92 memberikan  rekomendasi  apakah  di  wilayah  tersebut  dapat  diaplikasikan
pola  tanam  padi  sawah  sekali  atau  dua  kali  atau  tiga  kali  sehingga  bisa mendukung  program  pemerintah  dalam  peningkatan  IP  indeks
pertanaman.
i.  OptiWaSh  belum  memperhitungkan  kebutuhan  air  untuk  peternakan  dan perikanan.    OptiWaSh  merupakan  sistem  tertutup  closed  system,
sehingga  faktor  eksternal  yang  mempengaruhi  ketersediaan  dan  kebutuhan air di suatu wilayah tidak diperhitungkan.
Skema model optimasi alokasi air secara umum disajikan pada Gambar 10, sedangkan diagram alir tahapan analisis model optimasi disajikan pada Gambar 11.
3.4.4 Peta Satuan Lahan
Satuan  lahan  merupakan  gambaran  unit  lahan  yang  didalamnya  terdapat beberapa  karakteristik  lahan  dengan  selang  sifat  yang  sama.  Karakteristik  lahan
adalah  unsur  penyusun  lahan  yang  mempunyai  sifat  sifat  khas  yang  dapat dikenalidiukur baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Dalam  menyusun  satuan  lahan  jumlah,  jenis  dan  komposisi  karakteristik lahan  dan  tingkat  keakuratannya  perlu  pertimbangan  sendiri  sesuai  dengan
tujuannya.  Berdasarkan hal tersebut maka unsur satuan lahan terdiri dari land form bentuk  lahan,  bahan  induk,  topografi,  ketinggian  tempat  dan  penggunaan  lahan.
Pembagian  land  formfisiografi  mengikuti  Pedoman  Klasifikasi  land  form Marsoedi  et  al.,  1994  dan  Petunjuk  Kode  Komputer  untuk  Pengisian  formulir
Basis Data Tanah  Ropik  dan Hapid,  2000.  Bahan induk  tanah berdasarkan hasil interpretasi  Peta  Geologi  Skala  1:  100.000  lembar  Bogor,  Jawa  Effendi,  et  al.
1998.
93
Gambar 10 Skema model optimasi alokasi air
Sub Model Ketersediaan
Air
Jumlah penduduk per kecamatan
Kelas sosial rendah
Kelas sosial sedang
Kelas sosial tinggi
Proyeksi Geometrik
Proyeksi Eksponensial
Proyeksi Verhults
Jumlah penduduk total
Kebutuhan air domestik
Proyeksi Kebutuhan air domestik
Industri pengguna air sebagai supporting
Jumlah industri
Industri kecil
Industri sedang
Industri besar
Industri AMDK
Jumlah industri
Kebutuhan air per unit industri
Kebutuhan air per unit industri
Kebutuhan air industri
Proyeksi Kebutuhan air
industri Kebutuhan air
tiap penduduk Luas lahan
sawah
Pola tanam 1
Pola tanam 2
Pola tanam 3
Kebutuhan air tanaman
Proyeksi Kebutuhan air
pertanian Kebutuhan air
pertanian
Total Kebutuhan Air
Sub Model Kebutuhan Air
Aliran minimum
30 air aliran rata-
rata Proyeksi
Kebutuhan air lingkungan
Kebutuhan air lingkungan
Curah hujan  dan iklim Evapotranspirasi
Tinggi Muka Air Debit sungai
Model Prediksi Debit
Ketersediaan Air Permukaan
Total Ketersediaan Air
Proyeksi Ketersediaan
Air Permukaan Proyeksi
Ketersediaan Mata Air
Proyeksi Ketersediaan
Air Tanah Ketersediaan
Mata Air Ketersediaan
Air Tanah
94
Gambar 11 Diagram alir analisis optimal water sharing
Potensi mata air Potensi air tanah
SELESAI I
- Data iklim  debit
- Citra landsat
- Peta-peta curah hujan,
rupabumi, geologi, hidrogeologi
Total ketersediaan
Air
PERHITUNGAN  TOTAL KE BUTUHAN AIR
Survei geolistrik airbumi
