Kondisi Sosial dan Budaya Dukuh Penambangan

3. Kondisi Sosial dan Budaya Dukuh Penambangan

Sebagian besar masyarakat Dukuh Penambangan menganut agama Islam, sedangkan suku bangsa di dukuh ini mayoritas adalah adalah suku Jawa. Bahasa yang sering digunakan oleh masyarakat Dukuh Penambangan adalah Bahasa Jawa, terutama Bahasa Jawa Banyumasan. Ada juga sebagian masyarakat yang menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan orang lain, meskipun penggunaan Bahasa Indonesia masih dicampuri dengan Bahasa Jawa. Pola pemukiman yang terdapat di Dukuh Penambangan memiliki jarak yang berdekatan antara rumah penduduk yang satu dengan yang lainnya. Selain rumah penduduk, di Dukuh Penambangan juga banyak terdapat pabrik-pabrik genteng dan tobong-tobong yang dibangun berdekatan dengan rumah warga. Hal ini ditujukan untuk mempermudah pemilik pabrik dalam memproduksi genteng. Gambar 03. Pola Pemukiman Penduduk Dukuh Penambangan Dok.Bowo, 21 Februari 2013 Kehidupan masyarakat di Dukuh Penambangan sangat dinamis. Artinya, selain kegiatan utama mereka dalam industri genteng, mereka juga memiliki kegiatan sosial yang dilakukan oleh masyarakat setiap hari, baik dalam bentuk kelompok-kelompok kecil maupun dalam kelompok yang lebih besar. Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Dukuh Penambangan tidak hanya berkaitan dengan sesama warga masyarakatnya, akan tetapi juga menyangkut hubungan antar manusia dengan Tuhan Allah. Kegiatan yang sering dilaksanakan di dukuh ini misalnya ada arisan RT dan RW atau sering disebut dengan arisan PKK. Arisan PKK diadakan oleh ibu-ibu Dukuh Penambangan satu bulan sekali setiap tanggal 20 dan dilaksanakan pada sore hari. Sedangkan arisan RT dan RW diadakan setiap dua minggu sekali. Di dalam kegiatan PKK juga terdapat kegiatan tahlilan yang dipimpin oleh Ibu Nyai yang mengampu masjid setempat. Menurut salah seorang penduduk tujuan dilaksanakan kegiatan PKK dan tahlilan yaitu untuk mempererat tali persaudaraan antar warga masyarakat, termasuk antar para pengusaha genteng maupun antara pengusaha dengan para buruhnya. Selain itu juga untuk mempertebal rasa keimanan masyarakat kepada Tuhan. Bulan-bulan yang banyak mengandung ritual keIslaman adalah bulan Maulud dan Rajab. Pada bulan Maulud, masyarakat disibukkan dengan kegiatan Maulud Nabi Muhammad S.A.W. Sedangkan pada bulan Rajab, masyarakat memperingati perayaan Isro Miraj Nabi Muhammad S.A.W. Semua masyarakat dukuh dari anak-anak sampai dewasa selalu terlibat dalam kegiatan ini. Sedangkan setiap malam minggu manis, masyarakat Dukuh Penambangan mengikuti kegiatan yamidah. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat setempat, akan tetapi dari para alumnus pondok pesantren Jampes. Kegiatan yamidah biasanya diisi dengan pengajian yang imamnya berasal dari pondok Jampes. Kegiatan-kegiatan ini secara tidak langsung juga dapat mempererat tali persaudaraan antar warga masyarakat yang mayoritas memiliki mata pencaharian yang sama yaitu usaha industri genteng.

4. Kondisi Ekonomi Dukuh Penambangan