8 where you can get it from, who holds it, whose expertise is it, and so
on.”Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwapemetaan pengetahuan berfungsi untuk menyatukan rekod informasi dan pengetahuan yang
dibutuhkan ke dalam suatu wadah, seperti dimana sumber informasi dapat diperoleh, siapa yang memiliki informasi tersebut, dan lain sebagainya.
Pendapat lain dikemukakan olehJackson2005, 1bahwa “Knowledge mapping is a fundamental step in any knowledge management initiative and
seeks to identify ‘what an organization knows’ in order to leverage it to greater advantage.” Pendapat tersebut menyatakan bahwapemetaan
pengetahuan merupakan langkah awal dalam setiap perencanaan manajemen pengetahuan dan berusaha untuk mengidentifikasi ‘apa yang diketahui
organisasi’ dalam rangka untuk meningkatkan keuntungan yang lebih besar. Pada pelaksanaannya perlu disertai dengan wawasan dan instrumen
penyelidikan seperti alat bantu dalam menentukan kategori pengetahuan. Selain pendapat di atas, menurut pendapat Ding yang dikutip oleh
Yoganingrum, SRR dan Hartinah2006, 110menyatakan bahwa “Knowledge Mapping by bibliometrics technique could be a tool to look the direction and
the stress of research interest on behalf on evaluating research program and drafting new program.” Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui
bahwapemetaan pengetahuanmenggunakan teknik bibliometrika bisa menjadi alat untuk melihat arah dan pemikiran dari kepentingan kegiatan penelitian
dan penyusunan program baru. Daribeberapa pendapat diatas, dapat dikemukakan bahwa pemetaan
pengetahuanmerujuk pada teknik visualisasi gambaran struktur ilmu pengetahuan atau disiplin ilmu yang memberi makna dari beberapa hubungan
dalam menyampaikan informasi. Dengan kata lain,pemetaan pengetahuan akan memberikan gambaran langsung secara sistematik dari isi sebenarnya.
2.1.2. Jenis Peta Ilmu Pengetahuan
Ada beberapa jenis peta yang dikembangkan dalam pemetaan pengetahuanpada bidang bibliometrika, antara lain: Peta jurnal intercitation,
journal co-citation, document co-citation, author co-citation, co-word deskriptor, dan co-classification. Hasugian dan Dewiyana 2011, 1
Universitas Sumatera Utara
9 1
Jurnal intercitationjurnal antar-sitasi Berdasarkan pendapatJones, Cambrosio dan
Mogoutov2011menyatakan bahwa “Journal inter-citation only shows links between journals without providing information about
actual content of those journals.” Pernyataan tersebut diartikan sebagai jurnal antar-kutipan yang hanya menunjukkan hubungan
antara jurnal tanpa memberikan informasi tentang isi sebenarnya dari jurnal-jurnal tersebut.
Definisi journal inter-citationmenurut Jones, Cambrosio dan Mogoutov2011 yaitu:
Journal inter-citation is the relation established when an article in Journal A cites an article in Journal B. Analysis of inter-
citation patterns reveals how closely journals are related based on the journals cited by articles that they publish.
Pendapat di atas mengemukakan bahwa jurnal antar-kutipan adalah hubungan dibuat bila suatu artikel di Journal A mengutip suatu
artikel di Journal B. Analisis pola inter-kutipan mengungkapkan seberapa dekat jurnal terkait berdasarkan jurnal yang dikutip oleh
artikel yang mereka terbitkan. 2
Co-citation Ko-sitasi Menurut Mustangimah 2002, 2Ko-sitasiadalah “dua dokumen
yang disitir secara bersama-sama oleh paling sedikit satu dokumen yang terbit kemudian.” Sehingga apabila ada dua dokumen yang
disitir secara bersama-sama oleh suatu dokumen maka kedua dokumen yang disitir tersebut dinamakan ko-sitasi.
a Journal co-citation ko-sitasi jurnal menghubungkan dua
dokumenatau lebih yang diterbitkan sebelumnya dalam hubungannya dengan dokumen yang terbit kemudian.
