Orang tua yang memiliki bayi prematur tidak perlu cemas dan panik sebab untuk merawat bayi prematur diperlukan ketenangan dan kesabaran . Anak juga dapat merasa
kalau orang tua cemas. kalau kita cemas dan panik segala yang kita lakukan malah salah, kita tidak dapat berfikir dengan baik, segala kebutuhan bayi jadi tidak terpenuhi ini
sudah pasti akan merugikan bayi dan diri ibu. Dampak kecemasan dapat mengganggu kesehatan bagi ibu, karena stress berlebih dapat menghambat produksi Air Susu Ibu
ASI ini jelas merugikan ibu dan bayi. Lusiana Indarsati, 2008 Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik melakukan penelitian tentang
“Tingkat kecemasan ibu yang memiliki bayi prematur di RSUD Dr.Pirngadi Medan”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang diuraikan diatas dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah Bagaimana kah tingkat kecemasan ibu yang memiliki bayi
prematur di RSU Dr. Pringadi Medan.
C.Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu yang memiliki bayi prematur di RSU Dr.
Pringadi Medan. 2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu yang memiliki bayi prematur
Berdasarkan Pengetahuan b.
Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu yang memiliki bayi prematur Berdasarkan Pendidikan
Universitas Sumatera Utara
c. Untuk mengetahui dampak kecemasan ibu yang memiliki bayi Prematur
Berdasarkan Paritas
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Kebidanan Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi sumber pengetahuan dan masukan
bagi setiap pelayanan kebidanan, diharapkan bidan mampu memberikan informasi tentang mengantisipasi kecemasan ibu yang memiliki bayi prematur yang dirawat di RS.
2. Perkembangan ilmu kebidanan Diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berguna bagi ibu untuk
mengidentifikasi kecemasan akibat memiliki bayi prematur yang masih dirawat di Rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
aBAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. KECEMASAN 1. Defenisi Cemas
Kecemasan ansietasanxiety adalah ganggun alam perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam
menilai realistis reality testing Ability, masih baik, kepribadian masih tetap utuh tidak mengalami keretakan pribadi spilliting personality, perilaku dapat terganggu tetapi
masih dalam batas-batas normal. Kecemasan ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak
didukung oleh situasi. Gangguan kecemasan ansietas adalah sekolompok kondisi yang memberi gambaran penting tentang ansietas yang berlebihan yang disertai respon
perilaku, emosional dan fisiologis individu yang mengalami gangguan ansietas Videbeck Sheila L, 2008, hal 307.
Kecemasan adalah emosi yang paling sering dialami, berupa kekhawatiran atau rasa takut yang tidak dapat dihindari dari hal-hal yang berbahaya dan dapat
menimbulkan gejala-gejala atau respon tubuh. Gejala kecemasan baik sifatnya akut maupun kronik menahun merupakan
komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan psychiatric disorder. Secara klinis gejala kecemasan dibagi dalam beberapa kelompok yaitu : Gangguan Cemas
anxiety disorder, gangguan cemas menyeluruh generalized anxiety disorder GAD,
Universitas Sumatera Utara
gangguan panik panic disorder, gangguan phobic Phobik disorder, dan gangguan obsesif-komplusif obsessive-complusive disorder.
Diperkirakan jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik akut maupun kronik mencapai 5 dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antara wanita
dan pria 2 banding 1. Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan menderita gangguan cemas, hal ini tergantung pada struktur kepribadiannya. Orang yang
kepribadian pencemas resiko untuk menderita gangguan cemas lebih besar dari orang yang tidak berkepribadian pencemas.
Perkembangan kepribadian personality development seseorang dimulai dari sejak usia bayi sampai usia 18 tahun dan tergantung dari pendidikan disekolah dan
pengaruh lingkungan dan pergaulan sosialnya serta pengalaman - pengalaman kehidupan nya. Seseorang menjadi cemas terutama akibat proses imitasi dan
identifikasi dirinya terhadap orang tuanya, dari pada pengaruh keturunan genetika.
2. Kepribadian Pencemas
a. Seseorang akan menderita gangguan cemas mana kala yang bersangkutan tidak
mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi orang-orang tertentu meskipun tidak ada stressor psikososial, yang bersangkutan
menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau kepribadian pencemas, yaitu antara lain : Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang.
