IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Lokasi daerah penelitian terletak diantara sebagian DAS Ciliwung Hulu, sebagian DAS Citarum Tengah III dan sebagian Pegunungan Gede Pangrango.
Lokasi penelitian terletak diantara garis lintang dan bujur: 106 56’55” – 107
05’05” BT dan 6 40’41” - 6
48’49” LS dan dicakupi oleh Peta RBI skala 1 : 25.000, Lembar Cisarua, Lembar Cugenang, Lembar Cianjur, lembar Cipanas
dan Lembar Gunung Putri. Daerah penelitian, di sebelah timur dibatasi oleh DAS Citarum Tengah, sebelah barat dibatasi oleh Gunung Gede Pangrango, sebelah
utara dibatasi oleh DAS Ciliwung Hulu. Secara administratif lokasi penelitian terletak di 4 Kecamatan yang terdiri dari 16 kelurahan yang tersebar di Kecamatan
Cisarua, Kecamatan Pacet, Kecamatan Cugenang dan Kecamatan Sukaresmi, yang terletak pada Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, propinsi Jawa Barat
yang meliputi luas areal ± 13.285 ha.
Gambar 7. Peta Daerah Penelitian
4.2. Kondisi Fisik
4.2.1. Topografi Dan Penutupan Penggunaan Lahan
Daerah penelitian meliputi daerah datar, agak datar sampai berombak, berombak sampai bergelombang, berbukit sampai bergunung di sekitar Gunung
Gede – Pangrango. Secara fisiografis daerah penelitian dapat dibagi menjadi 1 daerah datarancekungan, 2 daerah berombak sampai bergelombang, 3 daerah
bergelombang sampai berbukit, dan 4 daerah Berbukit sampai bergunung. Kemiringan lereng berkisar dari
≤ 8 , 8 – 15 , 15 – 25 , 25 – 40 dan ≥ 40 . Peta kemiringan lereng daerah penelitian disajikan pada Gambar 8, sedangkan
kenampakan tiga dimensinya disajikan pada Gambar 9.
Gambar 8. Peta Kelas Lereng Daerah Penelitian
Gambar 9. Kenampakan 3-D Daerah Penelitian Sumber : Google earth Penggunaan lahan di daerah penelitian sebagian besar didominasi oleh
kebun campuran dan hutan. Selain itu, penggunaan lahan lainnya meliputi tegalan hortikultur, pemukiman, perkebunan teh, sawah, semak dan lahan terbuka
Lampiran 9. Definisi dari masing-masing penggunaan lahan diuraikan di bawah ini.
• Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan www.dephut.go.id26
April 2008. • Kebun Campuran adalah istilah kolektif untuk sistem-sistem dan teknologi-
teknologi penggunaan lahan, yang secara terencana dilaksanakan pada satu unit lahan dengan mengkombinasikan tumbuhan berkayu pohon, perdu,
palem, bambu dll. dengan tanaman pertanian danatau hewan ternak danatau ikan, yang dilakukan pada waktu yang bersamaan atau bergiliran
sehingga terbentuk interaksi ekologis dan ekonomis antar berbagai komponen yang ada Lundgren dan Raintree 1982, dalam Hairiah, 2003.
• Tegalan adalah usaha pertanian tanah kering yang intensitas penggarapannya dilaksanakan secara permanen
www.dephut.go.id26 April 2008.
• Sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang galengan, dan saluran untuk menahanmenyalurkan air
www.deptan.go.id26 april 2008.
• Perkebunan Teh adalah arealbidang tanah yang diusahakan untuk tempat budidaya tanaman teh dengan tanaman sejenis, sistem pengambilan hasilnya
bukan dengan cara menebang pohon www.dephut.go.id26
April 2008. • Pemukiman adalah suatu wilayah atau area yang ditempati oleh seseorang atau
kelompok manusia. Pemukiman memiliki kaitan yang cukup erat dengan kondisi alam dan sosial kemasyarakatan sekitar
www.dephut.go.id26 April
2008. • Semak adalah tipe vegetasi kecil atau kerdil yang tumbuh tidak lebih tinggi
daripada perdu,dan tidak bernilai komersial. Bisa merupakan areal bekas tebangan atau bekas perladangan yang ditinggalkan
www.dephut.go.id26 April 2008.
• Tanah Terbuka adalah areal tanahbidang-bidang tanah yang belum dimanfaatkan untuk kegiatan produktif, baik kegiatan non pertanian maupun
pertanian www.dephut.go.id26 April 2008
.
