pedesaan umumnya menyambung lembaran-lembaran tepas tersebut satu persatu dengan ting rangka bambu atau kayu sebagai penghubungnya. Untuk satu lembar
tepas berukuran 2 m
2
dibutuhkan 40 meter batang bambu 20 batang bambu berukuran masing-masing 2 meter. Untuk satu 40 meter batang bambu talang
pengrajin membelinya dengan seharga Rp.12.000, dan untuk satu lembar tepas berukuran 2 m
2
pengrajin bambu menjualnya seharga Rp. 25.000 pada tingkat agen dan setelah sampai ke konsumen seharga Rp. 27.000. Dalam satu harinya
pengrajin tepas dapat menghasilkan 3-5 ayaman tepas, namun jika permintaan membutuhkan waktu yang singkat dan jumlah yang besar pergrajin tepas mampu
juga menghasilkan helaian ayaman tepas 5-7 helaian per hari dapat dilihat pada table 8. Daerah yang merukapan konsumen dari tepas ini adalah Kabupaten Karo,
Dairi, Deli Serdang dan bahkan ada juga yang Propinsi Nangro Aceh Darusalam.
c. Rangka Atap
Bambu adalah tumbuhan yang berbentuk silinder. Bambu dapat dibelah kecil-kecil dengan menggunakan pisau atau parang. Hal ini sesuai dengan
peryataan Widjaja 1991, menyatakan bahwa bambu adalah tumbuhan yang tumbuh merumpun dan memiliki bentuk batang yang silinder yang diameter
batangnya dapat mencapai 0,25-25 cm. Bambu yang dibelah kecil-kecil umumnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan, diantaranya adalah untuk
rangka atap. Rangka atap atau bujuren bahasa setempat adalah bambu yang umumnya berasal dari jenis bambu apus Gigantochloa apus dan bambu talang
Schizostachyum brachyladum yang di belah kecil-kecil dengan diameter 1-1,5 cm dan ukuran panjang 1.80 meter. Atap yang menggunakan bambu sebagai
rangkanya yang dimanfaatkan oleh masayarakat di daerah penelitian umumnya
Universitas Sumatera Utara
adalah atap yang bahan bakunya berasal dari daun Rumbia Metroxylon sagu karena tumbuhan banyak tumbuh di sekitar perladangan mereka. Daun Rumbia
yang telah dipisahkan dari pelepahnya kemudian disenyawakan dengan bujuren atau bambu yang telah dibelah kecil-kecil dengan melipatkan posisi tengahnya
pada bujuren tersebut diikat atau seperti dijaitkan dengan tali raffia berkisar 5 cm dari rangka tersebut. Daun rumbia yang telah disenyawakan dengan rangka atap
tersebut dapat dilihat pada gambar 11 di bawah ini.
Gambar 11. Bentuk Atap Rumah dari Daun Rumbia Harga jual untuk satu helai atap rumbia dijual seharga Rp. 1.000 di tingkat
agen dan Rp 1.200 setelah sampai pada konsumen. Daerah yang merupakan konsumen dari atap rumbia ini umumnya sama dengan daerah penjualan tepas
yakni Kabupaten Karo, Dairi, Deli Serdang dan bahkan ada juga yang Propinsi Nangro Aceh Darusalam. Dalam satu harinya pengrajin atap dapat membuat
sebanyak 100-120 helai atau dapat dilihat pada tabel 8 dibawah ini. No.
Nama Jenis Kerajinan ∑ Rata-Rata Produksi kerajinan
bambu per hari buah 1
2 3
Keranjang Dinding Rumah Tepas
Atap 3 buah – 13 buah
3 buah – 7 buah 100 buah – 120 buah
Sumber: Data Primer Dari Masing-Masing Desa
d. Bahan Bangunan