Universitas Sumatera Utara
b. Memandang masa depan dengan rasa was-was khawatir
c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum demam panggung
d. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain
e. Tidak mudah mengalah “sering ngotot”
f. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah
g. Sering kali mengeluh ini dan itu keluhan-keluhan somatik, khawatir yang
berlebihan terhadap penyakit h.
Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil dramatisir i.
Dalam mengambil keputusan, sering mengalami rasa bimbang dan ragu j.
Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali berulang-ulang k.
Kalau sedang emosi sering kali bertindak histeris
3. Tingkat kecemasan Peplau 1963 mengidentifikasi ansietas cemas dalam 4 tingkatan, setiap
tingkatan memiliki karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan individu yang ada dan dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya, tingkat
kecemasan atau pun ansietas yaitu : a.
Cemas Ringan : cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.
Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. b.
Cemas sedang : cemas yang memungkinkan sesorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting.
c. Cemas berat : cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi individu cenderung
untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada
Universitas Sumatera Utara
hal yang lain. Semua prilaku ditunjukkan untuk mengurangi tegangan individu memerlukan banyak pengesahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
d. Panik : Tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan ketakutan dan
terror, karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan suatu walaupun dengan pengarahan, panik mengakibatkan
disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi
kelelahan yang sangat bahkan kematian Stuart Sundent, 2000. Pada tingkat ansietas ringan dan sedang, individu dapat memproses informasi
belajar dan menyelesaikan masalah. Keterampilan kognitif mendominasi tingkat ansietas ini.
Ketika individu mengalami ansietas berat dan panik, keterampilan bertahan yang lebih sederhana mengambil alih, respon defensive terjadi, dan keterampilan kognitif
menurun signifikan. Individu yang mengalami ansietas berat sulit berfikir dan melakukan pertimbangan, otot-ototnya menjadi tegang, tanda-tanda vital meningkat,
mondar-mandir, memperlihatkan kegelisahan, iriabilitas dan kemarahan atau menggunakan cara psikomotor emosional. Lonjakan adrenalin menyebabkan tanda-
tanda vital meningkat, pupil membesar, untuk memungkinkan lebih banyak cahaya yang masuk, dan satu-satu nya proses kognifikan berfokus pada ketahanan individu tersebut.
Sisi negatif ansietas kecemasan atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang berlebihan tentang masalah yang nyata atau potensial. Hal ini
menghabiskan tenaga, menimbulkan rasa takut dan individu melakukan fungsinya
Universitas Sumatera Utara
dengan adekuat dalam situasi interpersonal, situasi kerja, dan situasi sosial. Diagnosis gangguan ansietas ditegakkan ketika ansietas tidak lagi berfungsi sebagai tanda bahaya,
melainkan menjadi kronis dan mempengaruhi sebagian besar kehidupan individu sehingga mengakibat kan perilaku maladatif dan distabilitas emosional.
Tabel 2.1 Respon Fisik Kecemasan No
Tingkat ansietas
Respon fisik Respon kognitif
Respon emosional
1 Ringan 1
Ketegangan otot ringan, sadar akan
lingkungan, rileks atau sedikit
gelisah, penuh perhatian, rajin
Lapang persepsi luas, terlihat
tenang, percaya diri, perasaan gagal
sedikit, waspada dan memperhatikan
banyak hal, mempertimbangkan
informasi, tingkat pembelajaran
optimal. Perilaku
otomatis, sedikit tidak
sabar, aktivitas
menyendiri, terstimulasi,
tenang
2 Sedang 2
Ketegangan otot sedang, tanda-
tanda vital meningkat, pupil
dilatasi mulai keringat, sering
mondar-mandir, memukulkan
tangan, kewaspadaan dan
ketegangan meningkat, suara
berubah bergetar dann nada suara
tinggi, sering berkemih, sakit
kepala, dan pola tidur berubah,
nyeri punggung, Lapang persepsi
menurun, tidak perhatian secara
selektif, focus terhadap stimulasi
meningkat, rentang perhatian menurun,
penyelesaian masalah menurun,
pembelajaran terjadi dengan
memfokuskan pemikiran.
Tidak nyaman,
murah tersinggung,
kepercayaan diri goyah,
tidak sabar, gembira.
