P HASIL DAN PEMB

4.2. P

Ha ari kolam dan aerasi dan ae 161,20mgL. dan Setelah dilakuk rasi konsentrasi kadar minyak bahan aO 2 5 kadar minyak sebesar 78,90 ;73,10 dan 66,90 . Setelah dilakukan nit pada kolam esar 150,80; 139,60 dan 123,50 dan dengan penambahan CaOH 2 sebesar 157,90; 149,50 dan 143,40. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini: embahasan sil analisis kadar minyak awal dari limbah cair PKS, d robik primer masing-masing; 81,30mgL dan an penambahan NaOH 5 pada kolam ae mgL masing-masing sebesar 72,10; 64,80 dan 56,70 , dengan penam C H penambahan NaOH 5 dengan variasi pengadukan 5, 10 dan 15 me aerobik primer diperoleh konsentrasi kadar minyak mgL masing-masing seb 150.8 139.6 123.5 157.9 149.5 143.4 72.1 64.8 56.7 78.9 73.1 66.9 161.2 81.3 1 2 30 40 50 60 70 80 90 10 110 120 13 140 150 16 170 5 10 15 K adar Mi ny ak mg L Waktu Pengadukan menit bar 4.1. Diagram Penurunan Konsentrasi Kadar minyaklemak pada Kolam Aerasi dan Aerobik primer terhadap Variasi Waktu Pengadukan Gam Universitas Sumatera Utara = Perlakuan NaOH 5 mgL pada kolam Aerobik primer = Perlakuan CaOH 2 5 mgL pada kolam Aerobik primer = Perlakuan NaOH 5 mgL pada kolam Aerasi = Perlakuan CaOH 2 5 mgL pada kolam Aerasi = Kadar sampel tanpa perlakuan pada kolam Aerobik primer = Kadar sampel tanpa perlakuan pada kolam Aerasi Reaksi yang terjadi pada saat penambahan NaOH dan CaOH 2 pada LCPKS adalah reaksi penyabunan. Reaksi yang terjadi adalah seperti gambar berikut ini: O R 1 – C – O O O Ca H 2 C – O – C – R 1 R 2 – C – O O O H 2 C – OH 2. HC – O – C – R 2 + 3CaOH 2 → R 3 – C + O O Ca 2 HC – OH H 2 C – OH H 2 C – O – C – R 3 ‐ C ‐ O O ‐ C – O O Ca ‐ C ‐ O Trigliserida lemakMinyak Basa Gliserol Sabun Universitas Sumatera Utara Dari diagram 4.1. diatas dapat dilihat bahwa penambahan NaOH lebih banyak menurunkan kadar lemakminyak yang terdapat pada limbah dibandingkan dengan CaOH 2 demikian juga dengan waktu pengadukan yang semakin lama maka lemak diendapkan semakin banyak pula, karena NaOH termasuk basa kuat yang lebih reaktif dibandingkan CaOH 2 dan memiliki sifat kelarutan yang lebih besar dibandingkan CaOH 2 . Hasil analisis dari limbah cair PKS nilai BOD, tanpa perlakuan untuk kolam aerasi dan aerobik primer masing-masing591,63mgL dan 1167,75 mgL. Setelah dilakukan penambahan NaOH 5 pada kolam aerasi konsentrasi nilai BOD mgL masing-masing sebesar 534,00; 476,38 dan 418,63 dan dengan penambahan CaOH 2 sebesar 562,80 ; 505,30 dan 447,83. Setelah dilakukan penambahan NaOH 5 pada kolam aerobik primer dengan variasi pengadukan 5, 10 dan 15 menit 851,00 dan d : 1076,38; 1023,88 dan 908,50. . Untuk l diperoleh konsentrasi nilai BOD mgL masing-masing sebesar 966,25; 879,75 dan engan penambahan Ca OH 2 sebesar ebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 966.25 879.75 1076.38 1023.88 908.5 476.38 418.63 562.8 851 534 447.83 505.3 1167.75 591.63 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 1200 1300 N ila i B O D m g L 100 200 5 10 15 Waktu Pengadukan detik Gambar 4.2. Diagram Nilai BOD pada Kolam dan Aerasi dan Aerobik Primer terhadap Variasi Waktu Pengadukan Dari diagram 4.2 dapat dilihat bahwa = Perlakuan NaOH 5 mgl pada kolam Aerobik primer = Per akuan CaOH penurunan