Profil lithologi airbumi
Potensi airbumi
Analisis perubahan landuse
Analisis tren perubahan iklim
Model prediksi
debit
Potensi air permukaan
Luas lahan sawah, intensitas tanam, pola
tanam, kebutuhan air tan Jumlah penduduk
trend kebutuhan airorang, kelas sosial
Jumlah industri, jenis industri, kebutuhan
airunit  industri
Analisis tren kebutuhan air pertanian 1x, 2x,3x tanam
Analisis tren pertumbuhan penduduk
Analisis tren pertumbuhan industri
Proyeksi kebutuhan air untuk pertaniah tahun
2010-2030 Proyeksi kebutuhan air
untuk domestik tahun 2010-2030
Proyeksi kebutuhan air untuk industri
tahun 2010-2030
Total kebutuhan air
PERHITUNGAN TOTAL KETERSEDIAAN AIR
MULAI
Model Valid? Penyusunan model optimasi
Uji Validasi Model
Tidak Tidak
Ya
Aplikasi Model
95 Bentuk  wilayah  dan  penggunaan  lahan  diinterpretasi  dari  Peta  Rupa  Bumi
Digital  Indonesia  Skala  1  :  25  000  lembar  Sukabumi,  Cibadak,  Cicurug, Cigombong, Cigenca, Parakan Salak, Selabintana, dan Ciawi Bakosurtanal, 2000.
Unsur tanah dilakukan pengecekan di  lapang dengan melakukan identifikasi dan  karakterisasi  tanah,  sekaligus  penggunaan  lahan,  bahan  induk  dan  bentuk
wilayah.    Secara  umum  land  formfisiografi  dapat  dibedakan  ke  dalam  4  satuan land  form  yaitu  aluvial,  tektonik,  karst  dan  volkan.    Land  form  aluvial  kemudian
dibedakan  ke  dalam  jalur  aliran  sungai  besar  dan  jalur  aliran  sungai  kecil.  Land form  tektonik  dibedakan  ke  dalam  unit  dataran  tektonik  dan  perbukitan  tektonik.
Land  form  karst  hanya  terdiri  dari  perbukitan  karst    sedangkan  land  form  volkan terbagi  ke  dalam  kaldera,  kepundan,  kerucut  volkan,  lungur  volkan  dan  dataran
volkan. Bahan  induk  tanah  secara  garis  besar  dapat  digolongkan  ke  dalam  3  jenis
bahan  yaitu:  Alluvium,  batuan  endapan  laut,  dan  batuan  volkan.    Bahan  aluvium adalah  merupakan  bahan  yang  diendapkan  oleh  sungai  berupa  bahan  liat,  debu
pasir  dan  kerikil  yang  diendapkan  disepanjang  jalur  aliran  baik  sungai  kecil maupun  sungai  besar.  Batuan  endapan  laut  terdiri  dari  batuan  batupasir  dasitan,
batu  pasir  gampingan  batu  lempung  napalan,  batu  pasir  kuarsit  dan  batukapur koral. Sedangkan batuan dan bahan volkan terdiri dari endapan lahar andesit, lava
andesit, lava andesit basalt, tuf batuapung pasiran, tuf batuapung, breksi tufaan, dan breksi andesit.
Topografi  dan  lereng  secara  umum  dapat  dipisahkan  kedalam  bergunung, berbukit,  bergelombang,  berombak  dan  datar.  Lereng  dibedakan  ke  dalam  posisi
dan  tingkat  kemiringan.  Posisi  lereng  dibedakan  ke  dalam  punggungpuncak, lereng tengah dan lereng bawah. Ketinggian tempat dari permukaan laut dibedakan
kedalam 3 yaitu zone bawah dengan ketinggian kurang dari 700 m dpl, zone tengah dengan  ketinggian  700-1000  m  dpl  dan  zone  atas    dengan  ketinggian  lebih  dari
1000 m dpl. Tipologi lahan dipisahkan ke dalam lahan kering dan lahan basah.
96
IV  KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1  Letak Geografis dan Administratif