3 Berat 3
Ketegangan otot berat, hipervetilasi,
Lapang persepsi terbatas, proses
Sangat cemas, agitasi, takut,
Universitas Sumatera Utara
kontak bulu mata buruk, pengeluaran
keringat meningkat, bicara
cepat, nada suara tinggi, tindakan
tanpa tujuan dan sembarangan,
rahang menegang, mengertak gigi,
kebutuhan ruang gerak meningkat,
mondar-mandir, berteriak, meremas
tangan, gemetar. berfikir terpecah-
pecah, sulit berfikir,
penyelesaian masalah buruk,
tidak mampu mempertimbangkan
informasi, hanya memperlihatkan
ancaman, prekupasi dengan fikiran
sendiri, egosentris binggung,
merasa tidak adekuat,
menarik diri, penyangkalan,
ingin bebas,
4 Panik 4
Flight, fight keinginan untk
pergi selamanya, ketegangan otot
sangat berat, agitasi motorik
kasar, pupil dilatasi, tanda-
tanda vital meningkat
kemudian menuruun, tidak
dapat tidur, hormone strees dan
persepsi neurotransmitter
bekurang, wajah menyeringai,
terngganga. Persepsi sangat
sempit, fikiran tidak logis,
terganggu, kepribadian kacau,
tidak dapat menyelesaikan
masalah, focus pada fikiran
sendirjadi,i, tidak rasional, sulit
memahami stimulus eksternal,
halusinasi, ilusi mungkin terjadi.
merasa terbebani,
merasa tidak mampu, tidak
berdaya, lepas kendali,
mengamuk, putus asa,
marah, sangat takut,
mengharapkan hasil yang
buruk,
B. BAYI PREMATUR 1. Defenisi Prematur
Universitas Sumatera Utara
Bayi prematur yaitu bayi yang lahir pada usia gestasi sebelum 37 minggu atau kurang Obstetri Williams, 2006. Bayi prematur adalah bayi dengan berat badan lahir
2500 gram bayi kecil. Nikolaus T Miller, 2008. Bayi yang sangat prematur extremely prematur adalah bayi dengan masa
gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup. Bayi pada derajat prematur sedang moderately prematur 31-36 minggu kesanggupan hidup jauh lebih.
Borderleni prematur masa gestasi 37-38 minggu mempunyai sifat prematur dan matur berat badan sama dengan matur tetapi sering timbul problematic sama yang
dihadapi bayi prematur Sarwono, 2005.
2. Persalinan Prematur
Defenisi persalinan menurut WHO adalah lahirnya bayi sebelum kehamilan berusia lengkap 37 minggu. Konsep prematuritas mencakup ketidak matangan biologis
janin untuk hidup diluar rahim ibunya. Maturitas adalah suatu proses peningkatan tumbuh kembang janin sehingga sempurna dan dapat hidup di dunia luar Firman F
Wirakusumah, 2009 Persalinan prematur mempunyai penyebab multifaktorial dan bervariasi sesuai
usia kehamilan. Hal-hal penting penyebab persalinan prematur antara lain stress, infeksi saluran genital ibu, dan infeksi sistematik, iskemi plasenta atau lesi vascular, dan
overdistensi uterus. Hal tersebut bila dilihat dari faktor pencetus dan mediatornya mempunyai sebab berlainan tetapi semuanya menyebabkan hasil akhir yang sama yaitu
kontraksi uterus dan persalinan.
Universitas Sumatera Utara
Hewan percobaan sangat membantu dalam menjelaskan tentang penyebab persalinan prematur dan sekuele neonatal karena prematuritas, terutama tentang infeksi
intra uterin. Penggunaan hewan percobaan tersebut akan membantu dalam perkembangan penanganan yang rasional dan efektif serta strategi pencegahan
persalinan prematur Budi Handono, 2009.
3. Pencegahan Persalinan Prematur a. Pencegahan Primer
1. Faktor Ibu a. Riwayat persalinan
Tidak semua faktor resiko pada ibu dapat ditanggulangi. Banyak nya faktor resiko menyulitkan pencegahan, demikian pula kebanyakan faktor ibu sulit
ditanggulangi secara medis misalnya paritas, sosio-ekonomi, pekerjaan ibu dan Karakteristik ibu.
b. Paritas Ada kecendrungan peningkatan kejadian prematuritas dan berat lahir rendah
pada nullipara. Bagaimana paritas secara mekanisme biologis mempengraruhi kejadian prematuritas belum diketahui. Pernah melahirkan bayi premature berat badan lahir
rendah meningkat kan resiko 5-6 kali. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan
Universitas Sumatera Utara
mengurangi faktor resiko lain, mengawasi tanda-tanda persalinan dan segera mengatasinya.
