kelebihan orang lain. Belajar mengendalikan nafsu bergerak yang berlebihan, dan lain sebagainya.
2 Nilai-nilai Fisik Bergerak yang dilakukan dalam bermain tentu saja disertai kegembiraan.
Suasana gembira ini mempunyai pengaruh terhadap keluarnya hormon-hormon yang dapat merangsang untuk mengeksploitasikan gerak. Ketika bergerak, organ
tubuh akan secara otomatis bekerja dan menghasilkan unsur-unsur yang dibutuhkan tubuh sesuai fungsinya.
3 Nilai-nilai Sosial Anak-anak yang bermain dengan gembira, suasana kejiwaannya juga
bebas atau lepas dari segala yang merintanginya. Sifat-sifat yang selama ini ditutupi akan nampak mencuat ke atas karena kebiasaan itu.
2.1.5.2 Teori Bermain
Soemitro 1992:10 berpendapat tentang beberapa teori bermain antara lain :
2.1.5.2.1 Teori kelebihan tenaga
Teori kelebihan tenaga menyatakan bahwa tenaga manusia makin lama makin menumpuk, yang akan berakhir sampai titik yang mengharuskantenaga
dilepaskan. Tenaga yang menumpuk akan menjadikan kemampuan maksimal.
2.1.5.2.2 Teori relaksasi
Teori relaksasi menyatakan bahwa bermain merupakan salah satu kegiatan yang memberikan selingan pada kegiatan rutin. Bermain dapat menjadi sarana
rekreasi bagi tubuh untuk menghilangkan rasa letih dan jenuh ketika tubuh selesai bekerja atau melakukan aktivitas yang berlebihan.
2.1.5.2.3 Teori rekapitulasi
Teori rekapitulasi menyatakan bahwa orang bermain merupakan ulangan dari kehidupan nenek moyang. Bermain dapat menjadi aktivitas utama dalam
kehidupan sehari-hari untuk menghilangkan kesuntukan setelah beraktivitas berat.
2.1.5.2.4 Teori instink
Teori instink menjelaskan bahwa kegiatan manusia yang instingtif cenderung berdasarkan periode perkembangan. Manusia akan cenderung berfikir
sebelum melakukan aktivitas untuk mengetahui manfaat dan resiko yang mungkin didapat.
2.1.5.2.5 Teori kontak sosial
Teori kontak sosial menjelaskan bahwa seorang anak akan melakukan permainan masyarakat di sekitarnya.
Bigot, Konhstam dan Palland yang dikutip oleh Sukintaka 1992 : 28, menyatakan secara psikis bermain mempunyai fungsi dalam usaha pendidikan.
Adapun sasaran psikis meliputi: 1 Kemampuan berbahasa dan seni bahasa
Sukintaka 1992 : 28, kemampuan bahasa seseorang anak dikembangkan oleh apa yang didengarnya,baik dalam bergaul dengan orang lain, dari melihat
televisi, maupun dari melihat film. Dengan mendengar ini, berarti akan berkembang pula bagaimana mengucapkan kata-kata, dan makin mantapnya tata
bahasanya. Dalam bermain, anak akan masuk dalam situasi yang mengharuskan anak berkomunikasi dengan anak lain, atau teman bermainnya.
2 Peningkatan Kemampuan Akademik Menurut Piaget yang dikutip oleh Sukintaka 1992 : 31, mengatakan
bahwa gerak dan bermain merupakan suatu hal yang sangat penting dalam memacu kemampuan akademik atau pengetahuaan, khusus pada masa anak-anak.
Gerak dan bermain merupakan wahana untuk memacu dan memotivasi untuk mendorong dan merangsang masalah belajar secara luas. Belajar lewat gerakan
mengakibatkan anak untuk berfikir dan mengetahui terhadap mengapa dan bagaimana. Peraturan yang dibuat dalam permainan juga dapat mempengaruhi
daya pikir untuk mematuhi dan tidak melanggarnya. 3 Budi Pekerti
Menurut Hurlock yang dikutip Sukintaka 1992 : 31-32, lewat tahun- tahun masa perkembangan anak, bermain banyak memberikan iurannya dalam
pembentukan pribadi dan rasa sosial anak. Iuran ini untuk tiap masa perkembangan yang satu dengan yang lain akan berbeda-beda, sebab pada tiap
tahap perkembangan, anak mempunyai perbedaan kesenangan, perhatian, jenis permainan, dan jenis alat permainannya.
2.1.6 Modifikasi Pembelajaran Penjasorkes