Bobot 100 butir pipilan kering

Dari Gambar 7 di atas secara umum dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian status hara tanah dengan bobot pipilan kering diperoleh diagram yang meningkat akibat peningkatan status hara dan kemudian bobot pipilan kering menurun walaupun status hara meningkat, yang berarti pemberian pupuk kandang ayam 10 tha meningkatkan bobot pipilan kering sampai batas maksimum status hara agak rendah. Penambahan status hara tanah sampai status hara sedang tidak meningkatkan bobot pipilan kering jagung. Gambar 8. Hubungan bobot pipilan kering dengan perlakuan pupuk kalium Dari Gambar 8 di atas secara umum dapat dilihat bahwa diperoleh kurva kuadratik. Pemberian pupuk kalium akan meningkatkan bobot pipilan kering sampai batas maksimum K2. Penambahan pupuk kalium sampai K5 tidak meningkatkan bobot pipilan kering.

G. Bobot 100 butir pipilan kering

Data bobot 100 butir pipilan kering dan hasil analisis statistik sidik ragam dapat dilihat pada lampiran 23 dan 24. Dari hasil sidik ragam tersebut dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian Pupuk kandang ayam A berpengaruh tidak nyata terhadap bobot 100 butir pipilan kering dan diperoleh nilai rata-rata tertinggi pada status hara agak rendah A2 yaitu sebesar 26,47 g dan rata-rata terendah sebesar 24,88 g pada status hara rendah A1. Sedangkan pada perlakuan pemberian pupuk Kalium K Universitas Sumatera Utara berpengaruh nyata terhadap bobot 100 butir pipilan kering dan diperoleh nilai tertinggi pada K2 50 Kg K 2 Oha dengan bobot 100 butir pipilan kering rata-rata sebesar 27.79 g dan yang terendah pada perlakuan K0 0 Kg K 2 Oha dengan rata- rata sebesar 24.35 g . Sedangkan kombinasi perlakuan pupuk kandang ayam dan perlakuan pemberian pupuk Kalium tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 100 butir pipilan kering dan diperoleh nilai tertinggi pada perlakuan A2K2 dengan bobot 100 butir pipilan kering rata-rata sebesar 28,65 g dan terendah pada perlakuan A3K5 yaitu rata-rata sebesar 23,67 g. Bobot pipilan 100 butir pada berbagai status hara tanah dan dosis pupuk kalium dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Data bobot 100 butir pipilan kering pada berbagai status hara tanah dan dosis pupuk kalium. Perlakuan Pupuk Kalium Kg K 2 Oha Rataan 0 25 50 75 100 125 Status Hara K0 K1 K2 K3 K4 K5 ----------------- gram --------------------- Rendah A1 23.82 24.55 26.78 24.07 25.10 24.94 24.88 Agak Rendah A2 24.15 27.78 28.65 27.26 25.80 25.16 26.47 Sedang A3 25.07 24.10 27.93 27.94 26.06 23.67 25.79 Rataan 24.35 a 25.48ab 27.79c 26.42 bc 25.65ab 24.59 a Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf sama pada kolom sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 berdasarkan uji jarak Duncan. Dari Tabel 8 diatas secara umum dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan bobot 100 butir pipilan kering pada berbagai status hara. Sedangkan pada perlakuan pemberian pupuk kalium, penambahan pupuk kalium sampai batas tertentu meningkatkan bobot 100 butir pipilan kering dan selanjutnya mengalami penurunan. Pada kombinasi perlakuan tidak ada perbedaan bobot 100 butir pipilan kering. Hubungan bobot 100 butir pipilan kering dengan perlakuan pupuk kalium dapat dilihat pada Gambar 9. Universitas Sumatera Utara Gambar 9. Hubungan bobot 100 butir pipilan kering dengan perlakuan pupuk kalium Dari Gambar 9 di atas secara umum dapat dilihat bahwa diperoleh kurva kuadratik. Pemberian pupuk kalium meningkatkan bobot 100 pipilan kering sampai batas K2. Penambahan pupuk kalium sampai batas K5 tidak meningkatkan bobot 100 butir jagung.

H. Indeks Panen Data Indeks panen dan hasil analisis statistik sidik ragam dapat dilihat pada