c. Jarak antar kehamilan Berbagai teori diajukan mengenai efek jarak antar kehamilan jarak antara
persalinan terakhir dengan awal kehamilan berikutnya dengan kejadian persalinan preterm. Jarak antar kehamilan yang pendek mengurangi cadangan nutrisi ibu sehingga
akan menurunkan berat badan janin dan akan meningkatkan stress ibu sehingga meningktkan resiko persalinan preterm.
d. Riwayat pernah persalinan prematur Persalinan prematur dan riwayat lahir dengan berat badan rendah mempunyai
kecendrungan berulang dalam keluarga. Bloom dkk, selama 11 Tahun meneliti wanita yang mempunyai riwayat prematuritas dan mendapatkan angka kejadian prematuritas
lebih tinggi dibandingkan ibu hamil tanpa riwayat persalinan premature baik dengan pecah ketuban atau tanpa pecah ketuban.
2. Faktor demografi a. Faktor ras
Peran faktor ras dihubungkan dengan stress pola hidup atau adat istiadat, persalinan prematur pada kulit hitam di amerika serikat jauh lebih atau dibandingkan
kulit putih. b. Faktor usia
Universitas Sumatera Utara
Mekanisme biologis peningkatan kejadian persalinan prematur pada ibu remaja diterangkan sebagai berikut, peredaran darah menuju servik dan uterus pada remaja
umumnya belum sempurna dan hal ini menyebabkan pemberian nutrisi pada janin genital menyebabkan infeksi meningkat yang akan menyebabkan persalinan prematur
meningkat. Peran hormonal gonad pada remaja juga dapat menyebabkan menstruasi yang iraguler. Beberapa remaja hamil dapat menduga kehamilan muda dengan
perdarahan sebagai haid yang ireguler sehingga terlambat datang untuk pemeriksaan kehamilan. Nutrisi remaja juga berperan karena remaja masih membutuhkan nutrisi yang
akan dibagi pada janinnya dibanding ibu dewasa yang tidak membutuhkan lagi nutrisi untuk tumbuh.
3. Faktor nutrisi ibu Nutrisi yang tidak mencukupi diyakini dapat menganggu pertumbuhan janin.
Tercukupinya nutrisi janin tergantung dari banyak factor dan mekanisme regulasi antara lain asupan nutrisi ibu, pasokan nutrisi ke uterus dan plasenta, transport nutrient melalui
plasenta, pengambilan nutrient oleh fetus, dan regulasi nutrient oleh fetus. Hubungan nutrisi ibu dengan janin sudah jelas dan sering diteliti, dimulai dari perang duniake II
yang membuktikan bahwa gizi ibu yang buruk berhubungan dengan gangguan pertumbuhan janin.
Ibu dan janin dengan kurang gizi dapat mengalami stress dan berakhir dengan persalinan prematur. Suplemen yang harus dikonsumsi ibu hamil agar mencegah
persalinan prematuritas sebagai berikut: suplemen zat besi, suplemen folat, suplement
Universitas Sumatera Utara
kalsium, suplemen magnesium dan zinc, supplement vitamin D, multivitamin, minyak ikan fish oil.
4. Faktor Antropometri a. Kenaikan berat badan selama hamil
Pertambahan BB selama hamil mencerminkan kenaikan jaringan uterus, plasenta, janin, cadangan lemak ibu, volume plasma ibu dan payudara. pertambahan BB
ibu yang adekuat menghambat terjadinya prematuritas, BBLR, PJT.
b. Tinggi ibu Tinggi badan ibu merupakan determinan berat badan bayi, tidak berhubungan
dengan kejadian prematuritas. 5. Faktor lainnya
Faktor sosioekonomi, faktor kelelahan fisik, faktor stress, faktor koitus dapat mengakibatkan persalinan prematur.
6. Faktor medik Keadaan ibu, kondisi yang mempengaruhi kehamilan, serta infeksi.
Universitas Sumatera Utara
b. Pencegahan Sekunder
1. Deteksi dini persalinan prematur Pendidikan, pertanda klinis 2
Terapi Istirahat, hidrasi, sedas, peranan progesteron, pengikatan servik, pemberian antibiotik, inhibisi kontraksi.
c. Pencegahan Tersier
1. Merujuk ibu Rujukan perinatal bayi preterm terutama dengan usia 27 minggu kehamilan
pada pusat rujukan tersier menurunkan kejadian morbiditas dan mortalitas neonatal secara bermakna.
