Melihat begitu berpengaruhnya modal kerja terhadap kemampulabaan suatu perusahaan, maka penulis tertarik untuk lebih mendalami bahasan mengenai
pengaruh kebijakan modal kerja terhadap kemampulabaan perusahaan. Dalam hal ini pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Kemampulabaan PT. Bukit Kapur
Reksa. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul :
“Analisis Hubungan Kebijakan Modal Kerja dengan Kemampulabaan PT. Bukit Kapur Reksa”.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka penulis dalam hal ini merumuskan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut : Apakah
variabel-variabel : rasio cara pembelanjaan modal kerja, rasio lancar, tingkat perputaran modal kerja, rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva
mempunyai hubungan dengan kemampulabaan PT. Bukit Kapur Reksa ?
C. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesa atau kesimpulan sementara tentang hubungan antar variabel yang diteliti, yang disusun dari berbagai teori
yang telah dideskripsikan. Menurut Van Horne dan Wachowicz 1997:127, pembahasan mengenai berbagai kebijakan modal kerja menggambarkan dua
prinsip dasar utama dalam keuangan, yaitu : 1. Kemampulabaan berbanding terbalik dengan likuiditas. Likuiditas yang
meningkat merupakan biaya dari kemampulabaan yang menurun.
Universitas Sumatera Utara
2. Kemampulabaan profitabilitas bergerak searah dengan risiko. Untuk memperoleh tingkat profitabilitas yang lebih tinggi, harus berani mengambil
risiko yang lebih besar. Syamsuddin 2002:209 menyatakan bahwa : Bilamana rasio aktiva lancar
atas total aktiva meningkat, maka baik profitabiltas maupun resiko yang dihadapi akan menurun. Menurunnya profitabilitas disebabkan karena aktiva lancar
menghasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan aktiva tetap. Resiko ketidakmampuan membayar kewajiban-kewajiban pada saat jatuh tempo
technical insolvency menurun karena peningkatan jumlah aktiva lancar akan semakin memperbesar modal kerja bersih selisih antara aktiva lancar dengan
hutang lancar. Pengaruh peningkatan rasio aktiva lancar atas total aktiva berbanding terbalik dengan pengaruh dari penurunan rasio aktiva lancar atas total
aktiva perusahaan. Menurut Sutrisno 2000:49 memberikan pendapat bahwa : Masa
perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal hingga menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau berjangka pendek.
Masa perputaran modal kerja ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja tersebut. Semakin cepat masa perputaran modal kerja, semakin
efisiensi penggunaan modal kerja dan tentunya investasi pada modal kerja semakin kecil.
Berikut ini adalah kerangka konseptual yang akan mengkaji pengaruh antara variabel-variabel : rasio cara pembelanjaan modal kerja, rasio lancar,
tingkat perputaran modal kerja, rasio jumlah aktiva lancar terhadap jumlah aktiva dengan kemampulabaan yang diukur dengan return on investment.
Universitas Sumatera Utara
Sumber :
Syamsuddin, Alwi, Sutrisno Gambar 1 : Kerangka Konseptual
D. Hipotesis