3.3.3. Analisis Perubahan PenutupanPenggunaan Lahan
Pada tahap ini peta penutupanpenggunaan lahan hasil pengolahan citra Landsat tahun 1989 di overlay dengan peta penutupanpenggunaan lahan hasil
pengolahan citra Landsat tahun 2007 untuk mendapatkan perubahan penutupanpenggunaan lahan.
3.3.4. Pendugaan Karbon Tersimpan
Karbon tersimpan di daerah penelitian terbagi menjadi karbon tersimpan di atas permukaan dan karbon tersimpan dalam tanah. Tahap ini dilakukan pada
beberapa lokasi, sebagaimana disajikan pada Lampiran 1.
3.3.4.1. Karbon Biomassa Tersimpan Di Atas Permukaan
Pengukuran karbon biomassa tersimpan bagian atas dilakukan dengan menghitung nilai dari biomassa yang didapat dari persamaan alometrik dengan
menggunakan diameter pohon setinggi dada yang berukuran 1,3 m dengan tinggi pohon di lapang. Persamaan allometrik yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = Epx{-2,4090+0,9522[LnDBH
2
HS]}
dimana : Y
: Biomassa Pohon Kg DBH : Diameter Setinggi Dada cm
H : Tinggi
m S
: Berat Jenis Kayu = 0,61 gcm
3
Untuk menghitung jumlah karbon biomassa tersimpan digunakan persamaan :
KTP = Y 0,5
Keterangan KTP : Karbon Biomassa Tersimpan TonHa
Gambar 2. Pengukuran Biomassa Pohon di Lapang Pengukuran biomassa pohon dilakukan pada penggunaan lahan hutan dan
kebun campuran pada plot berukuran 30 m x 30 m. Jumlah plot contoh yang diambil sebanyak tiga plot untuk masing-masing penutupanpenggunaan lahan
tersebut. Besaran yang diukur adalah tinggi percabangan dan diameter setinggi dada disajikan pada Lampiran 5 dan 6.
3.3.5.2. Karbon Tersimpan Pada Tanah
Penentuan karbon tersimpan tanah diawali dengan pengambilan contoh tanah secara komposit pada penggunaan lahan hutan, kebun campuran, kebun teh,
pemukiman, semak, sawah, tanah terbuka dan tegalan dengan 5 titik pengambilan contoh. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60
cm. Data C-organik tahun 1989 diperoleh dari data arsip tanah, yaitu dari laporan survei dan penelitian pada periode tahun 1978-1989 yang disajikan pada
Lampiran 2, sedangkan pada tahun 2007 disajikan pada Lampiran 3. Bobot isi tanah di lokasi penelitian diperoleh dari laporan penelitian.
Gambar 3. Plot Pengambilan Contoh Tanah
Data C-organik yang sudah diplotkan menurut lokasinya di lapang, kemudian dilakukan interpolasi titik menggunakan IDW Invers Distance Weight
untuk memperoleh data permukaan dari C-organik tanah pada kawasan penelitian dengan resolusi 30 m x 30 m. Untuk mendapatkan data karbon organik tanah
tersimpan digunakan persamaan dibawah ini:
KOT = C-organik x BI x D
Keterangan : KOT
: Karbon Organik Tanah Tersimpan tonha C-organik : Kadar C-organik Tanah
BI : Bobot Isi Tanah gcm
3
D : Kedalaman Tanah m
Data Bobot isi tanah diperoleh dari laporan hasil penelitian yang disajikan pada Lampiran 4. Data spasial dari bobot isi dibuat berdasarkan jenis tanah di
daerah penelitian dengan resolusi 30 m x 30 m. Bobot isi tanah yang digunakan adalah dari jenis-jenis tanah andisol dan non-andisol. Tanah andisol dengan
kedalaman 0-30 cm dan kedalaman 30-60 cm memiliki kisaran bobot isi tanah masing-masing sebesar 0,80 gcm
3
dan 0,85 gcm
3
, untuk tanah non-andisol memiliki kisaran bobot isi masing-masing 1,00 gcm
3
dan 1,01 gcm
3
masing- masing pada kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm. Untuk menghitung karbon
organik tersimpan dalam kawasan dilakukan dengan persamaan :
