Menurut Darmono 2001, faktor yang menyebabkan logam berat termasuk dalam kelompok zat pencemar adalah karena adanya sifat-sifat logam
berat yang tidak dapat terurai non degradable dan mudah diabsorbsi. Pemasok logam berat dalam tanah pertanian antara lain bahan agrokimia pupuk dan
pestisida, asap kendaraan bermotor, bahan bakar minyak, pupuk organik, buangan limbah rumah tangga, industri, dan pertambangan.
2.3. Timbal Pb
Timbal Pb merupakan logam yang sangat populer dan banyak dikenal oleh masyarakat awan. Hal ini disebabkan oleh banyaknya Pb yang digunakan
di industri non pangan dan paling banyak menimbulkan keracunan pada makhluk hidup. Timbal adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan
yang lazim terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral- mineral lain terutama seng dan tembagadengan kerapatan 11,48 g per ml pada
suhu kamar serta mempunyai titik lebur 327,4
o
C. Nomor atomnya 82, titik didihnya 1725
o
C, massa atomnya 207,19 dan massa jenisnya adalah 11,34 g per ml. Widowati, 2008. Sifat-sifat logam berat Pb yaitu Pb merupakan logam
yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau dengan tangan dan dapat di bentuk dengan mudah, Pb merupakan logam yang tahan
terhadap peristiwa korosi atau karat sehingga logam Pb dapat digunakan sebagai bahan coating, mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan
dengan logam-logam biasa kecuali emas dan merkuri, merupakan penghantar listrik yang tidak baik.
Penggunaan Pb terbesar adalah dalam industri baterai, kendaraan bermotor seperti timbal metalik dan komponen-komponennya. Timbal
digunakan pada bensin untuk kendaraan, cat dan pestisida. Pencemaran Pb dapat terjadi di udara, air, maupun tanah. Pencemaran Pb merupakan masalah
utama, tanah dan debu sekitar jalan raya pada umumnya telah tercemar bensin bertimbal selama bertahun-tahun Sudarmadji, 2006.
Timbal sebagian besar diakumulasi oleh organ tanaman, yaitu daun, batang dan akar, dan akar umbi-umbian bawang merah. Perpindahan Pb dari
tanah ke tanaman tergantung komposisi dan pH tanah, serta KTK. Konsentrasi timbal yang tertinggi 100-1000 mgkg akan mengakibatkan pengaruh toksik
pada proses fotosintesa dan pertumbuhan. Timbal hanya mempengaruhi tanaman bila konsentrasi tinggi. Tanaman dapat menyerap logam Pb pada saat
kondisi kesuburan tanah, kandungan bahan organik, serta KTK tanah rendah. Pada keadaan ini logam berat Pb akan terlepas dari ikatan tanah dan berupa ion
yang bergerak bebas pada larutan tanahSudarmadji, 2006. Menurut Sudarmajiet al. 2006, efek dari paparan timbal Pb akan
menimbulkan gangguan pada organ tubuh. Timbal sangat beracun dan merupakan penghambat yang kuat terhadap reaksi-reaksi enzim dalam tubuh,
pengaruhnya pada manusia bersifat akumulatif. Timbal masuk kedalam tubuh sebagai timbal anorganik. Gejala yang timbul berupa adanya rasa logam disertai
perasaan terbakar pada mulut, mulai muntah berwarna putih bercampur darah, rasa haus, keluarnya tinja berwarna hitam karena mengandung timbal, kelainan
sistem saraf pusat, pengeluaran urine sangat sedikit dan berwarna merah, dan
bahkan dapat menyebabkan kematian dalam 1 sampai 3 hari. Keracunan timbal kronis memiliki gejala-gejala, seperti gangguan pada sistem pencernaan,
gangguan pada sistem saraf pusat, gangguan pada sistem jantung dan peredaran darah, dan rasa nyeri pada sendi. Keracunan timbal akut ditandai dengan kadar
timbal dalam darah lebih dari 0,72 mgl Sudarmadjiet al., 2006.
2.4. Cadmium Cd