Pertumbuhan Ekonomi dan Pengelolaan Sumberdaya Alam

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertumbuhan Ekonomi dan Pengelolaan Sumberdaya Alam

Menurut Kusumastanto 2000, ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari prilaku manusia, mengalokasikan sumberdaya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tak terbatas dalam jangka waktu tertentu. Dalam ekonomi, lingkungan dipandang sebagai aset gabungan yang menyediakan berbagai jasa atau fungsi, yakni mendukung kehidupan manusia dan memenuhi kebutuhan manusia. Lingkungan menyediakan bahan baku yang ditransformasikan ke dalam bentuk barang dan jasa melalui proses produksi dan energi, selanjutnya menghasilkan residual yang kembali ke lingkungan. Negara-negara berkembang pada umumnya memiliki kesamaan yang khas, diantaranya adalah rendahnya tingkat produktivitas, kemiskinan, ketidakmerataan pendapatan, tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dan ketergantungan terhadap negara lain. Pembangunan dalam negara-negara berkembang tersebut ditekankan pada pertumbuhan ekonomi nasional. Sumberdaya alam dan lingkungan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Sumberdaya alam, selain menyediakan barang dan jasa, juga menjadi tulang punggung backbone dari pertumbuhan ekonomi dan sumber penghasilan masyarakat serta sebagai aset bangsa yang penting. Oleh karena itu, ketersediaan dan kesinambungan sustainability dari sumberdaya alam ini menjadi sangat crucial bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan akan sangat tergantung dari pengelolaan yang baik oleh setiap stakeholder yakni masyarakat dan pemerintah Fauzi 2004. Kerusakan lingkungan dan menurunnya kemampuan sumberdaya alam baik secara kuantitas maupun kualitas telah dialami oleh Indonesia Fauzi 2005. Illegal logging, illegal fishing dan eksploitasi sumberdaya alam yang tidak berkelanjutan, bukan saja telah merugikan negara trilyunan rupiah, tetapi juga menyebabkan rusaknya kemampuan sumberdaya alam untuk memberikan jasa- jasa lingkungan. Akibatnya bukan saja erosi dan hilangnya keanekaragaman hayati, namun juga biaya sosial dan ekonomi yang ditanggung oleh masyarakat sangat mahal. Secara garis besar, kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan dipicu oleh dua faktor. Pertama pola konsumsi comsumption pattern dan kedua sering disebut sebagai policy failure kegagalan kebijakan. Pola konsumsi yang tinggi akan memicu permintaan yang tinggi terhadap sumberdaya alam, yang pada gilirannya akan menyebabkan environmental stress. Sisi lain, sebagian besar penduduk berkembang seperti Indonesia, khususnya masyarakat yang berada dekat dengan sumberdaya alam seperti di wilayah pesisir merupakan penduduk yang sering dikategorikan miskin. Kemiskinan dan ketidak pastian hidup menyebabkan pola pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali, bahkan destruktif. Hampir 80 kondisi trumbu karang Indonesia, yang sangat bernilai tinggi, dalam kondisi mengenaskan akibat pemanfaatan yang destrukstif, sementara hampir 50 hutan mangrove juga musnah akibat konversi dan pemanfaatan yang tidak bertanggung jawab Fauzi 2005. Menurut Barbier dan Dixon 1996, menyebutkan bahwa di beberapa negara berkembang, deplesi dan degradasi sumberdaya alam dan lingkungan menjadi faktor pemicu terjadi de-stabilisasi institusi dan pertumbuhan ekonomi yang rendah. Kelangkaan sumberdaya di negara berkembang seperti Indonesia, merupakan salah satu faktor pemicu konflik dan friksi sosial yang akan menganggu keseimbangan institusi dan kebijakan ekonomi yang dibutuhkan untuk proses pembangunan itu sendiri.

2.2. Eksternalitas