KTK = KOT x A
Keterangan : KTK = Karbon tersimpan kawasan Mt
KOT = Karbon Organik Tersimpan tonha A = Luas Penutupanpenggunaan Lahan ha
Pendugaan karbon tersimpan kawasan didalam tanah diperoleh dari hasil perkalian data karbon organik tanah tersimpan dengan luas
penutupanpenggunaan lahan.. Proses ini dilakukan dengan pembuatan model spasial pada ERDAS IMAGINE 8.6 yang terdapat dalam feature model maker,
sehingga diperoleh data karbon tersimpan untuk seluruh daerah penelitian. Data tersebut digunakan untuk mengetahui berapa banyak karbon tersimpan pada
masing-masing penggunaan lahan, dengan cara recoding setiap penggunaan lahan, kemudian dihitung jumlah piksel masing-masing penutupanpenggunaan lahan
yang meliputi hutan, kebun campuran, kebun teh, pemukiman, sawah, semak, tanah terbuka dan tegalan. Jumlah karbon tersimpan setiap penggunaan lahan
merupakan jumlah pixel dari kelas penggunaan lahan tersebut. Analisis perubahan karbon organik tersimpan dilakukan dengan
membandingkan karbon organik tersimpan pada tahun 1989 terhadap karbon organik tersimpan pada tahun 2007. Analisis dilakukan pula dengan
membandingkan perubahan penutupanpenggunaan lahan dari tahun 1989 sampai 2007.
Citra Landsat 2007 Terkoreksi
Raster Penutupan Penggunaan Lahan
1989 Raster Penutupan
Penggunaan Lahan 1989
Ya
Vektor Penutupan Penggunaan Lahan
2007 Konversi Raster-Vektor
Vektor Penutupan Penggunaan Lahan
1989 Citra Landsat 1989
Terkoreksi
Kombinasi Band
Cek Lapang Nilai Akurasi Total dan
Nilai Kappa 85 Klasifikasi Terbimbing
Tidak
Tumpang Tindih
Perubahan PenutupanPenggunaan
Lahan 1989-2007
Gambar 4. Tahap Analisis Citra Digital Gambar 4. Tahap Analisis Citra Digital
Ekstraksi Citra Landsat Tahun
1989 dan 2007 Persamaan Alometrik
Winrock,1997 Data Biometri
DBH, Tinggi
Biomassa0,5 Karbon Biomassa
Tersimpan Tonha
Karbon Tersimpan Kawasan Pada
Pohon Mt Biomassa tha
Luas Penutupan penggunaan
lahan ha
Gambar 5. Tahap Pendugaan Karbon Biomassa Tersimpan Di Atas Permukaan
Data C-Organik Tahun 1989
Data C-Organik Tahun 2007
Citra Landsat Tahun 1989
dan 2007 Laporan Survei dan
Penelitian Tahun 1978-1991
Pengambilan Contoh Tanah
Karbon Organik Tersimpan
Kawasan Mt BI gcm
3
Masing-masing Jenis tanah
Data Permukaan Karbon Organik
Tanah
Karbon Organik Tersimpan tha
Interpolasi Titik Peta Titik
C-Organik Tanah
Luas Penutupan penggunaan
lahan ha
Gambar 6. Tahap Pendugaan Karbon Tersimpan Dalam Tanah
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Lokasi daerah penelitian terletak diantara sebagian DAS Ciliwung Hulu, sebagian DAS Citarum Tengah III dan sebagian Pegunungan Gede Pangrango.
Lokasi penelitian terletak diantara garis lintang dan bujur: 106 56’55” – 107
05’05” BT dan 6 40’41” - 6
48’49” LS dan dicakupi oleh Peta RBI skala 1 : 25.000, Lembar Cisarua, Lembar Cugenang, Lembar Cianjur, lembar Cipanas
dan Lembar Gunung Putri. Daerah penelitian, di sebelah timur dibatasi oleh DAS Citarum Tengah, sebelah barat dibatasi oleh Gunung Gede Pangrango, sebelah
utara dibatasi oleh DAS Ciliwung Hulu. Secara administratif lokasi penelitian terletak di 4 Kecamatan yang terdiri dari 16 kelurahan yang tersebar di Kecamatan
Cisarua, Kecamatan Pacet, Kecamatan Cugenang dan Kecamatan Sukaresmi, yang terletak pada Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur, propinsi Jawa Barat
yang meliputi luas areal ± 13.285 ha.
Gambar 7. Peta Daerah Penelitian