return yang di isyaratkan atas investasi tersebut, dan kedua faktor tersebut sangat
dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi. Fluktuasi yang terjadi di pasar modal akan terkait dengan perubahan yang
terjadi pada berbagai variabel ekonomi. Harga obligasi akan sangat tergantung pada tingkat bunga yang berlaku dan tingkat bunga ini akan dipengaruhi oleh
perubahan ekonomi ataupun kebijakan ekonomi yang ditentukan pemerintah. Siegel dalam Tandelilin 2001 menyimpulkan adanya hubungan yang kuat antara
harga saham dan kinerja ekonomi, dan menemukan bahwa perubahan pada harga saham selalu mendahului perubahan ekonomi.
Lingkungan ekonomi adalah lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan
kondisi ekonomi di masa mendatang, akan sangat berguna dalam pembuatan keputusan investasi yang menguntungkan. Sehingga seorang investor harus
memperhatikan beberapa indikator ekonomi yang bisa membantu mereka dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi. Variabel yang biasanya dipakai
dalam memprediki return saham yaitu tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan nilai tukar rupiah. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar
rupiah dan inflasi.
2.3.1 Nilai Tukar Rupiah
1. Pengertian Nilai Tukar Mata Uang Nilai tukar mata uang biasa juga disebut dengan kurs. Kurs adalah jumlah
mata uang tertentu yang dapat ditukar terhadap satu unit mata uang lain Joesoef, 2008:24. Sedangkan menurut Adiningsih, dkk 1998:155, nilai tukar rupiah
adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Sehingga, nilai tukar rupiah merupakan nilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang
negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen, dan lain sebagainya. Beberapa uraian definisi di atas dapat diartikan
bahwa perdagangan valuta asing adalah suatu mekanisme dimana mata uang satu ditukar terhadap mata uang lainnya.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai
tukar mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut
adalah :
a. Laju Inflasi Relatif Dalam pasar valuta asing, perdagangan internasional baik dalam bentuk
barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap harga luar negeri dipandang
sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs valuta asing. b. Tingkat Pendapatan Relatif
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan riil terhadap harga-harga luar negeri.
Laju pertumbuhan riil dalam negeri diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil dalam negeri akan meningkatkan
permintaan valuta asing relatif dibandingkan dengan supply yang tersedia. c. Suku Bunga Relatif
Kenaikan suku bunga mengakibatkan aktifitas dalam negeri menjadi lebih menarik bagi para penanam modal dalam negeri maupun luar negeri. Terjadinya
penanaman modal cenderung mengakibatkan naiknya nilai mata uang yang semuanya tergantung pada besarnya perbedaan tingkat suku bunga di dalam dan
di luar negeri, maka perlu dilihat mana yang lebih murah, di dalam atau di luar negeri. Dengan demikian sumber dari perbedaan itu akan menyebabkan terjadinya
kenaikan kurs mata uang asing terhadap mata uang dalam negeri. d. Kontrol Pemerintah
Kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk :
1 Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing. 2 Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri.
3 Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang. Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat
pendapatan. e. Ekspektasi
Faktor kelima yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi
atau nilai tukar di masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan.
Dan sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai
Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar.
3. Sistem-Sistem Nilai Tukar Beberapa sistem kurs mata uang yang berlaku di perekonomian
internasional Kuncoro: 26-31, yaitu: a Sistem kurs mengambang floating exchange rate, sistem kurs ini ditentukan
oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa upaya stabilisasi oleh otoritas moneter. Di dalam sistem kurs mengambang dikenal dua macam kurs
mengambang, yaitu : 1 Mengambang bebas murni dimana kurs mata uang ditentukan
sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa ada campur tangan pemerintah. Sistem ini sering disebut clean floating exchange rate, di dalam sistem
ini cadangan devisa tidak diperlukan karena otoritas moneter tidak berupaya untuk menetapkan atau memanipulasi kurs.
2 Mengambang terkendali managed or dirty floating exchange rate dimana otoritas moneter berperan aktif dalam menstabilkan kurs pada
tingkat tertentu. Oleh karena itu, cadangan devisa biasanya dibutuhkan karena otoritas moneter perlu membeli atau menjual valas untuk
mempengaruhi pergerakan kurs. b Sistem kurs tertambat peged exchange rate. Dalam sistem ini, suatu negara
mengkaitkan nilai mata uangnya dengan suatu mata uang negara lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya merupakan mata uang negara partner
dagang yang utama “menambatkan“ ke suatu mata uang berarti nilai mata uang tersebut bergerak mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya. Jadi
sebenarnya mata uang yang ditambatkan tidak mengalami fluktuasi tetapi
hanya berfluktuasi terhadap mata uang lain mengikuti mata uang yang menjadi tambatannya.
c Sistem kurs tertambat merangkak crawling pegs. Dalam sistem ini, suatu negara melakukan sedikit perubahan dalam nilai mata uangnya secara
periodik dengan tujuan untuk bergerak menuju nilai tertentu pada rentang waktu tertentu. Keuntungan utama sistem ini adalah suatu negara dapat
mengatur penyesuaian kursnya dalam periode yang lebih lama dibanding sistem kurs tertambat. Oleh karena itu, sistem ini dapat menghindari kejutan-
kejutan terhadap perekonomian akibat revaluasi atau devaluasi yang tiba-tiba dan tajam.
d Sistem sekeranjang mata uang basket of currencies. Banyak negara terutama negara sedang berkembang menetapkan nilai mata uangnya
berdasarkan sekeranjang mata uang. Keuntungan dari sistem ini adalah menawarkan stabilitas mata uang suatu negara karena pergerakan mata uang
disebar dalam sekeranjang mata uang. Seleksi mata uang yang dimasukkan dalam “keranjang“ umumnya ditentukan oleh peranannya dalam membiayai
perdagangan negara tertentu. Mata uang yang berlainan diberi bobot yang berbeda tergantung peran relatifnya terhadap negara tersebut. Jadi
sekeranjang mata uang bagi suatu negara dapat terdiri dari beberapa mata uang yang berbeda dengan bobot yang berbeda.
e Sistem kurs tetap fixed exchange rate. Dalam sistem ini, suatu negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas nama uangnya dan menjaga kurs ini
dengan menyetujui untuk menjual atau membeli valas dalam jumlah tidak
terbatas pada kurs tersebut. Kurs biasanya tetap atau diperbolehkan berfluktuasi dalam batas yang sangat sempit.
2.3.2 Inflasi