi: Where under a contract of sale the property in the goods is transferred from the seller to the buyer, the contract is called a sale; but where the transfer of the property in the goods is to take place at a future time or subject to some condition thereafter to be fulfilled, thecontract is called an agreement to sell”. Jika si pembeli, dalam penguasaannya atas barang yang dibelinya, diganggu oleh suatu tuntutan hukum yang berdasarkan hipotik atau suatu tuntutan untuk meminta kembali barangnya, itu jika si pembeli mempunyai alasan. yang patut untuk berkhawatir bahwa ia akan diganggu, maka dapatlah ia menangguhkan pembayaran harga pembelian hingga si penjual telah menghentikan gangguan tersebut, kecuali jika si penjual memilih memberikan jaminan, atau jika telah diperjanjikan bahwa si pembeli diwajibkan membayar biarpun segala gangguan. Jika si pembeli tidak membayar harga pembelian, maka itu merupakan suatu wanprestasi yang memberikan alasan kepada si penjual untuk menuntut ganti-rugi atau pembatalan pembelian menurut ketentuan-ketentuan pasal 1266 dan 1267. Universitas Sumatera Utara Dalam halnya penjualan barang-barang dagangan dan barang-barang perabot rumah, pembatalan pembelian untuk kepentingan si penjual akan terjadi demi hukum dan tanpa peringatan, setelah lewatnya waktu yang ditentukan untuk mengambil barang yang dijual pasal-pasal 1517 dan 1518.

D. Ketentuan-ketentuan Khusus Mengenai Jual Beli