konsentrasi Nilai BOD pada menggunakan perlakuan CaOH 2 5 yaitu sebesar 24,30. l 2 5 mgl pada kolam Aerobik primer = Perlakuan NaOH 5 mgl pada kolam Aerasi = Perlakuan CaOH 2 5 mgl pada kolam Aerasi = Kadar sampel sebelum perlakuan pada kolam Aerobik primer = Kadar sampel sebelum perlakuan pada kolam Aerasi kolam aerasi dengan perlakuan NaOH 5 dan CaOH 2 5 dengan variasi waktu pengadukan 5 menit, 10 menit dan 15 menit dapat dinyatakan bahwa penurunan konsentrasi Nilai BOD pada kolam aerasi dengan variasi waktu pengadukan yang 15 menitlah memiliki persentase penurunan konsentrasi Nilai BOD yang lebih besar. Persentase penurunan konsentrasi Nilai BOD dengan perlakuan NaOH 5 sebesar 29,24 lebih tinggi dibandingkan dengan persentase penurunan konsentrasi dengan Universitas Sumatera Utara Dari diagram 4.2 dapat dilihat bahwa Penurunan konsentrasi Nilai BOD pada kolam aerobik primer dengan perlakuan NaOH 5 dan CaOH 2 5 dengan variasi wak an 5 m menit 15 enit dapat dikatakan bahwa penurunan kon waktu pengadukan enda-benda yang masih mengapung, hal ini berarti pada kola mil i beb penc dibandingkan kola imer olahan lebih lanjut tingginya nilai BOD adalah masih masih ada idasarkan kepada perh dan sesu unakan meto n teroksidasinya ion Mn 2+ yaitu, 1 mL larutan MnSO 4 dan 1 mL larutan alkalisnya iodida- azida yang tu pengaduk enit, 10 dan m sentrasi nilai BOD dengan penambahan NaOH dan variasi yang 15 menitlah memiliki persentase penurunan konsentrasi nilai BOD yang lebih besar. Persentase penurunan konsentrasi nilai BOD dengan perlakuan NaOH 5 sebesar 27,12 lebih tinggi dibandingkan dengan persentase penurunan konsentrasi dengan menggunakan perlakuan Ca OH 2 5 sebesar 22,20. Jadi bila dibandingkan persentase penurunan konsentrasi Nilai BOD antara kolam aerasi dan kolam aerobik primer dengan menggunakan perlakuan NaOH 5 dengan variasi waktu pengadukan 15 menit yang paling besar adalah persentase penurunan konsentrasi Nilai BOD pada kolam aerasi sebesar 29.24 sedangkan dengan persentase penurunan konsentrasi Nilai BOD pada kolam aerobik primer sebesar 27.12 . Hal ini dikarenakan dengan waktu pengadukan yang lebih lama maka mendapatkan campuran substrat yang homogen dengan ukuran partikel yang lebih kecil dan menghindari b m aerobik primer me ik an emaran yang lebih sedikit m aerasi karena kolam aerobik pr telah mengalami peng dari kolam aerasi, dan salah satu penyebab minyaklemak yang sulit didegradasi. Adapun reaksi yang terjadi penentuan BOD pada prinsipnya d itungan selisih dari jumlah oksigen terlarut dalam sampel LCPKS sebelum dah inkubasi 5 hari.Untuk menentukan jumlah oksigen terlarut dapat dig de titrasi winkler yaitu suatu reaksi yang melibatka ditambahkan kedalam botol BOD dan mengoksidasi larutan tersebut sehingga terjadi Universitas Sumatera Utara endapan MnO 2 oleh adanya oksigen dalam sampel tersebut. Reaksinya sebagai berikut: Mn 2+ + 2OH - MnOH 2 Mn OH 2 + ½ O 2 MnO 2 Reaksi pembentukan MnO 2 berjalan sangat lambat sehingga perlu pengocokan selama 20 detik dengan cara membolak-balikkan botol kearah bawah dan atas. Kemudian didiamkan sampai terbentuk endapan sedikit-dikitnya 5 cm tebalnya dari bahkan H 2 SO 4 maka endapan yang terjadi akan larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodin yang ekuivalen dengan oksigen terlarut. Dalam hal ini MnO 2 akan mengoksidasi I - menjadi Iodin I 2 yang dibebaskan. Selanjutnya I 2 dititrasi dengan larutan standard Natrium tiosulfat Na 2 S 2 O 3 0,0242 N dan menggunakan indikator larutan kanji hingga timbul larutan berwarna biru . Titrasi larutan ini dengan larutan natrium tiosulfat 0,0242 N kembali sampai warna biru hilang pertama kali . Banyaknya larutan natrium tiosulfat ini yang terpakai untuk titrasi ini dapat digunakan untuk menghitung konsentrasi oksigen terlarut dalam sampel LCPKS. Reaksinya dapat ditulis sebagaia berikut: MnO 2 + 2I - + 4H + Mn 2+ + I 2 + 2H 2 O I 2 + 2Na 2 S 2 O 3 Na 2 S 4 O 6 + 2NaI Adeniswan,dkk, 1997Salmin 2005 MnSO 4 2 + K 2 SO 4 MnOH 2 + 12 O 2 2 + H 2 O Mn MnSO 4 + 2H 2 O I 2 Al Has pa perlakuan untuk kolam aerasi 73,25 mgL. bagian bawah jernihnya. Kemudian kedalam botol BOD ditam Reaksinya dapat juga ditulis sebagai berikut: + 2KOH Mn OH MnO O 2 +2KI + 2 H 2 SO 4 I 2 + K 2 SO 4 + + S 2 O 3 2- S 4 O 6 2- + 2I - aerts,1987 il analisa dari limbah cair PKS nilai COD, tan dan aerobik primer masing-masing 1438,53 mgL dan 18 Universitas Sumatera Utara Setelah dilakukan penambahan NaOH 5 pada kolam aerasi konsentrasi nilai CODmgL masing-masing sebesar: 1383,19 ; 1351,58 dan 1319,97 dan dengan pe Setelah dilakukan penambah dengan variasi pengadukan 5, 10 dan 15 nambahan CaOH 2 sebesar 1406,90 ; 1391,10 dan 1351,38. an NaOH 5 menit diperoleh dari limbah yang diambil dari kolam aerobik primer diperoleh konsentrasi nilai COD mgL masing-masing sebesar : 1825,82 ; 1794,20 dan 1762,58 dan dengan penambahan CaOH 2 sebesar: 1841,63 ; 1810,02 dan 1778,39. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini. 13 19. 97 13 83 .1 9 1 3 51. 58 1406.90 1391.10 1351.38 1438.53 1200 1300 1400 1500 1600 1700 m g L 1 1 1 1810.02 1873.25 7 6 2 .5 1 8 2 5 . 7 9 4 .2 778.39 1841.63 1800 1900 200 8 8 2 100 200 300 400 500 600 5 10 15 Waktu Pengadukan detik N 700 800 900 ila i C 1000 1100 O D Gambar 4.3. Diagram Nilai COD pada Kolam Aerasi dan Aerob Primer dan terhadap Variasi Waktu Pengadukan = Perlakuan NaOH 5 mgl pada kolam Aerob primer = Perlakuan CaOH 2 5 mgl pada kolam Aerob primer = Perlakuan NaOH 5 mgl pada kolam Aerasi = Perlakuan CaOH 2 5 mgl pada kolam Aerasi = Kadar sampel sebelum perlakuan pada kolam Aerob primer = Kadar sampel sebelum perlakuan pada kolam Aerasi Universitas Sumatera Utara A : E n nitrit yang gsung kira-kira + dapun reaksi yang terjadi pada penentuan nilai COD adalah sebagai berikut C x H y O z + Cr2O7 2- + H + CO 2 + H 2 O + 2Cr 3- Ag SO 2 4 3 2 2 4 Perak sulfat Ag SO ditambahkan sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi. Asam sulfamat HSO NH gunanya untuk menghilangka diperkirakan ada pada sampel LCPKS. Penambahan merkuri sulfat HgSO 4 dengan jumlah yang sebanding dapat menghilangkan gangguan klorida, dimana HgSO 4 ini dapat mengikat ion klor menjadi merkuri klorida dengan reaksi berikut Hg 2+ + 2Cl - HgCl 2 Pada umumnya klor ada di dalam air buangan, dan bila kadar klorida lebih besar dari 2000 ppm dapat mengganggu kerja Ag 2 SO 4 , klorida dapat mengganggu karena dapat ikut teroksidasi oleh kalium bikromat seperti reaksi berikut ini: 6 Cl + Cr - 2 O 2 + 14H 3Cl 2- + 2 + 2 Cr + 7H 3+ 2 O Hijau kebiruan Coklat kemerahan Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organik habis teroksidasi maka zat pengoksidasi K 2 Cr 2 O 7 yang masih tersisa sesudah direfluks dengan alat kondensor agar zat yang volatil tidak menguap keluar. Larutan asam dikromat K 2 Cr 2 O 7 digunakan untuk mengoksidasi bahan organik pada suhu tinggi. Penggunaan dua katalis perak sulfat dan merkuri sulfat diperlukan masing-masing untuk mengatasi gangguan klorida yang biasanya ada pada limbah dan untuk menjamin oksidasi senyawa-senyawa organik kuat menjadi teroksidasi Anonim, 2009. Setelah reaksi berlan 2 jam lamanya, K 2 Cr 2 O 7 yang masih tersisa dalam larutan digunakan untuk menentukan berapa besar oksigen yang telah terpakai. Sisa K 2 Cr 2 O 7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan ferro ammoniumsulfat FAS. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara 6Fe 2+ + Cr 2 O 7 2- + 14 H + 6Fe 3+ + 2Cr 3+ + 7H2O. Sasongko, 1990. . er dengan perlakuan NaOH 5 dan CaOH 2 5 enit,10 enit dan 15 menit dapat dikatakan bahwa penurunan konsentrasi Nilai COD pada kolam aerobik primer dengan variasi Nilai COD yang lebih besar. Perbandingan antara persentase penurunan konsentrasi n ase penurunan konsentrasi dengan menggunakan perlakuan CaOH 2 enurunan konsentrasi Nilai COD antara n aerobik prim dengan menggunakan perlakuan NaOH 5 dengan variasi waktu pengadukan 15 menit yang paling tinggi adalah persentase Indikator ferroin fero 1,10-phenantroline digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi yaitu disaat warna hijau- biru larutan berubah menjadi coklat merah, sisa K 2 Cr 2 O 7 dalam larutan blanko adalah K 2 Cr 2 O 7 awal, karena diharapkan blanko tidak mengandung zat organik yang dioksidasi oleh K 2 Cr 2 O 7 Alaerts,1987 Dari diagram 4.3 dapat dilihat dinyatakan bahwa penurunan nilai COD pada kolam aerasi dilihat bahwa dengan perlakuan NaOH 5 dan CaOH 2 5 dengan variasi waktu pengadukan 5 menit,10 menit dan 15 menit dapat dilihat bahwa penurunan konsentrasi Nilai COD pada kolam aerasi dengan variasi waktu pengadukan yang 15 menitlah memiliki persentase penurunan konsentrasi nilai COD yang besar. Persentase penurunan konsentrasi nilai COD dengan perlakuan NaOH 5 sebesar 8,24 lebih tinggi dibandingkan dengan persentase penurunan konsentrasi dengan menggunakan perlakuan Ca OH 2 5 yaitu sebesar 6.06 Dari diagram 4.3 diatas dapat dinyatakan bahwa penurunan konsentrasi Nilai COD pada kolam aerobik prim dengan variasi waktu pengadukan 5 m m waktu pengadukan yang 15 menitlah memiliki persentase penurunan konsentrasi Nilai COD dengan perlakuan NaOH 5 sebesar 5,91 lebih besar dibandingka dengan persent 5 yaitu sebesar 5,06. Jadi bila dibandingkan persentase p kolam kolam aerasi da er penurunan konsentrasi nilai COD pada kolam aerasi sebesar 8.24 dibandingkan Universitas Sumatera Utara persentase penurunan konsentrasi nilai COD pada kolam aerobik primer sebesar Penurunan kadar minyak, nilai BOD dan COD dengan penambahan NaOH dan er adi kolam aerobik primer maupun kolam aerasi menunjukan makin arena sifat basa NaOH lebih kuat dan lebih reaktif PKS. Perolehan Kembali dalam hal ini Penurunan kadar minyak dapat diperoleh