Watak Tokoh A dalam Novel Pengakuan Eks Parasit Lajang

BAB IV ANALISIS FEMINISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL

PENGAKUAN EKS PARASIT LAJANG

4.1 Watak Tokoh A dalam Novel Pengakuan Eks Parasit Lajang

Dalam pembahasan ini akan digambarkan mengenai watak dari tokoh utama dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang. Namun, pembahasan hanya pada tokoh utama yang akan dianalisis. A adalah tokoh utama sekaligus tokoh protagonis dalam novel Pengakuan Eks Parasit Lajang. A adalah inisial nama dari pengarang novel Pengakuan Eks Pasrasit lajang Ayu Utami, karena novel ini merupakan autobiographi-nya. A sebagai tokoh utama karena novel Pengakuan Eks Parasit Lajang menceritakan tentang perjalanan hidup A dan segala konflik yang ia lalui dalam perjalanan hidupnya mencari kebenaran sistem patriarki dan ketidakadilan gender yang menimpa kaum perempuan. Tokoh A adalah anak bungsu dari lima bersaudara yang memiliki watak keras kepala, hal ini terlihat pada kutipan berikut : “Aku sendiri adalah anak bungsu keras kepala yang dahulu selalu menuntut perhatian ibuku. Bagaimana mungkin kini aku malah menjadi ibu bagi pacarku?” hal. 22 Dilihat dari fisiknya, A adalah perempuan yang menarik. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut : “Nik bangga sekali ketika wajahku muncul di sampul Femina. Ia sedang naik bis kota dan melihat yayangnya ada di setiap halte. Katanya, rasanya ia ingin bilang kepada orang-orang yang duduk di sebelahnya bahwa itu adalah pacarnya”. hal. 57 “Memang aku sedang menikmati penampilanku yang baru.Aku sedang senang menyadari bahwa aku perempuan dan aku lumayan menarik”. hal. 61 Kutipan tersebut menunjukkan bahwa A adalah seorang perempuan yang cantik. Selain cantik A juga digambarkan sebagai tokoh yang cerdas. Dalam novelPengakuan Eks Parasit Lajang kecerdasan A ditunjukan dengan keberhasilannya kuliah di jurusan Sastra Rusia Universitas Indonesia. Selain cerdas A juga digambarkan sebagai tokoh yang kritis dan selalu ingin tahu, hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut : “ Aku tidak mau menerima nilai-nilai yang menurutku tidak adil. Tak ada yang bisa menjawabku dimana letak keadilan dalam hal memuliakan dan menuntut keperawanan wanita. hal. 35 “ Bagaimana mungkin dia yakin dirinya lebih utama daripada aku karena dia adalah lelaki dan aku perempuan? Darimana datangnya pandangan itu? hal. 42 “ Aku mencari kerja sebab aku mulai tahu kalau mutu pengetahuan yang kudapat di jurusan Sastra Rusia Fakultas Sastra Universitas Indonesia masa itu. Bagaimana mungkin aku kuliah dengan materi yang sama dengan yang dipelajari oleh generasi ayah ibuku setengah abad silam?... “ Aku hanya akan jadi sarjana dengan pengetahuan nol”. hal. 50 Kutipan tersebut menggambarkan watak A yang selalu ingin tahu dan kritis, ia berupaya untuk mendapatkan materi pembelajaran yang lebih banyak dan berkualitas dengan bekerja di perusahaan pemasok senjata api untuk memperoleh informasi yang tidak ia dapatkan di tempat ia kuliah. Kutipan tersebut juga menggambarkan sifat kritis A yang selalu mempertanyakan tentang keadilan dalam konsep keperawananan yang ia anggap mendiskriminasikan perempuan. A juga digambarkan sebagai tokoh yang memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi, ia selalu memperhatikan kehidupan di sekitarnya. Hal tersebut terlihat dalam kutipan berikut : “Lalu aku jadi agak sedih karena khawatir tidak bisa menghargai manusia sebagai manusia yang telanjang, tanpa perangkat prestise atau prestasi.Aku sedih bahwa ada kelas-kelas dalam masyarakat dan aku tidak terbebas darinya. hal. 18 “Dalam hati kecilku aku tahu bahwa manusia tidak pantas diterapkan dalam skala nilai. Manusia tidak akan bahagia dibegitukan. Skala penilaian akan menghasilkan manusia super dan manusia pecundang. Dan itu sangat menyedihkan. hal. 21 “Betapa tak adil dunia.Dan, betapa mengerikan bahwa manusia masih membikin kompetisi untuk merayakan ketidakadilan itu.Hirarki kesempurnaan itu”. hal. 60 Kutipan di atas menggambarkan sosok tokoh A yang sangat peduli pada nilai- nilai kemanusiaan dan keadilan. Tokoh A digambarkan sebagai sosok yang tidak menyukai adanya kelas-kelas dalam masyarakat, di mana manusia dinilai lewat harta ataupun prestasi yang ia punya, bukan melalui nilai ketulusan dalam diri manusia itu sendiri. Lebih lanjut A juga digambarkan sebagai tokoh yang berani mengambil keputusan dan resiko, hal ini dapat ditemukan dalam kutipan berikut : “Tapi aku akan membuka gerbang dan meninggalkan taman. Aku akan membiarkan diriku menghadapi resiko. Aku telah mengetahui diriku. Dak aku ingin ada lelaki yang juga mengetahuinya… “Begitulah sekali lagi aku telah memutuskan untuk menutup masa perawanku.Tapi siapa lelakiitu?”hal. 11 “Maka tibalah masa itu, umurku memasuki tahun kedua puluh.Aku telah memutuskan untuk menutup masa perawanku.Aku telah berani untuk mengalami persetubuhan yang sesungguhnya”. hal. 21 Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa tokoh A adalah sosok yang berani mengambil keputusan. Tokoh A adalah sosok perempuan yang mandiri dan tidak ragu dalam menentukan apa yang ia kehendaki. Ia tidak mau orang lain yang menentukan jalan hidupnya, ia sosok yang menyusun sistemnya sendiri, menentukan kemauannya dan kemudian melakukannya. Tapi tokoh A juga digambarkan sebagai sosok yang siap menanggung resiko dari keputusan yang ia ambil. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut: “Aku mulai tahu bahwa aku harus bisa membereskan perbuatanku sediri. Ini bukan soal perempuan atau lelaki ini soal dewasa atau tidak” hal. 26 “Maka pada usia dua puluh itu aku telah melepas kalung salibku. Aku telah mengambil jarak dari agama segala agama hal. 31 “Aku tidak bisa tenang dengan menjadi pezinah sekaligus Katolik.Aku harus memilih salah satu saja. hal. 44 Kutipan-kutipan di atas menggambarkan sosok A yang siap menghadapi resiko, dan bertangung jawab pada pilihannya. Ia memilih melepas keperawanan, dan lantas memilih untuk menjauhkan dirinya dari agama, karena baginya tidak mungkin ia menjadi dua orang sekaligus, menjadi si Katolik dan si pezinah. Selain itu tokoh A juga merupakan tokoh yang bijak, ia selalu punya sistem dan caranya sendiri, ia punya pendapat dan teori sendiri tentang bagaimana seorang perempuan menjalani hidupnya, tetapi ia juga orang yang terbuka pada pendapat orang lain. Tokoh A digambarkan sebagai tokoh yang mau didebat dan menerima pendapat oranglain, juga siap mengubah pandangannya jika memang ia salah, hal ini terlihat dalam kutipan berikut: “Aku senang membangun teori dan mitosku sendiri. Tapi aku selalu boleh dibantah. Kupikir selama ini lelaki membangun mitos dan teori mereka dan tidak memberi kesempatan perempuan untuk membantahnya. Dan banyak perempuan juga cukup tolol untuk mempercayai mitos dan teori lelaki tanpa pertahanan apapun”… “Aku punya pendapatku sendiri. Aku punya teori dan mitosku sendiri. Tapi aku juga selalu bersedia didebat. Aku bersedia mengubah pendapatku jika kuyakin pendapat itu salah”. hal. 81 Selain berpikiran terbuka A juga merupakan tokoh yang sadar diri. A bukan orang yang munafik yang tidak mau mengakui kesalahannya. Yang salah tetap salah sekalipun dia sendiri yang melakukannya. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut : “Aku tahu aku bukan orang baik-baik dalam ukuran moralku. Maka aku menyusun etika-ku dalam menjalani permainan level 2 ini. Ketika aku tak punya moral, setidaknya aku punya kode etik. Pertama, aku menjaga kerahasiaan hubungan gelapku. Aku tak akan omong apapun perihal dengan siapa aku menjalin hubungan”… “Kedua, aku bersumpah tidak akan merebut suami orang kedalam hubungan yang sah. Aku sudah mencuri; aku berjanji pada diri sendiri untuk selalu mengembalikan. Aku tidak akan meminta lelaki itu bercerai. Aku tidak akan minta dikawini persetan manapun. Aku mencukupkan diriku sebagai maling waktu”… “Sebagai pencuri momen, kubiarkan diriku berada ditempat gelap. Itulah satu-satunya caraku menghormatiperempuan yang lebih dulu”… “namun didasar hatiku aku merasa berdosa. Ya, kali ini aku merasa begitu”. hal. 82 Dari kutipan diatas, dapat dilihat bahwa sosok A sadar kalau dia melakukan kesalahan yaitu berselingkuh dengan Dan, suami orang yang tak lain adalah rekan kerjanya di tempat yang baru. Dan adalah seorang editor untuk tulisan-tulisan A yang saat itu sedang bekerja disebuah redaksi majalah. Tapi A adalah sosok yang jujur, ia mengakui kesalahannya sebagai sebuah kesalahan, dan ia menyadarinya. Seperti yang terlihat dalam kutipan berikut : “Aku harus tetap bisa bilang hitam sebagai hitam. Aku yakin bahwa aku tidak boleh mencari pembenaran. hal. 78 “aku tahu aku bukan orang baik-baik. Tapi aku tidak akan menawar nilai-nilai dan rasa keadilanku untuk membuatku merasa jadi orang baik. Jika aku berada disuatu jurang hitam, setidaknya aku tahu bahwa itu jurang hitam, dan aku tidak mengatakan bahwa tempat itu luhur dan terang. Apa yang gelap harus diterima sebagai gelap”. hal.79 Dari kutipan diatas, terlihat sosok A memiliki watak yang jujur, dan mau mengakui kesalahannya sendiri dan tidak mau mencari pembenaran dari tindakannya yang memang salah. Salah satu watak yang terdapat dalam diri A adalah sosok yang percaya diri dan selalu berusaha mencari pengalaman baru. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut: “Aku telah pernah jadi sekretaris, jadi model, jadi petugas guest relation disebuah hotel bintang lima semuanya kacau dan sama sekali tidak sukses, dan kini aku jadi wartawan. Aku bekerja freelance di sebuah majalah di bawah pengelolaan mingguan Tempo”… “Aku menemukan bakatku.Semua yang kutulis nyaris tidak membutuhkan penyuntingan oleh editor.Strukturku baik.Logikaku lurus.Bahasaku cermat.Humorku ada.Metaforku kaya.Seorang redaktur berkata, ia seperti menemukan permata pada diriku”. hal. 65 Sosok A adalah tokoh yang percaya diri pada kemampuanya, ia tidak pernah takut untuk masuk ke sebuah lingkungan baru, mencoba mencari pengalaman dari pekerjaan baru hingga ia menemukan bakatnya di dunia tulis menulis. Dari uraian-uraian di atas dapat dilihat bahwa tokoh A adalah sosok yang berani, cerdas, jujur, kritis, percaya diri, punya kemauan yang keras, mandiri, tahu apa yang ia mau, punya rasa ingin tau yang tinggi dan juga menjunjung nilai-nilai keadilan. Watak tokoh A tersebut sesuai dengan semangat feminisme, yaitu semangat memperjuangkan hak dan keadilan bagi perempuan. Watak seperti tokoh A lah yang dibutuhkan perempuan untuk bisa memperjuangkan hak-hak perempuan yang selama ini terdiskriminasi.