2. Kortikosteroid Pemberian kortikosrteroid antenatal pada ancaman persalinan prematur
dianjurkan untuk meningkatkan survival bayi prematur. 3 Terapi maternal
Pemberian oksigen pada ibu dan pemberian nutrient lewat cairan amnion atau tali pusat merupakan intervensi yang telah dicoba di Negara maju, namun masih kurang
informasinya dan dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang kegunaannya.
4. Faktor penyebab ibu cemas memiliki bayi prematur
Universitas Sumatera Utara
a. Karakteristik klinis bayi prematur
Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan 45cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm, masa gestasi
kurang dari 37 minggu. Tampak luar sangat bergantung pada maturitas atau lama nya masa gestasi itu. kepala relative lebih besar dari pada badannya, kulitnya tipis,
transparan, lanugo banyak, lemak, subkutan kurang, osifikasi tengkorak sedikit, ubun- ubun dan sutura lebar, genitalia imatur. Desensus testiskulorum biasanya belum
sempurna dan labia minora belum tertutup oleh labia mayora. Pembuluh darah kulit banyak terlihat dan peristaltis usus pun dapat terlihat. Rambut biasanya tipis, halus dan
teranyam sehingga sulit terlihat satu persatu. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mama belum sempurna,
demikian pula puting susu belum terbentuk dengan baik. Bayi kecil, posisinya masih posisi fetal, yaitu posisi dokubitus lateral, pergerakan
nya kurang dan masih lemah, bayi lebih banyak tidur dari pada bangun. Tangisnya lemah, pernapasan belum teratur dan sering terdapat serangan apnu, otot masih
hipotonik sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua tungkai dalam abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam fleksi dan kepala menghadap ke satu jurusan “tonic neck reclex”
biasanya lemah, reflek moro dapat positif. Reflek mengisap dan menelan belum sempurna, demikian pula reflex batuk. Kalau bayi lapar biasanya menangis, gelisah,
aktifitas bertambah. Bila dalam waktu tanda kelaparan ini tidak terdapat, kemungkinan besar bayi menderita infeksi atau perdarahan intrakanial. Seringkali terdapat edema
pada anggota gerak, yang menjadi lebih nyata sesudah 24 - 48 jam. Kulitnya tampak mengkilat dan licin serta terdapat “pitting edema”.
Universitas Sumatera Utara
Edema ini dapat berubah sesuai dengan perubahan posisi edema ini sering kali berhubungan dengan perdarahan antepartum, diabetes mellitus dan toksemia
gravidarum. Frekuensi pernapasan bervariasi sangat luas terutama pada hari-hari pertama. Walaupun demikian bila pernapasan terus meningkat atau selalu diatas
60menit, harus waspada akan kemungkinan terjadinya penyakit membrane hialin sindrom gangguan pernapasan idiopatik atau gangguan pernapasan. Dalam hal ini
penting sekali melakukan pemeriksaan radiologi toraks. Karakteristik ini lah yang membuat ibu bayi sangati cemas Rusepno hasan, 2005.
b. Kelemahan bayi Prematur
Bayi semakin kecil, kekuatanya untuk tetap hidup semakin lemah. Otak yang belum matang mengarah pada buruknya gerakan dan latergis. Kesulitan melakukan
resusitasi. Mekanisme pengatur suhu nya tidak memadai. Suhu dibawah normal
Hipotermia terlihat pada sebagian bayi seprti ini dan bias fatal. Kadang-kadang ia juga mengalami demam tinggi dan hipotermia.
Kurangnya koordinasi saat mengisap dan menelan menyebabkan muntah dan tersedak. Kapasitas perutnya sedikit dan memiliki toleransi yang rendah terhadap
makanan. Bayi seperti ini umumnya mengalami gangguan pencernaan dan peregangan perut karena buruknya tonus otot.
Karena enzim hatinya belum terlalu matang maka kadar bilirubin dalam darahnya relative tinggi dan tetap tinggi selama beberapa waktu. Anda bias
mengenalinya dengan jelas jika bayi mengalami penyakit kuning fisiologis untuk
Universitas Sumatera Utara
penyakit yang lama. Kadar bilirubin yang tinggi dalam darah juga sangat mungkin menyebabkan kerusakan pada otak dibandingkan pada bayi yang sehat.
