Alat Pengumpulan Data Analisis Data

d. Kontrak atau perjanjian berlangganan jasa telekomunikasi TELKOMFlexi yang memuat klausul baku. 2. Bahan hukum sekunder, seperti hasil-hasil penelitian, laporan-laporan, artikel, hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya yang relevan dengan penelitian ini. 3. Bahan hukum tersier atau bahan hukum penunjang yang mencakup bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer dan skunder, seperti kamus umum, kamus hukum, majalah, dan jurnal ilmiah, serta bahan-bahan primer, sekunder dan tersier penunjang di luar bidang hukum, misalnya yang berasal dari bidang teknologi informasi dan komunikasi, ekonomi, filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya yang dapat dipergunakan untuk melengkapi atau sebagai data penunjang dari penelitian ini.

5. Alat Pengumpulan Data

Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa: a. Studi Dokumen, yaitu dengan meneliti dokumen-dokemen yaitu tentang perjanjian dan klausula baku dalam perjanjian. Dokumen ini merupakan sumber informasi yang penting yang merupakan dasar dilakukannya penelitian baik dari ketentuan norma dan perundang-undangan maupun kontrak atau perjanjian yang dibuat para pihak. Universitas Sumatera Utara b. Wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara interview quide. Wawancara dilakukan terhadap narasumber dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan sebelumnya baik secara terarah maupun wawancara bebas dan mendalam depth interview.

6. Analisis Data

Di dalam penelitian hukum normatif, maka analisis data pada hakekatnya berarti kegiatan untuk mengadakan sistematisasi terhadap bahan-bahan hukum tertulis. Sistematisasi dilakukan untuk memudahkan pekerjaan analisis dan mengatur urutan data dan mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan kesatuan. Setelah data sekunder diperoleh kemudian disusun secara berturut-turut dan sistematis. Selanjutnya dilakukan analisis secara kualitatif, yaitu dengan cara penguraian, menghubungkannya dengan peraturan-peraturan yang berlaku menghubungkannya dengan pendapat para pakar hukum. Dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Metode deduktif dilakukan dengan membaca, menafsirkan dan membandingkan sedangkan metode induktif dilakukan dengan menterjemahkan berbagai sumber yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam tesis ini sehingga diperoleh kesimpulan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Universitas Sumatera Utara

BAB II ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN

BERLANGGANAN SAMBUNGAN TELEKOMUNIKASI ”TELKOMFlexi” Berdirinya PT. Telekomunikasi Indonesia bermula dari perjalanan sejarah panjang pertelekomunikasian Indonesia. Berawal dari suatu badan usaha bernama Post-Entelegraafdienst yang didirikan berdasarkan staatsblaad Nomor 52 Tahun 1884 pada masa Hindia Belanda, penyelenggaraan telekomunikasi dilaksanakan oleh swasta. Pada tahun 1905 tercatat 38 perusahaan telekomunikasi, kemudian pada tahun 1906 diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda dengan berdasarkaan staatsblaad Nomor 395 Tahun 1906 dan sejak itu berdirilah Post Telegraaf Entelefoondienst atau disebut PTT-Dienst. Berdasarkan staatsblad Nomor 419 Tahun 1927 tentang Indonesische Bedrijvenwet IBW, PTT-Dienst ini ditetapkan sebagai Perusahaan Negara PN. Pada tahun 1960 dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah pengganti Undang- Undang Perpu Nomor 19 Tahun 1960 oleh Pemerintah Republik Indonesia tentang persyaratan suatu Perusahaan Negara PTT-Dienst memenuhi syarat untuk tetap menjadi suatu Perusahaan Negara PN. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No 240 Tahun 1961 tentang pendirian perusahaan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 IBW dilebur kedalam perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi. Dalam perkembangan selanjutnya pemerintah memandang perlu untuk membagi PN Pos dan Universitas Sumatera Utara