74
“Faktor dari dalam yang terkadang masih kekurangan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini seperti
alat kebersihan maupun alat menanam …” wawancara dengan Ibu
Susanti pada tanggal 22 Mei 2013
Contohnya saja dalam pelaksanaan kegiatan jumat bersih, karena alat-alat yang digunakan sudah rusak maka terjadi kendala dalam
pelaksanaan kegiatan, siswa tidak bisa melaksanakan kegiatan dengan baik karena keterbatasan alat. Selain itu juga dalam pelaksanaan
penanaman pohon, SMP Alam Ar-Ridho perlu menjalin kerjasama dengan Perhutani untuk memperoleh bibit pohon yang lebih banyak.
b. Faktor Ekstern
1 Faktor Keluarga
Keluarga merupakan faktor yang paling penting dalam mempengaruhi kepribadian seorang anak. Anak lebih banyak
menghabiskan waktu di lingkungan keluarga, sehingga keluarga memiliki peran yang sangat penting dlaam membentuk pribadi anak yang
baik. Cara orang tua mendidik anak juga akan berpengaruh terhadap sikap anak dan kepribadian anak.
Perilaku seorang anak tidak akan jauh dari perilaku orang tuanya bertindak. Anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
Contohnya saja dalam membuang sampah, kadang ada orang tua yang secara tidak sengaja ketika berjalan-jalan dengan anaknya, mereka
membuang bungkus makanan di jalanan, atau membuang bungkus
75
permen yang kecil di jalan. Walaupun itu hanya perbuatan yang sepele, kemungkinan anak akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya.
Salah satu hambatan yang dialami dalam pelaksanaan Pendidikan Karakter Peduli lingkungan adalah faktor keluarga, dimana banyak dari
orang tua siswa yang kurang mendukung dengan adanya Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan di SMP Alam Ar-Ridho. Seperti yang
diungkapkan oleh Ibu Susanti sebagai berikut. “…yang menghambat pendidikan karakter peduli lingkungan ini
ya keluarga, kadang ada keluarga yang tidak mendukung dengan adanya pendidikan karakter peduli lingkungan ini, tidak
mendukung di sini contohnya mereka melakukan perbuatan yang tidak mencerminkan peduli lingkungan di depan anak, dengan itu
anak akan mencontoh perbuatan yang tidak mbaik itu” wawancara dengan Ibu Salamah pada tanggal 22 Mei 2013
Kurangnya dukungan orang tua siswa SMP Alam Ar-Ridho ini
tercermin dengan tidakan orang tua yang terkadang mencontohkan perbuatan yang kurang baik kepada anak seperti membuang sampah
sembarangan dan lain sebagainya. Orang tua juga masih melarang-larang siswa untuk mengikuti kegiatan peduli lingkungan khususnya untuk
kegiatan di luar sekolah karena orang tua takut kegiatan tersebut mengganggu kegiatan akademik siswa dan berpengaruh terhadap nilai
akademik anak mereka dan mereka terlalu khawatir dengan kondisi fisik anak-anak mereka.
2 Faktor Masyarakat
Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabya manusia harus bergaul dengan masyarakat. Oleh karena
76
itu dalam pergaulan di masyarakat akan mempengaruhi dalam pikiran, sifat dan tingkah laku.
Lingkungan masyarakat juga berpengaruh besar terhadap perkembangan sikap peduli lingkungan pada anak. Karena di sanalah
seorang anak bergaul. Terlebih dengan anak seusia SMP yang masih labil dan lebih menghabiskan waktu di lingkungan masyarakat bersama
teman-teman sebayanya. Pengalaman-pengalaman interaksi anak pada masyarakat memberikan kontribusi tersendiri dalam pemebentukan
perilaku anak. Misalnya dalam pergaulan anak dengan teman sebayanya dan menirunya. Contohnya saja dalam pergaulan ada salah satu temannya
yang jahil merusak tanaman yang ada di sekitar lingkungan mereka bermain, tetapi karena hal itu dilakukan bersama-sama bisa saja anak jadi
ikut-ikutan. Berdasarkan penelitian, masih ada masyarakat di sekitar lingkungan SMP Alam Ar-Ridho yang tidak peduli terhadap lingkungan
salah satunya adalah membuang sampah sembarangan, walaupun sudah disediakan Tempat Pembungan Akhir atau TPA.
Hal yang seperti ini lah yang menghambat dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan Karakter Peduli lingkungan di SMP Alam Ar-Ridho.
Pergaulan remaja pada saat ini sangat mengkhawatirkan. Anak seusia SMP cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang lain, mereka
terbawa dalam perilaku kelompoknya.
77
4. Solusi dalam Mengatasi Hambatan Pelaksanaan Pendidikan Karakter