Kepribadian Pencemas Tingkat kecemasan Peplau 1963 mengidentifikasi ansietas cemas dalam 4 tingkatan, setiap

gangguan panik panic disorder, gangguan phobic Phobik disorder, dan gangguan obsesif-komplusif obsessive-complusive disorder. Diperkirakan jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik akut maupun kronik mencapai 5 dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antara wanita dan pria 2 banding 1. Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan menderita gangguan cemas, hal ini tergantung pada struktur kepribadiannya. Orang yang kepribadian pencemas resiko untuk menderita gangguan cemas lebih besar dari orang yang tidak berkepribadian pencemas. Perkembangan kepribadian personality development seseorang dimulai dari sejak usia bayi sampai usia 18 tahun dan tergantung dari pendidikan disekolah dan pengaruh lingkungan dan pergaulan sosialnya serta pengalaman - pengalaman kehidupan nya. Seseorang menjadi cemas terutama akibat proses imitasi dan identifikasi dirinya terhadap orang tuanya, dari pada pengaruh keturunan genetika.

2. Kepribadian Pencemas

a. Seseorang akan menderita gangguan cemas mana kala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi orang-orang tertentu meskipun tidak ada stressor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau kepribadian pencemas, yaitu antara lain : Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang. Universitas Sumatera Utara b. Memandang masa depan dengan rasa was-was khawatir c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum demam panggung d. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain e. Tidak mudah mengalah “sering ngotot” f. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah g. Sering kali mengeluh ini dan itu keluhan-keluhan somatik, khawatir yang berlebihan terhadap penyakit h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil dramatisir i. Dalam mengambil keputusan, sering mengalami rasa bimbang dan ragu j. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali berulang-ulang k. Kalau sedang emosi sering kali bertindak histeris

3. Tingkat kecemasan Peplau 1963 mengidentifikasi ansietas cemas dalam 4 tingkatan, setiap

tingkatan memiliki karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan individu yang ada dan dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya, tingkat kecemasan atau pun ansietas yaitu : a. Cemas Ringan : cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. b. Cemas sedang : cemas yang memungkinkan sesorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting. c. Cemas berat : cemas ini sangat mengurangi lahan persepsi individu cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir pada Universitas Sumatera Utara hal yang lain. Semua prilaku ditunjukkan untuk mengurangi tegangan individu memerlukan banyak pengesahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. d. Panik : Tingkat panik dari suatu ansietas berhubungan dengan ketakutan dan terror, karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan suatu walaupun dengan pengarahan, panik mengakibatkan disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian Stuart Sundent, 2000. Pada tingkat ansietas ringan dan sedang, individu dapat memproses informasi belajar dan menyelesaikan masalah. Keterampilan kognitif mendominasi tingkat ansietas ini. Ketika individu mengalami ansietas berat dan panik, keterampilan bertahan yang lebih sederhana mengambil alih, respon defensive terjadi, dan keterampilan kognitif menurun signifikan. Individu yang mengalami ansietas berat sulit berfikir dan melakukan pertimbangan, otot-ototnya menjadi tegang, tanda-tanda vital meningkat, mondar-mandir, memperlihatkan kegelisahan, iriabilitas dan kemarahan atau menggunakan cara psikomotor emosional. Lonjakan adrenalin menyebabkan tanda- tanda vital meningkat, pupil membesar, untuk memungkinkan lebih banyak cahaya yang masuk, dan satu-satu nya proses kognifikan berfokus pada ketahanan individu tersebut. Sisi negatif ansietas kecemasan atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang berlebihan tentang masalah yang nyata atau potensial. Hal ini menghabiskan tenaga, menimbulkan rasa takut dan individu melakukan fungsinya Universitas Sumatera Utara dengan adekuat dalam situasi interpersonal, situasi kerja, dan situasi sosial. Diagnosis gangguan ansietas ditegakkan ketika ansietas tidak lagi berfungsi sebagai tanda bahaya, melainkan menjadi kronis dan mempengaruhi sebagian besar kehidupan individu sehingga mengakibat kan perilaku maladatif dan distabilitas emosional. Tabel 2.1 Respon Fisik Kecemasan No Tingkat ansietas Respon fisik Respon kognitif Respon emosional 1 Ringan 1 Ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rileks atau sedikit gelisah, penuh perhatian, rajin Lapang persepsi luas, terlihat tenang, percaya diri, perasaan gagal sedikit, waspada dan memperhatikan banyak hal, mempertimbangkan informasi, tingkat pembelajaran optimal. Perilaku otomatis, sedikit tidak sabar, aktivitas menyendiri, terstimulasi, tenang 2 Sedang 2 Ketegangan otot sedang, tanda- tanda vital meningkat, pupil dilatasi mulai keringat, sering mondar-mandir, memukulkan tangan, kewaspadaan dan ketegangan meningkat, suara berubah bergetar dann nada suara tinggi, sering berkemih, sakit kepala, dan pola tidur berubah, nyeri punggung, Lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif, focus terhadap stimulasi meningkat, rentang perhatian menurun, penyelesaian masalah menurun, pembelajaran terjadi dengan memfokuskan pemikiran. Tidak nyaman, murah tersinggung, kepercayaan diri goyah, tidak sabar, gembira. 3 Berat 3 Ketegangan otot berat, hipervetilasi, Lapang persepsi terbatas, proses Sangat cemas, agitasi, takut, Universitas Sumatera Utara kontak bulu mata buruk, pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi, tindakan tanpa tujuan dan sembarangan, rahang menegang, mengertak gigi, kebutuhan ruang gerak meningkat, mondar-mandir, berteriak, meremas tangan, gemetar. berfikir terpecah- pecah, sulit berfikir, penyelesaian masalah buruk, tidak mampu mempertimbangkan informasi, hanya memperlihatkan ancaman, prekupasi dengan fikiran sendiri, egosentris binggung, merasa tidak adekuat, menarik diri, penyangkalan, ingin bebas, 4 Panik 4 Flight, fight keinginan untk pergi selamanya, ketegangan otot sangat berat, agitasi motorik kasar, pupil dilatasi, tanda- tanda vital meningkat kemudian menuruun, tidak dapat tidur, hormone strees dan persepsi neurotransmitter bekurang, wajah menyeringai, terngganga. Persepsi sangat sempit, fikiran tidak logis, terganggu, kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan masalah, focus pada fikiran sendirjadi,i, tidak rasional, sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi, ilusi mungkin terjadi. merasa terbebani, merasa tidak mampu, tidak berdaya, lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut, mengharapkan hasil yang buruk,

B. BAYI PREMATUR 1. Defenisi Prematur