h. Larutan baku kalium bikromat K
2
Cr
2
O
7
0,025 N, larutan ini dibuat dengan melarutkan 12,259 gram K
2
Cr
2
O
7
yang telah dikeringkan pada 150 C selama
2 jam dengan air suling dan tepatkan sampai 1000 mL, kemudian dihomogenkan.
Indikator ferroin, larutan ini dibuat dengan melarutkan 1,485 gram 1,10 fenan- throline monohidrat, bersama dengan 695 mg FeSO
i.
air suling
ium sulfat FAS 0,2470 N, la
larutan standard FAS menggunakan 2 atau 3 tetes indikator roin. William, 2000
emak
aktu 10 menit, 15 menit, untuk masing-masing
4
. 7H
2
O di dalam dan encerkan sampai 100 ml. Larutkan indikator harus dibuat segar.
j. Larutan Ferro ammon
rutan ini dibuat dengan
melarutkan 96,824 gram FeNH SO .6H O dengan akuades, kemudian ditambahkan 20 mL H SO pekat dan diencerkan hingga volume 1 L. Larutan
ini harus distandarisasi setiap akan menggunakannya dengan cara berikut: Diencerkan 10,0 mL larutan standard
4 2 4
2 2
4
K
2
Cr
2
O
7
0,025 N dengan akuades
hingga 100 mL, kemudian ditambahkan 10 mL H
2
SO
4
pekat dan didinginkan. Dititrasi dengan
fe
3.3.4 Prosedur Analisis Sampel 3.3.4.1.Analisis kadar minyakl
3.3.4.1.1. Penambahan NaOH
1. 1 L Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit LCPKS dari kolam aerasi, dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer ukuran 2 L, kemudian ditambahkan NaOH 5 sekitar
pH 8, diaduk dengan magnetik stirer selama 5 menit, kemudian diekstraksi dengan n-heksana. Fase n-heksana diuapkan dengan rotary-evaporator, kemudian
residu yang diperoleh ditimbang sebagai berat minyak yang diperoleh. Dengan cara yang sama dilakukan untuk w
perlakuan dilakukan secara triplo.
Universitas Sumatera Utara
ai berat m
yang sama dilakukan untuk waktu 10 sing perlakuan dilakukan secara triplo.
sebagai berat minyak yang diperoleh.
berat minyak yang diperoleh. Dengan cara yang sama dilakukan untuk waktu 10 menit, 15 menit, untuk masing-masing perlakuan dilakukan secara
inyak yang diperoleh. Dengan cara menit,15 menit, untuk masing-ma
3.3.4.1.2. Penambahan CaOH
2
1. 1 L Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit LCPKS dari kolam aerasi, dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer ukuran 2 L, kemudian ditambahkan CaOH
2
yang 5 sekitar pH 8, diaduk dengan magnetik stirer selama 5 menit, kemudian
diekstraksi dengan n-heksana. Fase n-heksana diuapkan dengan rotary-evaporator, kemudian residu yang diperoleh ditimbang
Dengan cara yang sama dilakukan untuk waktu 10 menit, 15 menit, untuk masing- masing perlakuan dilakukan secara triplo.
2. 1 L Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit LCPKS dari kolam aerobik primer dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer ukuran 2L, kemudian ditambahkan
CaOH
2
yang 5 sekitar pH 8, diaduk dengan magnetik stirer selama 5 menit, kemudian diekstraksi dengan n-heksana. Fase n-heksana diuapkan dengan
menggunakan rotary-evaporator, kemudian residu yang diperoleh ditimbang sebagai
triplo.
3.3.4.2. Analisis BOD
5
3.3.4.2.1. Penentuan Nilai BOD
5
dari Larutan Pengencer
Universitas Sumatera Utara
1. Kedalam 2 botol Winkler yang bersih, dituang dengan hati-hati larutan pengencer sampai penuh, kemudian ditutup, lalu disimpan dalam in
kubator suhu
kan untuk analisa DO .
1
otol.
lumetrik
botol Winkler ditutup dan dikocok kembali.
uning pucat.
2 N, sehingga warna biru hilang
9. Untuk penentuan DO
5
dilakukan pekerjaan 3 sd 8 pada larutan pengencer yang or.
n pengencer sampai penuh, kemudian itutup, lalu disimpan dalam Inkubator suhu 20
C ± 1 C selama kira-kira 1 jam.
dan DO
5
dari sampel dilakukan prosedur yang 20
C ± 1 C selama kira-kira 1 jam.
2. Satu botol Winkler tersebut lalu disimpan terus didalam inkubator suhu 20 C ±
1 C selama 5 hari. Botol satu lagi dikeluar
3. Tutup botol Winkler untuk penentuan DO dibuka kembali, lalu ditambahkan
mL MnSO
4
dan 1 mL alkali iod azida, kemudian botol Winkler ditutup dan dikocok dengan membolak-balikkan b
4. Dibiarkan selama ± 10 menit atau sampai terbentuk endapan putih kecoklatan. 5. Dipindahkan bagian larutan yang jernih dengan menggunakan pipet vo
ke dalam gelas Erlenmeyer 250 mL. 6. Pada botol Winkler yang berisi endapan putih kecoklatan, ditambahkan 1 mL
asam sulfat pekat, kemudian 7. Larutan dalam botol Winkler dituang secara kuantitatif kedalam gelas Erlenmeyer
250 mL, diaduk dan dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,0242 N sehingga terjadi warna k
8. Ditambah ± 1 mL Indikator kanji amilum sehingga akan timbul warna biru. Dilanjutkan titrasi dengan natrium tiosulfat 0,024
pertama kali.
telah di inkubasi selama 5 hari dalam inkubat 10. Perlakuan ini dilakukan secara duplo.
3.3.4.2.2. Penentuan Nilai BOD