4.2 Sikap feminisme Tokoh A dalam Pengakuan Eks Parasit Lajang

Dokumen yang terkait

PANDANGAN AYU UTAMI TENTANG VIRGINITAS DALAM NOVEL PENGAKUAN EKS PARASIT LAJANG: TINJA Pandangan Ayu Utami Tentang Virginitas Dalam Novel Pengakuan Eks Parasit Lajang: Tinjauan Strukturalisme Genetik Dan Implementasi Sebagai Bahan Ajar Sastra Di Sma.

0 3 11

CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL SI PARASIT LAJANG KARYA AYU UTAMI: KAJIAN KRITIK SASTRA FEMINISME DAN Citra Perempuan dalam Novel Si Parasit Lajang Karya Ayu Utami: Kajian Kritik Sastra Feminisme dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA

3 7 15

CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL PENGAKUAN EKS PARASIT Citra Perempuan Dalam Novel Pengakuan Eks Parasit Lajang Karya Ayu Utami: Tinjauan Kritik Sastra Feminis Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

1 3 12

CITRA PEREMPUAN DALAM NOVEL PENGAKUAN EKS PARASIT LAJANG KARYA AYU UTAMI: TINJAUAN KRITIK SASTRA FEMINIS DAN Citra Perempuan Dalam Novel Pengakuan Eks Parasit Lajang Karya Ayu Utami: Tinjauan Kritik Sastra Feminis Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar S

0 1 20

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran alur dan pengaluran Novel Pengakuan Eks Parasit Lajang Karya Ayu Utami untuk siswa SMA kelas XI semester 1.

0 0 123

Kepribadian Tokoh, Nilai Pendidikan Karakter Kejujuran Novel Pengakuan Eks Parasit Lajang Karya Ayu Utami, dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di Perguruan Tinggi: Kajian Psikologi Sastra.

0 0 17

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep - Analisis Feminisme Tokoh Utama Dalam Novel Pengakuan Eks Parasit Lajang Karya Ayu Utami

0 0 11

KEBEBASAN PEREMPUAN DALAM NOVEL PENGAKUAN EKS PARASIT LAJANG KARYA AYU UTAMI

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG - Kebebasan perempuan dalam novel pengakuan eks parasit lajang karya Ayu Utami - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 1 12

Kebebasan perempuan dalam novel pengakuan eks parasit lajang karya Ayu Utami - Widya Mandala Catholic University Surabaya Repository

0 0 32