Dominasi Posedur ’’TRADE OFF’’ Pertukaran

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Beberapa Defenisi

Pada analisa keputusan, si pembuat keputusan selalu dominan terhadap penjabaran seluruh alternatif yang terbuka, memperkirakan konsequensi yang perlu dihadapi pada setiap alternatif yang akan memberi arah keputusan yang terbaik. Kita perhatikan betapapun melebarnya alternatif yang dapat ditetapkan maupun betapapun terperincinya penjajagan nilai kemungkinannya, keterbatasan tetap melingkupi. Tidak semua masalah dapat dipecahkan dalam keterbatasan ini, bahkan nampaknya hampir semua masalah besar perlu memasukkan unsur perbandingan lain selain kriteria dalam bentuk nilai rupiah. Masalah semacam ini yang biasa disebut sebagai masalah keputusan yang kompleks, yang akan melibatkan kriteria lebih dari satu atau majemuk. Misalnya: Pemilihan lokasi untuk kantor cabang suatu perusahaan Apakah lokasi A lebih disukai daripada lokasi B, tergantung pada beberapa hal: biaya untuk pengadaan tanah dan pendirian bangunan, jarak dari pusat kota dan kemudahan- kemudahan lainnya. Untuk menghadapi kriteria yang lebih dari satu maka beberapa konsep dasar pemilihan diuraikan.

2.1.1 Dominasi

Dalam pemilihan lokasi untuk kantor cabang, ada 3 alternatif lokasi A, B dan C dan proses pemilihannya menggunakan 3 kriteria. Tabel 2.1 Menunjukkan ketiga alternatif ini, beserta nilainya untuk masing-masing kriteria Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Lokasi Loksi kriteria A B C 1.Harga tanah dan bangunan juta Rp 200 150 180 2.Jarak km 18 14 16 3.Luas area m 3 1.600 1.600 1.200 Kita lihat alternatif B, alternatif ini mempunyai nilai terbaik untuk tiap kriteria, biaya terendah, jarak terdekat dan luas daerah sama dengan A tapi lebih dari C. Dengan demikian alternatif B mendominasi alternatif lainnya, karena B lebih baik dari dua kriteria dan sama baiknya untuk satu kriteria, dibandingkan dengan alternatif lainnya.

