Selulosa Mikrokristal TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.3 Reaksi Hidolisis Fengel dan Wegener, 1995 Proses hidrolisis dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu suhu reaksi, waktu reaksi, pencampuran pereaksi, konsentrasi asam. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan reaksi berjalan dengan cepat namun apabila suhu yang digunakan. Mastuti dan Setyawardhani, 2010.

2.4 Selulosa Mikrokristal

Selulosa mikrokristal dengan pemerian berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, berbentuk serbuk kristal dan terdiri dari pertikel berpori. Rumus molekul dari selulosa mikrokristal adalah C 6 H 10 O 5 n, dengan jumlah n adalah 220 dengan berat molekul 36000. Kelarutan selulosa mikrokristal sedikit larut dalam 5 bv larutan natrium hidroksida, praktis tidak larut dalam air, asam encer Rowe et al., 2009. Gambar 2.4 Struktur Kimia Selulosa Mikrokristal Rowe et al., 2009 Selulosa mikrokristal dapat digunakan sebagai adsorben, pensuspensi, penghancur pada tablet dan kapsul, disintegran pada tablet. Pada tabel dapat dilihat konsentrasi dalam menggunakan selulosa mikrokristalin sebagai adsorben, pensuspensi, penghancur atau disintegran Rowe et al., 2009. Tabel 2.1 Fungsi Selulosa Mikrokristal Rowe et al., 2009. Fungsi Konsentrasi Adsorben 20-90 Pengikat atau diluent pada kapsul 20-90 Penghancur pada tablet 5-15 Pengikat atau diluent pada tablet 20-90 Selulosa mikrokristal dalam dunia farmasi banyak digunakan sebagai pengikat atau penghancur pada formulasi tablet dan kapsul serta dapat digunakan pada metode granulasi basah dan cetak langsung. Selain itu selulosa mikrokristal juga dapat digunakan sebagai lubrikan dan disintegran tablet Rowe et al., 2009. Selulosa mikrokristal bersifat stabil meskipun bahan ini bersifat higroskopis. Untuk menghindari hal tersebut selulosa mikrokristalin disimpan dalam wadah tertutup dengan baik, dalam keadaan sejuk dan kering. Selulosa mikrokristalin dapat diproduksi dengan hidrolisis terkontrol dengan larutan asam mineral dari selulosa, dari hasil hidrolisis diperoleh bahan seperti bubur yang berasal dari tanaman berserat. Setelah mengalami proses hidrolisis, hidroselulosa dimurnikan dengan penyaringan dan dilakukan metode spray-drying untuk membentuk partikel berpori yang kering dengan distribusi ukuran partikel yang luas Rowe et al., 2009. Tabel 2.2 Karakteristik Selulosa Mikrokristal Rowe et al, 2009. Sudut diam 40º Bobot jenis 0,337 gcm3 Bobot jenis mampat 0,478 gcm3 Bobot jenis nyata 1,512-1,668 gcm3 Waktu alir 1,41 gdetik Titik lebur 260-270ºC Kelembaban 5 pH 5-7,5 Susut pengeringan 7 Kelarutan dalam eter 0,05 Kelarutan dalam air 0,25

2.5 Uji Sifat Fisika Selulosa Mikrokristal