Walaupun klorheksidin glukonat sangat efektif dalam menurunkan jumlah bakteri pada rongga mulut, klorheksidin glukonat juga memiliki efek samping
yang cukup berat. Dua efek samping yang paling sering dijumpai adalah proses kolorasi pewarnaan pada gigi dan perubahan dari rasa suatu zat. Oleh sebab itu,
produk yang mengandung klorheksidin glukonat hanya dianjurkan pemakaiannya dalam jangka waktu 30 hari setiap 3 bulan Cappelli and Mobley, 2008.
2.6. Povidon Iodin
Povidon iodin ialah suatu iodofor yang kompleks antara yodium dengan polivinil pirolidon.Povidon iodine larut dalam air, stabil secara kimia dan larut
dalam pirolidin polivinil polimer. Povidon iodin memiliki rumus molekul C
6
H
9
I
2
NO dan memiliki nama IUPAC 1-ethenylpyrrolidin-2-one; molecular iodine. Kurniati, 2008; PubChem, 2012; Chembase, 2012.
Gambar2.8. Struktur Kimia Povidon Iodin Drugs, 2012
Iodin merupakan salah satu antiseptik paling tua. Preparat iodin yang terdahulu menyebabkan nyeri lokal dan reaksi jaringan. Povidon iodin sendiri
telah dikenal sejak lebih dari 40 tahun yang lalu. Povidon iodin yang mengandung 10 polivinilpirolidon iodin merupakan yang produk yang paling banyak
diproduksi secara komersil oleh pabrik-pabrik Khan, 2006. Povidon iodin memiliki efek bakterisidal dan efektif untuk berbagai jenis
bakteri, jamur, maupun spora. Efek bakterisidal dan fungisidal dari povidon iodin berlangsung selama beberapa detik. Povidon iodin diduga memiliki cara kerja
dengan menginaktivasi substrat vital sitoplasma, yang sangat penting untuk kelangsungan hidup dari bakteri.
Povidon iodin dikontraindikasikan untuk pasien dengan kelainan fungsi tiroid, hipersensitif terhadap povidon iodin, dan juga wanita dalam masa hamil
dan menyusui Samaranayake, 2002.
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
3.2. Variabel dan Definisi Operasional
3.2.1. Variabel Independen
a Berkumur dengan klorheksidin glukonat 0,2. b Berkumur dengan povidon iodin 1.
3.2.2. Variabel Dependen
Jumlah koloni mikroorganisme di sekitar rongga mulut.
3.2.3. Definisi Operasional
a Berkumur dengan klorheksidin glukonat 0,2 adalah berkumur dengan larutan yang mengandung 0,2 gram klorheksidin glukonat
dalam 100 mililiter pelarut sebanyak 10 mliliter selama 30 detik, setelah berkumur hasil kumuran dibuang.
i. Cara ukur : menentukan jumlah klorhekidin glukonat 0,2 dan
lama waktu berkumur. Berkumur dengan
klorheksidin glukonat 0,2
Berkumur dengan povidon iodin 1
Jumlah koloni mikroorganisme di sekitar
rongga mulut
ii. Alat ukur : gelas ukur 10 ml dan stopwatch.
iii. Skala ukur : rasio.
iv. Hasil pengukuran : jumlah obat kumur dalam mililiter,
sedangkan waktu berkumur dalam detik. b Berkumur dengan povidon iodin 1 adalah berkumur dengan larutan
yang mengandung 1 gram povidon iodin dalam 100 mililiter pelarut sebanyak 10 mililiter selama 30 detik , setelah berkumur hasil
kumuran dibuang. i.
Cara ukur : menentukan jumlah povidon iodin 1 dan lama waktu berkumur.
ii. Alat ukur : gelas ukur 10 ml dan stopwatch.
iii. Skala ukur : rasio.
iv. Hasil pengukuran : jumlah obat kumur dalam mililiter,
sedangkan waktu berkumur dalam detik. c Jumlah koloni mikroorganisme di rongga mulut didefinisikan sebagai
selisih antara hasil penghitungan jumlah koloni sebelum dan sesudah berkumur dengan menggunakan obat kumur antiseptik yang telah
disediakan. i.
Cara ukur : perhitungan jumlah koloni sebelum dan sesudah berkumur dengan menggunakan obat kumur pada media
pembiakan. ii.
Alat ukur : perhitungan langsung CFU Colony Forming Units pada media pembiakan.
iii. Skala pengukuran : skala pengukuran yang digunakan adalah skala
rasio dimana skala memiliki nilai nol bermakna. iv.
Hasil pengukuran : dalam bentuk CFU Colony Forming Units, dimana hasil perhitungan koloni sebelum berkumur dengan
menggunakan obat kumur akan diselisihkan dengan hasil perhitungan koloni setelah berkumur dengan menggunakan obat
kumur, sehingga didapatkan selisih antara hasil perhitungan koloni antara sebelum dan sesudah menggunakan obat kumur. Hasil
selisih yang telah didapatkan akan dibandingkan dengan hasil perhitungan koloni sebelum berkumur, sehingga didapatkan hasil
dalam bentuk persentasi.
3.3. Hipotesis
Dengan mempertimbangkan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ada perbedaan efektivitas antara klorheksidin glukonat 0,2 dengan povidon iodin 1 sebagai obat kumur antiseptik dalam menurunkan jumlah
koloni mikroorganisme di sekitar rongga mulut.
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan “One Group Pretest-Posttest”. Pada saat melakukan intervensi tidak ada kelompok
kontrol pada percobaan ini. Pengambilan data diambil sebelum dan setelah dilakukan intervensi kepada subjek Notoatmodjo, 2005.
4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian