agar kaum perempuan mendapatkan kedudukan yang sederajat dengan kaum laki- laki.
2.2 Landasan Teori
Teori berfungsi untuk memecahkan masalah. Sebagai dasar untuk menyelesaikan masalah, maka sangat penting apabila teori yang dipakai benar-
benar relevan dengan permasalahan yang ada. Penelitian ini menggunakan pendekatan kritik sastra feminis, karena
pendekatan ini mempertimbangkan segi-segi permasalahan perempuan dalam upayanya dengan tuntutan persamaan hak.Kritik sastra feminis merupakan salah
satu disiplin ilmu kritik sastrayang lahir sebagai respon atas berkembangnya feminisme di berbagaipenjuru dunia. Kritik sastra feminis merupakan aliran baru
dalamsosiologi sastra. Lahirnya bersamaan dengan kesadaran perempuan akanhaknya. Inti tujuan feminisme adalah meningkatkan kedudukan dan
derajatperempuan agar sama atau sejajar dengan kedudukan serta derajat laki- laki.Perjuangan serta usaha feminisme untuk mencapai tujuan inimencakup
berbagai cara. Salah satu caranya adalah memperoleh hak danpeluang yang sama dengan yang dimiliki laki-laki.
Menurut Faqih 1996 : 99 feminisme sebagai gerakan pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa kaum perempuan pada dasarnya ditindas dan
dieksploitasi, serta usaha untuk mengakhiri penindasan dan eksploitasi tersebut. Hakikat perjuangan feminisme adalah demi kesamaan martabat, kebebasan
mengontrol raga, dan kehidupan baik di dalam maupun di luar rumah. Gerakan feminisme merupakan perjuangan dalam rangka mentransformasikan sistem dan
struktur yang tidak adil, menuju ke sistem yang adil baik bagi perempuan maupun laki-laki. Lebih lanjut lagi Faqih 2000: 5 menjelaskan,
feminisme bukan merupakanpemberontakan kaum wanita kepada laki-laki, upaya melawan
pranatasosial, seperti institusi rumah tangga dan perkawinan atau pandanganupaya wanita untuk mengingkari kodratnya, melainkan lebih sebagaiupaya untuk
mengakhiri penindasan dan eksploitasi perempuan.
Pendekatan feminisme adalah pendekatan terhadap karya sastradengan fokus perhatian pada relasi jender yang timpang danmempromosikan pada tataran yang
seimbang antar laki-laki danperempuan Djajanegara, 2000: 27. Sastra bisa mengandung gagasan yang mungkin dimanfaatkan untuk menumbuhkan sikap
sosial tertentu atau bahkan mencetuskan peristiwa sosial tertentu Damono, 1978. Menurut Yoder Sugihastuti dan Saptiawan, 2007:99, kritik sastra feminisme
adalah suatu kritik yang memandang sastra dengan kesadaran khusus, kesadaran bahwa ada jeanis kelamin yang banyak berhubungan dengan budaya, sastra, dan
kehidupan. Jenis kelamin ini membuat perbedaan di antara semuanya yang juga membuat perbedaan pada diri pengarang, pembaca, perwatakan dan faktor luar
yang mempengaruhi karang-mengarang. Kritik sastra feminis terdiri dari beberapa sudut pandang.Yang pertama adalah
kritik sastra feminis ideologis, yang melibatkan perempuan sebagai pembaca.Yang menjadi pusat perhatian pembaca adalah citra stereotype
perempuan dalam karya sastra. Kritik ini juga meneliti kesalahpahaman tentang perempuan dan sebab-sebab mengapa perempuan sering tidak diperhitungkan,
bahkan nyaris diabaikan sama sekali dalam kritik sastra. Pada dasarnya, kritik
sastra feminis ideologis merupakan cara menafsirkan suatu teks yang dapat memperkaya wawasan para pembaca perempuan dan membebaskan cara berpikir
perempuan. Yang kedua adalah kritik sastra feminis ginokritik, yang meneliti semua aspek
yang berkaitan dengan kepengarangan perempuan yang meliputi sejarah, tema, ragam, struktur psikodinamika, kreativitas, dan telaah penulis perempuan tertentu
dengan karyanya yang khusus.Yang ketiga adalah kritik satra feminis sosialis, yang meneliti tokoh-tokoh perempuan dalam sebuah karya sastra dari sudut
pandang sosialis, yaitu kelas-kelas masyarakat. Yang keempat adalah kritik sastra feminis psikoanalitik, yang menerapkan
pada tulisan-tulisan perempuan karena para feminis percaya pembaca perempuan mengidentifikasi atau menempatkan dirinya pada tokoh perempuan dalam sebuah
karya sastra, sedangkan tokoh perempuan tersebut pada umumnya merupakan cermin penciptanya.Yang kelima adalah kritik sastra lesbian, yang hanya meneliti
penulis dan tokoh perempuan.Yang keenam adalah kritik sastra feminis ras, yang mengaitkan masalah perempuan dengan ras.
Menyimak uraian tersebut, novel Pengakuan Eks Parasit Lajang sesuai bila diteliti berdasarkan kritik sastra feminis ideologis. Kritik sastra feminis ideologis
dipakai untuk menafsirkan teks-teks pada novel Pengakuan Eks Parasit Lajang dengan menggunakan konsep reading as a women. Berlandaskan kritik ini akan
dianalisis bentuk-bentuk pemberontakan ataupun tindakan-tindakan yang dilakukan tokoh utama perempuan dan faktor-faktor yang menyebabkan tokoh
utama mengambil keputusan tersebut dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang.
2.3 Tinjauan Pustaka