Bayi premature juga sering mengalami sejenis penyakit jantung bawaan yang disebut patent duktus arteriosus. Bayi ini juga lebih cenderung mengalami dehidrasi dan
pembengkakan mata kaki edema. Karena berbagai alasan bayi rentan terhadap berbagai gangguan metabolisme
seperti hipoglikemi,yaitu kondisi dimana tingkat gula darah menurun. Bayi juga cenderung mengalami defisiensi nutrisi seperti anemia. Ketahanan tubuhnya terhadap
infeksi juga rendah karena hati dan ginjalnya belum berfungsi sepenuhnya bayi ini juga lebih rentan terhadap efek toksik dari obat-obatan, hal ini sangat dikhawatirkan oleh ibu
yng memiliki bayi prematur. Guepte, 2004
c. Penyakit bayi premature
Semua penyakit pada neonatus dapat mengenai bayi prematur, tetapi ada beberapa penyakit tertentu yang terutama terdapat bayi prematur. hal ini disebabkan
oleh faktor pertumbuhan, misalnya belum cukup surfaktan terbentuk penyakit membrane hialin. Demikian pula kejadian hiperbilirubinemia pada bayi prematur lebih tinggi
dibandingkan dengan dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberpa penyakit yang ada hubungannya dengan prematuritas.
1. Sindrom gangguan pernafasan idiopatik Disebut juga penyakit membrane hialin karena pada stadium terakhir akan
terbentuk membrane hialin yang melapisi alveolus paru. 2. Pneumonia aspirasi
Universitas Sumatera Utara
Sering ditemukan pada premature, karena reflex menelan dan batuk belum sempurna. Penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan yang baik
3. Perdarahan intraventrikular Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral biasanya disebabkan oleh karena
anoksia otak. Biasanya terjadi bersamaan dengan pembentukan membrane hialin pada paru. Sayang sekali sering tidak mungkin membedakan dispnu yang disebabkan oleh
perdarahan otak ini dengan yang disebabkan oleh sindrom gangguan pernafasan idiopatik. Kelainan ini biasanya hanya ditemukan pada otopsi.
4. Fibroplasia retrorental. Penyakit ini ditemukan terutama pada bayi prematur dan disebabkan oleh
gangguan oksigen yang berlebihan. Dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi tinggi, akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah retina. Kemudian setelah bayi
bernafas dengan udara biasa lagi, pembuluh darah ini akan mengalami vasodilatasi yang selanjutnya akan disusul dengan proliferasi pembuluh darah baru secara tidak teratur.
Kelainan ini biasanya terlihat pada bayi yang berat badan nya kurang dari 2 kg dan telah dapat oksigen dengan konsentrasi tinggi lebih dari 40 . Stadium akut
penyakit ini dapat dilihat pada umur 3 - 6 minggu dalam bentuk dilatasi arteri dan vena retina.kemudian diikuti oleh pertumbuhan kapiler baru secara tidak teratur pada ujung
vena. Kumpulan darah baru ini tampak sebagai perdarahan. Penyakit ini berdampak pada kematian yang membuat orang tua sangat khawatir. Sarwono, 2007
d. Penatalaksanaan bayi premature
Pemberian asi adalah hal yag paling penting karena : 1. Asi mempunyai keutungan yaitu kadar protein tinggi, laktalalbulin, zat kekebalan
tubuh, lipase dan asam lemak esensial, laktosa dan oligoskarida.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengaturan suhu badan thermoregulasi Bayi dengan berat badan lahir rendah prematur membutuhkan suatu
termoregulasi yaitu suatu pengontrolan suhu badan secara fisiologis mengatur pembentukan atau pendistribusian panas.
Pengaturan terhadap suhu keliling dengan mengontrol kehilangan panas, kehilangan panas pada bayi berat lahir rendah dapat disampaikan melalui empat cara
yaitu: a. Konduksi yaitu panas tubuh akan hilang bila bayi ditidurkan diatas permukaan yang
dingin. Seperti menidurkan bayi di timbangan yang dingin, tangan perawat yang dingin atau stetoskop yang dingin.
b. Konveksi, yaitu panas tubuh akan hilang bila ada udara yang dingin bertiup disekitar bayi. perhatian agar bayi tidak kehilangan suhunya, bayi tidak diberikan oksigen
yang dingin. c. Evaporasi, yaitu panas tubuh akan hilang dengan adanya penguapan cairan yang ada
dipermukaan tubuh bayi. d. Radiasi, yaitu panas tubuh akan hilang bila dekat dengan benda-benda yang dingin,
sehingga panas tubuh akan memancar kebenda-benda dingin disekitarnya.