b Document co-citation ko-sitasi dokumenmenghubungkan
artikelatau buku berdasarkan sitiran bersama oleh penulis kemudian.
c Author co-citation ko-sitasi pengarang menghubungkan
pengarang di antara dokumen-dokumen yang saling berkaitan untuk melihat keterhubungan subjek. Penggunaannya adalah
untuk mengetahui hubungan kedekatan subjek antara artikel
Universitas Sumatera Utara
10 yang satu dengan yang lainnya melalui
pengarangnya.Budiman 2011 3
Co-word ko-kata disebut juga sebagai deskriptor kata kunci. Menurut Qin pada artikel jurnal berjudul “Knowledge Discovery
Through Co-word Analysis” dinyatakan bahwa: Co-word analysis is a content analysis technique that uses
patterns of co-occurrence of pairs of items i.e., words or noun phrases in a corpus of texts to identify the relationships between
ideas within the subject areas presented in these texts. Indexes based on the co-occurrence frequency of items, such as an
inclusion index and a proximity index, are used to measure the strength of relationships between items. Qin 1999, 134
Pendapat Qin di atas, dapat diartikan bahwa analisis ko-kata merupakan teknik analisis isi yang menggunakan pola-pola terjadinya
pasang item yaitu, kata atau frasa kata benda dalam corpus teks untuk mengidentifikasi hubungan antara ide-ide dalam bidang studi
yang disajikan dalam teks-teks tersebut. Indeks berdasarkan frekuensi co-occurrence item, seperti indeks inklusi dan indeks kedekatan,
digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara item. 4
Co-classification ko-klasifikasi Menurut Budiman 2011 Ko-klasifikasi adalah situasi dua
dokumen atau lebih tergabung dalam satu gugus karena notasi klasifikasi yang sama. Ko-klasifikasi digunakan untuk mengumpulkan
dokumen yang sama serta menunjukkan bahwa bibliografi secara kuantitatif menunjukkan subjek yang sama dengan judul dokumen.
Untuk klasifikasi dapat digunakan sistem klasifikasi UDC danatau DDC. Hasil analisis ko-klasifikasi dituangkan dalam bentuk grafik.
Sedangkan Weiss dan Grajewski2006, 245pada artikel jurnal berjudul “Use of Knowledge Maps to Recognize Different Research Capabilities”
menyatakan bahwa ada 3 tiga jenis peta pengetahuan yang terdiri atas: 1.
Procedural Knowledge Maps can reflect knowledge mapped to a specified production process forexample.
2. Conceptual Knowledge Maps are a hierarchical classification of
things which according to Knowledge Management experts could also becalled a taxonomy
Universitas Sumatera Utara
11 3.
Competency Knowledge Maps can support the process of creation a competency profile of a researcher and his research capabilities.
Pendapat di atas mengemukakan bahwa ada tiga jenis peta pengetahuan, yaitu: peta pengetahuan prosedural, peta pengetahuan konseptual, sertapeta
pengetahuan kompetensi. Penjabaran dari ketiga jenis peta tersebut di uraikan sebagai berikut: Peta pengetahuan prosedural dapat mencerminkan
pengetahuan yang dipetakan ke dalam proses produksi tertentu misalnya. Peta pengetahuan konseptual merupakan klasifikasi hirarkis dari hal yang menurut
para ahli manajemen pengetahuan juga dapat disebut taksonomi. Peta pengetahuan kompetensi dapat mendukung proses penciptaan profil
kompetensi seorang peneliti dan kemampuan penelitiannya. Jadi, dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Budiman
mengenai jenis Ko-klasifikasi untuk menentukan jenis peta ilmu pengetahuan yang akan digunakan dalam menganalisis subjek. Hasil yang akan diperoleh
dari pemilihan jenis ko-klasifikasi sebagai jenis peta ilmu pengetahuan yang dipilih adalah untuk menentukan subjek sesuai dengan sistem klasifikasi yang
digunakan dan menggambarkannya secara konseptual dalam bentuk grafis.
2.1.3. Fungsi dan Manfaat Pemetaan