2.1.2 Posedur ’’TRADE OFF’’ Pertukaran

Pada contoh di bawah ini terlihat bahwa tak ada alternatif yang mendominasi alternatif lain. Tabel 2.2 Kriteria Penilaian Lokasi Loksi kriteria A B C 1.Biaya juta Rp 200 150 1500 2.Jarak km 10 12 14 3.Luas area m 3 2000 1.200 1.600 Dari contoh di atas kita dapat merasakan bahwa tidaklah mudah untuk melakukan proses pemilihan bila terdapat beberapa kriteria penilaian meskipun dalam pemilihan tersebut tidak terdapat unsur ketidakpastian. Kesulitan ini dibedakan karena pada umumnya antara satu kriteria dengan kriteria lainnya sifatnya saling bertentangan. Misalnya kita menginginkan mutu yang baik, maka biayanya akan tinggi, atau sebaliknya. Jadi persoalannya seberapa jauh kita bersedia melakukan pertukaran antara mutu dan biaya trade off. Universitas Sumatera Utara Pada contoh pemilihan lokasi, misalnya kita hanya menghasilkan dua kriteria yaitu biaya dan jarak. Kita dapat menanyakan berapakah kita bersedia membayar lebih untuk memperoleh lokasi dengan jarak yang lebih kecil?. Bila kita memperhatikan alternative A dan B pada table 2.2 di depan maka dapatlah dituliskan: Alternatif A : biaya = 200, jarak = 10 Alternatif B : biaya = 150, jarak = 12 Tampak bahwa alternative A mempunyai biaya yang lebih tinggi tetapi jaraknya lebih dekat dan sebaliknya. Untuk menentukan mana alternatif yang terbaik maka kita perlu mengetahui bagaimana pertukaran nilai antar kriteria tersebut. Misalkan untuk alternatif B, berapakah kita bersedia membayar lebih untuk memperoleh lokasi yang lebih dekat, dari 12 menjadi 10 km?. Bila kita memutuskan bahwa untuk perubahan jarak dari 12 menjadi 10 km bagi lokasi B kita bersedia untuk menambah Rp 30 juta. Maka kita mengetahui bahwa: Alternatif B : biaya = 150, jarak = 12 ~ Alternatif B : biaya = 150 + 30 = 180, jarak = 10 Kini kita dapat membandingkan alternatif A dan B dengan mudah karena kedua alternative tersebut sama-sama mempunyai jarak 10 km. Alternatif B = biaya 180, jarak 10  Alernatif A = biaya 200, jarak 10. Dengan demikian dapatlah kita ketahui bahwa alternative B adalah lebih baik dari alternatif A, karena kita ketahui bahwa alternative B yang tak berbeda dengan alternative B, adalah lebih baik dari alternative A. Catatan: Notasi:  Menyatakan lebih disukai ~ Menyatakan tidak berbeda  Menyatakan kurang disukai Ada beberapa metode yang digunakan untuk melihat proses trade off yaitu: Universitas Sumatera Utara 1 x ~ 2 x 1 4 x x  A. Kurva Tak Berbeda Dari prosedur pertukaran ini kita telah memperoleh kenyataan bahwa: biaya = 150, jarak = 12 ~ biaya = 180, jarak = 10. Keadaan ini digambarkan pada gambar 2.1 sebagai titik 1 X dan 2 X , yang disebut titik tak bebeda. 8 6 4 150 180 Biaya Rp Jarak Km 2 10 12 14 200 1 2 x 4 x 3 x 2 x 1 Gambar 2.1 Kurva Tak Berbeda 1 x ~ 2 x adalah 1 x tidak berbeda dengan 2 x 1 4 x x  adalah 4 x tidak lebih disukai dari 1 x Kumpulan titik-titik tak berbeda ini sebagai satu kesatuan akan membentuk sebuah kurva dan disebut kurva tak berbeda. Jadi bagi pengambil keputusan, semua titik pada satu kurva tak berbeda akan mempunyai nilai yang sama. Pada gambar di atas, dimana kurva 1 menyatakan kurva tak berbeda, maka titik-titik yang tak berbeda adalah: 1 X ≡ 150,12, ~ 2 X ≡ 180,10 ~≡ 200,9 Sedangkan titik . 4 X ≡ 200, 12 terletak pada kurva tak berbeda 2. Untuk persoalan ini maka biaya yang makin tinggi dan jarak yang makin jauh merupakan hal yang tak disukai karena itu . 4 1 X X  Universitas Sumatera Utara B. Jumlah Kriteria Lebih dari Dua Bila kriteria penilaiannya lebih dari dua, maka persoalannya menjadi lebih kompleks dan prosedur pertukaran harus dilakukan secara bertahap, sepasang demi sepasang. Sebagai contoh, misalkan kriteria luas tanah kini diperhatikan lagi sebagai kriteria pemilihan lokasi, maka gambarannya adalah sebagai berikut: Alternatif A : biaya = 200, jarak = 10, luas = 2.000 Alternatif B : biaya = 150, jarak = 12, luas = 1.600 Bila kita misalkan bahwa hasil pertukaran di depan dibuat untuk kondisi luas = 1.600 m 2 , maka: Alternatif B : 150, 12, 1.600 ~ Alternatif B = 180, 10, 1.600 Kini alternatif B kriteria jarak kita tetapkan pada 10, maka perlu dijajagi berapakah kita bersedia membayar lebih untuk memperoleh tanah yang lebih luas, dari 1.600 menjadi 2.000 m 2 ? Bila kita memutuskan bahwa untuk perubahan tersebut kita bersedia menambah Rp 25 juta, maka kesimpulan kita adalah bahwa: Alternatif B : 180, 10, 1.600 ~ Alternatif B : 205, 10, 2.000 Alternatif B kini dapat langsung diperbandingkan dengan alternatif A karena kedua alternatif tersebut kini mempunyai jarak dan luas yang sama. Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa: Alternatif A = 200, 10, 2.000  Alternatif B : 205, 10, 2.000 Maka kesimpulan: Alternatif A  Alternatif B Dari proses nampak bahwa bila jumlah kriterianya makin banyak maka proses penukaran yang diperlukan akan makin banyak.

2.2 Hasil Keputusan Yang Kualitatif