5. Pencegahan hipotermi pada bayi prematur
Pada fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memiliki radiant atau warmer atau inkubator untuk mencegah terjadinya hipotermi, maka tindakan - tindakan umum yang
dapat dilakukan untuk mencegah hipotermi antara lain : 1.
Mengeringkan tubuh bayi, segera setelah lahir dengan handuk atau kain yang hangat.
Universitas Sumatera Utara
2. Menyelimuti bayi terutama bagian kepala dengan kain yang kering bayi dibungkus
kain hangat dan kepalanya diberi topi . 3.
Meletakkan bayi diruangan dengan suhu ruangan tidak kurang dari 25 c.
4. Memastikan tangan selalu hangat pada saat memegang bayi.
5. Menganti kain, popok, selimu, handuk, bedong yang basah dengan yang bersih dan
hangat. Ibu bayi prematur khususnya primi belum dapat merawat bayi prematur dengan baik, ini akan menimbulkan kecemasan tersendiri bagi ibu. Maryuni,
Nurhayani, 2004
6. Pentingnya mengunjungi bayi prematur yang dirawat di RS.
Kebahagiaan seorang ibu adalah ketika ia melahirkan anaknya setelah mengndung lebih dari Sembilan bulan. Kadang, belum sampai masanya, sang bayi sudah
lahir dalam kondisi prematur tentu saja hal itu akan membuat cemas sang bunda. Selain karena beresiko tinggi sang bayi juga biasanya akan masuk inkubator.
Kasih sayang dan sentuhan ibu ternyata dapat mengurangi tingkat stress dan rasa sakit yang diakibatkan tindakan medis pada sang bayi. hal ini disebutkan dalam
peneliian oleh McGill university, kanada riset tersebut menyebutkan jika kontak kulit antara ibu dan bayinya biasa mempercepat proses perkembangan bayi.
Bayi prematur yang drawat di inkubator rumah sakit biasanya harus melewati tes darah dengan tusukan jarum lewat tumit kaki untuk mengecek kadar gula darah, tentu
saja rasa sakit akan mendera sang bayi, maka sentuhan dan pelukan ibu inilah yang akan meredakan kesakitan dan ketegangan bayi.
Untuk penelitian ini tim dari McGill university menganalisis beberapa hal ekspresi wajah, rata-rata detak jantung, dan kadar oksigen dalam darah diukur untuk
Universitas Sumatera Utara
mengetahui tingkat rasa sakit yang dialami bayi yang sering disentuh dan dipeluk oleh ibunya.
Hasilnya rasa sakit setelah 90 detik pada bayi yang mengalami kontak dengan ibu lebih rendah dari pada bayi - bayi yang tidak disentuh orang tuanya. Karena itu
dianjurkan agar ibu-ibu yang memiliki bayi prematur yang dirawat di RS lebih sering mengunjungi dan memberikn sentuhan serta pelukan. Team Andriewongso, 2008.
C. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan sesorang over behaviour
Karena dari pengalaman dan penelitian karena perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan. Penelitian Rogers dalam buku Notoadmojo tahun 2007 mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, alam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1. Awarness Kesadaran, 2. Interest merasa tertarik, 3. Evaluation menimbang-
nimbang, 4. Trial, dimana subjek sudah mulai mencoba. 5. Adoption, dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan.
Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkat, yakni : a
Tahu know
Universitas Sumatera Utara
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang teah dipelajari sebelumnya. oleh sebaba itu ”tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajarinya adalah menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.
b Memahami Comperhension
Suatu kemampuan yang menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, orang yang telah paham suatu materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya. c
Aplikasi application Aplikasi disini dapat diartikan pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip
dan sebagainya. d
Analisis analysis Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam
komponen- komponen. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari pengguna kata-kata kerja dapat : menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan
sebagainya.
e Sintesis sinthesis
Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian dalam suatu bentuk yang baru. Misalnya : dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan
sebagainya. f
Evaluasi evaluation
Universitas Sumatera Utara
Berkaitan dengan kemampuan untuk justfikasi atau penilaian suatu materi atau objek. Misalnya dapat membandingkan anak kurang gizi dengan anak yang cukup gizi.
D. Pendidikan