13
atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11 Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
12 Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
13 Bersahabat Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang
lain. 14 Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya.
15 Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16 Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17 Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18 Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan alam, sosial, dan budaya, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
Zubaedi 2011:74-76
3. Faktor Pembentukan Karakter
Berbagai pendapat dari pakar pendidikan anak, dapat disimpulkan bahwa terbentuknyaa karakter kepribadian manusia ditentukan oleh dua
faktor, yaitu nature faktor alami dan nurture sosialisai dan pendidikan
14
1 Pengaruh nature, Agama mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki
kecenderungan fitrah untuk mencintai kebaikan. Namun fitrah ini adalah bersifat potensial, atau belum termanifestasi ketika anak
dilahirkan Megawangi 2004:25. 2
Nurture, faktor lingkungan yaitu usaha memberikan pendidikan dan sosialisasi adalah sangat berperan dalam menentukan “buah” seperti apa
yang akan dihasilkan seorang anak Megawangi 2004:27 Fitrah manusia menurut prespektif agama adalah cenderung kepada
kebaikan ini, masih mengakui adanya pengaruh lingkungan yang dapat mengganggu proses tumbuhnya fitrah. Hal ini memberikan pembenaran
perlunya faktor nuture, atau lingkungan, budaya, pendidikan, dan nilai-nilai yang perlu di sosialisasikan kepada anak-anak Megawangi 2004:26
Beberapa filsuf dan pakar tidak menyetujui perlunya sosialisasi atau faktor nurture dalam pembentukan karakter. Misalnya Rousseau, yang lebih
percaya bahwa manusia pada dasarnya baik dan beranggapan manusia dapat tumbuh baik tanpa adanya sosialisasi. Mereka beranggapan bahwa faktor
lingkungan dianggap dapat menghambat fitrah manuisa. Menurut Rousseou dalam Megawangi, 2004 menyatakan bahwa manusia tidak perlu belajar
dari apa yang ada di luar dirinya, misalnya dengan intruksi dan contoh- contoh, tetapi segala potensi yang ada di dalam dirinya dapat diekspresikan.
15
4. Pendekatan dalam Pendidikan Karakter
Pendekatan dalam penanaman nilai adalah suatu pendekatan dengan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai sosial dari dalam diri
seseorang Muslich, 2011: 108. Menurut Bagus Mustakim, pendekatan pendidikan karakter terdiri
atas pendekatan formal, pendekatan budaya sekolah dan pendekatan paradigmatik. Pendekatan formal yang dimaksud disini adalah memasukan
pendidikan karakter di dalam kurikulum Pendidikan Indonesia diatur dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan
pendekatan Budaya sekolah adalah pengelolaan pendidikan karakter yang dikembangkan melalui pengelolaan budaya sekolah. Untuk pendekatan
paradigmatik adalah perubahan paradigm pada unsure-unsur utama pendidikan yang berkaitan secara langsung dengan pembentukan karakter
peserta didik. Mustakim Bagus 2012:91-98 Selain pendapat di atas, Hersh, et. al dalam buku Muslich 2011
berpendapat setidaknya ada lima pendekatan yang sering digunakan oleh pakar pendidikan, yaitu pendekatan pengembangan rasional, pendekatan
pertimbangan, pendekatan klarifikasi nilai, pendekatan pengembangan moral kognitif dan pendekatan perilaku sosial.
Zubaedi melandaskan pendekatan pendidikan karakter berdasarkan klasifikasi Superka. Terdapat lima pendekatan yakni: pendekatan penanaman
nilai inculcation approach, pendekatan perkembangan moral kognitif cognitive moral development approach, pendekatan analisis nilai values
16
analysis approach, Pendekatan pembelajaran berbuat action learning approach dan pendekatan klarifikasi nilai values clarification approach
Zubaedi 2011:209 Menurut Zubaedi 2011, pendekatan penanaman nilai adalah suatu
pendekatan dengan memberikan penekanan pada penanaman nilai-nilai social dalam diri peserta didik. Adapun pendekatan perkembangan kognitif adalah
pendekatan yang memberikan penekanan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini mendorong peserta didik untuk berpikir
aktif tentang masalah-masalah yang ada. Sementara itu pendekatan analisis nilai lebih menekankan pada perkembangan kemampuan peserta didik untuk
berpikir logis. Adapun pendekatan pembelajaran berbuat memberi penekanan pada usaha memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
perbuatan moral, baik secara perseorangan ataupun berkelompok. Sementara itu, pendekatan klasifikasi nilai lebih memberi penekanan pada usaha
membantu peserta didik dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri.
5. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter