C. Penyakit endokrin pankreas :
pankreatitis
tumor pankreas pankreatektomi
pankreatopati fibrokalkulus
D. Endokrinopati :
akromegali
sindrom Cushing
feokromositoma
hipertiroidisme
E. Karena obatzat kimia :
vacor, pentamidin, asam nikotinat
glukokortikoid, hormon tiroid
tiazid, dilantin, interferon alfa dan lain-lain
F. Infeksi :
Rubella kongenital, Cytomegalovirus CMV
G. Sebab imunologi yang jarang :
antibodi anti insulin
H. Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM
:
sindrom Down, sindrom Kleinfelter, sindrom Turner, dan lain-lain.
4. Diabetes Melitus Gestasional DMG
2.1.5. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus DM
Kedua-kedua jenis diabetes memiliki gejala yang sangat mirip. Gejala pertama berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah
yang tinggi. Gula tumpah ke dalam urin ketika kadar gula darah naik di atas 160-180 mg dL. Ketika tingkat gula dalam urin meningkat lebih
tinggi lagi, ginjal mengeluarkan air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar gula, maka menghasilkan air seni yang berlebihan, jadi
penderita diabetes sering buang air kecil dengan volume yang banyak
Universitas Sumatera Utara
poliuria. Buang air kecil yang berlebihan mengakibatkan rasa haus yang tidak normal polidipsia. Selain itu disebabkan kehilangan kalori yang
berlebihan dalam urin, maka berat badan penderita Diabetes Mellitus DM akan menurun. Untuk mengkompensasinya, penderita DM akan
sering merasa lapar. Gejala lain untuk Diabetes Mellitus DM termasuk penglihatan kabur, pusing, mual, dan menurunnya daya tahan semasa
melakukan aktivitas Kishore, P. MD, 2008. Pada penderita Diabetes Mellitus Tipe I, gejalanya sering muncul
secara tiba-tiba dan dramatis. Dalam Diabetes Mellitus Tipe I ini bisa terjadinya ketoasidosis diabetikum. Hal ini terjadi karena tubuh tidak bisa
menghasilkan insulin atau penghasilan insulinnya tidak adequate, maka sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula yang terdapat di dalam darah,
jadi sel-sel tubuh akan menjalani mekanisme back-up untuk memperolehi energi supaya sel-sel tubuh bisa hidup. Sel-sel lemak akan mulai lisis dan
menghasilkan keton. Keton ini memberikan energi kepada sel tetapi akan menyebabkan darah menjadi asam ketoasidosis. Gejala awal dari
ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan buang air kecil yang berlebihan, penurunan berat badan, rasa mual, muntah, kelelahan, dan
pada anak-anak terutmanya sakit perut. Selain itu, pasien Diabetes Mellitus Tipe I juga cenderung untuk bernafas lebih dalam dan cepat
karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keadaan keasaman dalam darah. Di samping itu, pasien Diabetes Mellitus Tipe I ini nafasnya berbau
seperti penghapus cat kuku. Jika tidak diobati, ketoasidosis diabetikum ini bisa mengakibatkan koma dan kematian dalam beberapa jam Kishore, P.
MD, 2008. Pada penderita Diabetes Mellitus Tipe II mungkin tidak memiliki
gejala apapun selama bertahun-tahun atau berpuluhan tahun sebelum mereka didiagnosis. Gejala yang mungkin muncul adalah gejala yang
halus. Gejala-gelaja yang bisa didapati pada pasien Diabetes Mellitus Tipe II pada awalnya adalah peningkatan urinasi dan haus yang ringan dan
keadaannya akan menjadi semakin buruk. Akhirnya, penderita DM Tipe II
Universitas Sumatera Utara
akan merasa sangat lelah, penglihatannya kabur, dan mungkin mengalami dehidrasi Kishore, P. MD, 2008.
Oleh karena penderita Diabetes Mellitus Tipe II dapat menghasilkan insulin, maka ketoasidosis tidak terjadi. Namun, kadar gula
darah dapat menjadi sangat tinggi sering melebihi 1.000 mg dL. Kadar gula darah yang tinggi ini adalah akibat dari stres, infeksi atau penggunaan
narkoba. Kadar gula darah yang tinggi ini bisa mengakibatkan dehidrasi yang parah, kebingungan mental, pusing, dan kejang, yang disebutkan
koma hiperosmolar hiperglikemik non ketotik Kishore, P. MD, 2008.
2.1.6. Patogenesis Diabetes Mellitus