Latar Belakang Perbandingan Efektivitas Klorheksidin Glukonat 0,2% dengan Povidon Iodin 1% Sebagai Obat Kumur Antiseptik terhadap Penurunan Jumlah Koloni Mikroorganisme di Sekitar Rongga Mulut pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan mulut didefinisikan sebagai suatu keadaan bebas dari nyeri kronik mulut dan wajah, kanker oral dan tenggorokan, sariawan, cacat bawaan seperti bibir sumbing, penyakit periodontal, gigi rusak, dan penyakit maupun kelainan yang mempengaruhi mulut dan rongga mulut dimana kelainan tersebut akan mempengaruhi kemampuan seorang individu dalam menggigit, mengunyah, tersenyum, berbicara dan melakukan interaksi psikososial WHO, 2012. Salah satu faktor risiko dari penyakit-penyakit mulut dan rongga mulut adalah kebersihan dari rongga mulut yang buruk. Di samping hal tersebut, penyakit-penyakit mulut dan rongga mulut memiliki faktor risiko yang sama dengan empat penyakit kronik utama – penyakit kardiovaskular, kanker, penyakit saluran pernafasan kronik, dan diabetes – termasuk diet yang tidak sehat, penggunaan tembakau, dan penggunaan alkohol yang merugikan Peterson et al., 2005; WHO, 2012. Kebersihan dari mulut dan rongga mulut sendiri sangat erat kaitannya dengan flora normal yang hidup di rongga mulut. Menurut Nasution 2010, flora normal adalah suatu populasi mikroorganisme yang menghuni pada permukaan kulit dan membran mukosa seorang manusia sehat dan normal. Flora normal yang menetap tidak menyebabkan penyakit dan mungkin menguntungkan bila berada di tempat yang semestinya dan tanpa adanya keadaan yang abnormal Suharto, 1993. Flora normal hidup di beberapa bagian tubuh seperti: kulit, rongga mulut, faring, konjungtiva, uretra, dan vagina. Namun, bagian tubuh seperti: susunan saraf pusat SSP, darah, bronkus, bronkiolus, alveolus, limpa, ginjal, dan kantung kemih, merupakan bagian tubuh yang bebas dari flora normal. Flora normal dalam tubuh manusia juga memiliki peranan yaitu berfungsi menyediakan nutrisi bagi pejamu dan memiliki mekanisme potensi pertahanan pejamu. Nutrisi yang disediakan flora normal didapatkan dari hasil metabolisme flora normal itu sendiri. Sedangkan fungsi potensi pertahanan pejamu disebabkan karena flora normal tumbuh pada suasana ekologi tertentu. Hal tersebut secara tidak langsung akan mempersulit mikroorganisme patogen sulit untuk berkembang dan memperbanyak diri. Jika flora normal terganggu, mikroorganisme patogen dapat berkembang biak dan menyebabkan penyakit Levinson, 2008; Nasution, 2010. Flora normal yang menetap di rongga mulut dalam keadaan tertentu dapat menyebabkan penyakit pada daerah rongga mulut seperti karies. Oleh sebab itu, kebersihan mulut dan rongga mulut menjadi sangat penting untuk dijaga kebersihannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menjaga kebersihan rongga mulut adalah dengan menggunakan obat kumur. Obat kumur yang dipasarkan umumnya mengandung zat aktif yang bersifat antiseptik. Obat kumur antiseptik banyak digunakan pada berbagai kondisi klinis, baik sebagai agen terapeutik maupun agen profilaksis. Indikasi utama dari penggunaan obat kumur antiseptik adalah untuk memperbaiki kondisi kesehatan gigi atau untuk mencegah infeksi yang disebabkan bakteri di rongga mulut pada keadaan tertentu seperti pada prosedur ekstraksi gigi, prosedur bedah intraoral, penggunaan obat-obatan imunosupresif saat terapi kanker, dan transplantasi. Selain itu, obat kumur antiseptik juga sering diresepkan untuk mengontrol tingkat dan plak biofilm dari bakteri yang bersifat kariogenik Oyanagi et al., 2012. Obat kumur antiseptik umumnya mengandung salah satu jenis zat aktif yang berfungsi membunuh mikroorganisme. Zat-zat aktif tersebut antara lain : klorheksidin glukonat, bensetonium klorida, minyak-minyak mineral dalam alkohol, dan povidon iodin Oyanagi et al., 2012. Obat kumur yang dipasarkan di Indonesia umumnya juga mengandung salah satu dari zat-zat aktif diatas. Di antara beberapa zat-zat aktif yang terkandung dalam obat kumur antiseptik, klorheksidin glukonat merupakan agen yang paling efektif sebagai agen yang antiplak Marchetti et al., 2011. Walaupun memiliki kerja antiseptik yang kuat, klorheksidin glukonat memiliki efek samping seperti pigmentasi gigi, perubahan sensasi pengecapan, dan pembentukan kalkulus supragingival pada pemakaian dalam jangka panjang. Sedangkan zat aktif lain yang banyak digunakan adalah povidon iodin. Povidon iodin merupakan salah satu jenis antiseptik yang paling efektif dan bernilai ekonomis sebagai obat kumur. Atas dasar hal diatas, maka penulis merasa perlu membandingkan efektivitas diantara kedua jenis obat kumur antiseptik yang digunakan secara luas tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Efektivitas kumur-kumur dengan Baking Soda 2% terhadap indeks plak dan jumlah koloni bakteri saliva rongga mulut

2 6 53

Efektivitas kumur-kumur dengan larutan triclosan 0,3 % terhadap indeks plak dan jumlah koloni bakteri saliva rongga mulut

2 7 56

Efektivitas Ekstrak Siwak 1% (Salvadora Persica) sebagai Obat Kumur dalam Mengurangi Akumulasi Plak pada Mahasiswa Angkatan 2012 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

5 28 61

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTISEPTIK CHLOREXIDINE GLUKONAT DENGAN PHENOXYLETHANOL Perbandingan Efektivitas Antiseptik Chlorexidine Glukonat dengan Phenoxylethanol terhadap Penurunan Angka Kuman pada Telapak Tangan.

0 2 16

PENDAHULUAN Perbandingan Efektivitas Antiseptik Chlorexidine Glukonat dengan Phenoxylethanol terhadap Penurunan Angka Kuman pada Telapak Tangan.

0 5 4

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTISEPTIK CHLOREXIDINE GLUKONAT DENGAN PHENOXYLETHANOL Perbandingan Efektivitas Antiseptik Chlorexidine Glukonat dengan Phenoxylethanol terhadap Penurunan Angka Kuman pada Telapak Tangan.

0 2 14

PERBEDAAN EFEKTIVITAS OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE DAN METHYLSALICYLATE DALAM MENURUNKAN JUMLAH KOLONI BAKTERI RONGGA MULUT SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

0 0 52

Perbedaan efektivitas obat kumur chlorhexidine dan methylsalicylate dalam menurunkan jumlah koloni bakteri rongga mulut

1 3 48

Perbandingan Efektivitas Klorheksidin Glukonat 0,2% dengan Povidon Iodin 1% Sebagai Obat Kumur Antiseptik terhadap Penurunan Jumlah Koloni Mikroorganisme di Sekitar Rongga Mulut pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

0 0 17

Perbandingan Efektivitas Klorheksidin Glukonat 0,2% dengan Povidon Iodin 1% Sebagai Obat Kumur Antiseptik terhadap Penurunan Jumlah Koloni Mikroorganisme di Sekitar Rongga Mulut pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

0 1 6