4.2.2. Iklim dan Curah Hujan
Secara umum wilayah penelitian termasuk tipe iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin muson, sehingga masih dapat dibedakan antara musim
kemarau dan musim hujan. Musim hujan biasanya terjadi pada saat angin muson barat mulai dari bulan November sampai bulan April, sedangkan musim kemarau
terjadi pada saat muson timur yaitu dari bulan Mei sampai bulan Oktober. Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, daerah penelitian masuk dalam tipe iklim
Af yaitu iklim hujan tropik yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi dengan rata-rata tahunannya lebih dari 2.000 mm, hujan sering disertai petirkilat
thunderstorm, suhu udara berkisar antara 20-30
C, dan biasanya pada dini hari terdapat kabut atau embun dengan suhu titik embun 15-20
C. Berdasarkan pengamatan dari beberapa stasiun cuaca, daerah penelitian
memiliki rata-rata curah hujan tahunan antara 1.372 mm hingga mencapai 4.473 mm. Peta curah hujan daerah penelitian disajikan pada Gambar 10.
Gambar 10. Peta Curah Hujan Daerah Penelitian
4.2.3. Jenis Tanah
Berdasarkan Pemetaan Tanah Tinjau Mendalam skala 1 : 50.000 yang dikeluarkan Pusat Penelitian Tanah PPT, satuan tanah di daerah penelitian
dibedakan menjadi Asosiasi Typic Hapludands dan Typic Tropopsaments USDA, 1992, Alluvial Eutrik, Regosol Distrik dan Eutrik, Kambisol Distik dan
Eutrik, Andosol Distrik, Latosol Argilik Distrik, Latosol Kambik Distrik, Mediteran Argilik , Mediteran Kambik, dan Podsolik Argilik PPT, 1980. Dari
klasifikasi tersebut, dilakukan pemadanan nama tanah di daerah penelitian ke dalam Sistem Klasifikasi USDA 1994 menjadi Inceptisol, Entisol, Andosol,
Ultisol dan Alfisol. Bahan induk daerah penelitian terdiri dari bahan vulkan baru yang berasal dari letusan gunung Gede Pangrango, batuan satuan breksi tufaan,
marl, deposit kipas alluvial dan kolovial. Sebaran jenis tanah disajikan pada Gambar 11.
Gambar 11. Peta Tanah Daerah Penelitian
3.3. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di daerah penelitian adalah sebesar 443.672 jiwa, terdiri dari penduduk perempuan 217.196 jiwa dan penduduk laki-laki 226.476 jiwa.
Penduduk tersebut tersebar di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Cisarua 93.661 jiwa, Kecamatan Pacet 182.278
jiwa, Kecamatan Cugenang 92.276 jiwa dan
Kecamatan Sukaresmi 75.457 jiwa. Dari segi kepadatan, Kecamatan Pacet
merupakan daerah terpadat dengan kepadatan penduduk 1.627 jiwakm
2
. Jabar.bps.go.id 30 juli 2007.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Penutupan Penggunaan Lahan Daerah Puncak -Cianjur
Hasil klasifikasi citra Landsat TM tahun 1989 menunjukkan bahwa tipe penutupan lahan yang paling dominan di Kawasan Puncak Cianjur pada saat itu
adalah hutan, yang mencakup areal seluas hampir 5.616 ha atau 42,27 dari total area daerah penelitian Gambar 12. Sementara itu, hasil klasifikasi citra
Landsat ETM kawasan Puncak Cianjur pada tahun 2007 yang ditunjukan dalam Gambar 13, menunjukan penutupanpenggunaan lahan lebih didominasi oleh
kebun campuran dengan luas areal 5.419 ha atau sekitar 40,79 dari total area daerah penelitian. Penggunaanpenutupan lahan lainnya adalah sawah,
pemukiman, tegalan, semak, tanah terbuka dan kebun teh dengan luas masing- masing terdapat pada Tabel 4. Peta penutupanpenggunaan lahan hasil klasifikasi
citra Landsat tahun 1989 dan 2007 disajikan pada Gambar 12 dan 13.
Gambar 12. Peta PenutupanPenggunaan Lahan Tahun 1989
Gambar 13. Peta PenutupanPenggunaan Lahan Tahun 2007
5.2. Perubahan Penutupan Penggunaan Lahan