Prosedur Pembuatan Peta Konsep

23 Penggunaan peta konsep juga dapat dilakukan dalam perencanaan kurikulum yang membahas suatu topik tertentu. Penjelasan mengenai hal tersebut dapat diketahui dari pendapat Novak dan Canas 2006, 28yakni: In curriculum planning, concept maps can be enormously useful. They present in a highly concise manner the key concepts and principles to be taught. The hierarchical organization of concept maps suggests more optimal sequencing of instructional material. Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa dalam perencanaan kurikulum, peta konsep dapat sangat berguna untuk menyajikan suatu topik dengan cara singkat berisi konsep-konsep kunci dan prinsip yang harus diajarkan.Dilihat dari organisasi hirarkis suatu peta konsep yang menunjukkan urutan secara lebih optimal sehingga menghasilkan pembelajaran yang lebih bermakna.

2.2.3. Prosedur Pembuatan Peta Konsep

Pembuatan peta konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau suatu diagram tentang bagaimana ide penting atau suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain. Peta konsep sebaiknyadisusun secara hirarki, artinya konsep yang lebih inklusif diletakkan pada puncak peta, sehingga makin ke bawah konsep akandiurutkan menjadi konsep yang kurang inklusif. Karena peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting, tetapi juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Metode pemetaan konseptual pertama kalidikemukakan oleh Novak dan Gowin 1986 dengan melibatkan serangkaian langkah-langkah sebagai berikut:Canas, Coffey, et al. 2003, 16 1. Define the topic or focus question. Concept Maps that attempt to cover more than one question may become difficult to manage and read. 2. Once the key topic has been defined, the next step is to identify and list the most important or “general” concepts that are associated with that topic. 3. Next, those concepts are ordered top to bottom in the mapping field, going from most general and inclusive to the most specific, an action that fosters the explicit representation of subsumption relationships i.e., a hierarchical arrangement or morphology. 4. Once the key concepts have been identified and ordered, links are added to form a preliminary Concept Map. Universitas Sumatera Utara 24 5. Linking phrases are added to describe the relationships among concepts. 6. Once the preliminary Concept Map has been built, a next step is to look for cross- links, which link together concepts that are in different areas or sub-domains on the map. Cross-links help to elaborate how concepts are interrelated. 7. Finally, the map is reviewed and any necessary changes to structure or content are made. Berdasarkan pendapat di atas, ada beberapa langkah sebagai berikut: 1 Menetapkan topik atau pertanyaan utama yang lebih spesifik; 2 Selanjutnya, lakukan identifikasi dan urutkan konsep paling penting atau umum yang berkaitan dengan topik tersebut; 3 Kemudian mengurutkan konsep-konsep dari atas ke bawah pada bidang pemetaan, dengan penyusunan yang di mulai dari yang paling umum dan inklusif ke yang paling spesifik atau khusus; 4 Setelah itu menambahkan link atau hubungan untuk membentuk persiapan peta konsep; 5 Lalu frase penghubung ditambahkan untuk menggambarkan hubungan antara konsep-konsep; 6 Kemudian mencari cross-link, yang menghubungkan konsep secara bersama-sama yang berada di daerah berbeda atau sub-domain pada peta. Cross-link membantu menguraikan bagaimana konsep-konsep dapat saling terkait; 7 Langkah terakhir adalah melakukan peninjauan terhadap peta dan perubahan yang diperlukan untuk struktur atau konten yang dibuat. Beberapa ahli juga menyatakan bahwa ada beberapa metode yang harus diikuti dalam menyusun peta konsep. Dahar 1989, 126- 128menyatakanbahwa ada beberapa metode pembuatan peta konsep sebagai berikut: 1. Pilihlah suatu bacaan dari buku pelajaran 2. Tentukan konsep-konsep yang relevan 3. Urutkan konsep-konsep itu dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif 4. Susunlah konsep-konsep itu di atas kertas, mulai dengan konsep paling inklusif di puncak ke konsep yang paling tidak inklusif. Universitas Sumatera Utara 25 5. Hubungkanlah konsep-konsep itu dengan kata atau kata-kata penghubung Sejalan dengan pendapat di atas, Erniwaty 2011pada artikelnya berjudul “Pembelajaran Kooperatif Tipe Concept Mapping Peta Konsep” menyatakan bahwa prosedurpembuatan peta konsep sebagai berikut: 1. Memilih suatu bahan bacaan 2. Menentukan konsep-konsep yang relevan 3. Mengelompokkan mengurutkan konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif 4. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep- konsep yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan tersebut 5. Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dihubungkan dengan kata hubung. Misalnya “merupakan”, “dengan”, “diperoleh”, dan lain-lain Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki 2002, 4 bahwa untuk membuat peta konseptual, ada enam langkah yang harus dilakukan. 1. Masing-masing subdisiplin ilmu atau spesialisasi dianggap sebagai elemen pengetahuan dari domain tertentu, dinyatakan di peta dalam bentuk kotak kerangka tunggal. 2. Besaran isi pengetahuan dalam sebuah elemen, misalnya diukur dengan jumlah publikasi, paten, pengarang aktif dan lain-lain. Dinyatakan berdasarkan besaran atau ketebalan kotak elemen di peta. Dengan demikian besaran tersebut bersifat relatif. 3. Tingkat pengetahuan diungkapkan berdasarkan ketebalan atas warna masing-masing elemen. Tingkat pengetahuan ini terbagi atas 5 tingkatan yaitu: 1 tingkat 1: realita-data empiris mengenai realita, persepsi, deskripsi; 2 tingkat 2: realita ke model-syarat dan kondisi persamaan, perkiraan, asumsi dan pemodelan; 3 tingkat 3: Model, merupakan representasi realita diwujudkan dalam model; 4 tingkat 4: Model ke pernyataan-teknik verifikasi, algoritma, dan ketentuan penalaran; 5 tingkat 5: pernyataan berupa teori, inferensi, penjelasan dan penilaian. 4. Kedekatan elemen pengetahuan, dinilai oleh pakar atau diukur berdasarkan indeks kedekatan bibliometrika. Teknik ini digunakan untuk menentukan lokasi relatif masing-masing elemen. 5. Lokasi elemen di peta hendaknya mencerminkan asal usul dan daya tarik menarik dengan disiplin eksternal sumber pengetahuan 6. Koneksi antara elemen pengetahuan hendaknya mencerminkan arah dan intensitas dampak atau arus pengetahuan. Koneksi ditunjukkan dengan panah dan garis. Asesmen terhadap hubungan Universitas Sumatera Utara 26 dilakukan dengan menggunakan data sitasi, pengulangan kata dan atau pendapat pakar dalam bidang tersebut. Dari pendapat Sulistyo di atas diketahui bahwa terdapat enam langkah untuk membuat peta konsep.Langkah pertama yaitu memilih elemen pengetahuan yang dapat diperoleh dari masing-masing subdisiplin ilmu atau bidang spesialisasi. Langkah kedua yaitu menentukan besaran isi pengetahuan dalam suatu elemen supaya bersifat relatif. Langkah ketiga yaitu menentukan tingkat pengetahuan yang terbagi atas 5 lima tingkatan. Langkah keempat yaitu menilai kedekatan elemen pengetahuan. Langkah kelima yaitu menyusun elemen berdasarkan lokasi yang menjelaskan mengenai sumber pengetahuan. Langkah keenam yaitu memberi koneksi antara elemen pengetahuandengan mencerminkan arah dan arus pengetahuan yang ditunjukkan menggunakan panah dan garis. Berdasarkan keseluruhan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa prosedur pembuatan peta konsep dapat diuraikan menjadi beberapa langkah seperti: 1 Memilih dan mempelajari suatu topik yang akan dibahas, misalnya kurikulum bidang Ilmu Perpustakaan. 2Mengidentifikasi subjek yang berkaitan dengan topik utama, seperti subjek-subjek atau kata kunci pada setiap mata kuliah wajib PSIP.3 Menentukan konsep-konsep yang relevan sesuai dengan topik terkait, contohnya pembagian konsep berdasarkan kelompok kurikulum, tingkat semester, serta subdisiplin ilmu.4 Mengurutkan subjek-subjek pada setiap konsep dari topik pembahasan secara hierarkis, mulai dari konsep paling umum sampai konsep paling khusus.5 Menyusunsubjek-subjek pada setiap konsep yang sudah diurutkan ke dalam suatu bagan, dengan cara menempatkan konsep paling inklusif di bagian paling atas.6 Menghubungkan konsep-konsep tersebut dengan kata penghubung, seperti kata ‘berdasarkan’ dan sebagainya. 7 Sertameninjau peta serta perubahan untuk struktur atau konten yang dibuat menggunakan aplikasi pembuat peta konsep, seperti CmapTools. Universitas Sumatera Utara 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif, yang artinya penelitian dilakukan hanya sampai tahap deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta dengan sistematis supaya lebih mudah untuk disimpulkan. Metode penelitian deskriptif merupakan bentuk penelitian yang berfungsi untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, seperti halnya fenomena-fenomena berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, proses, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang ada. 3.2.Unit Analisis Unit analisis adalah pada level mana data ingin kita kumpulkan. Penentuan unit analisis ini penting agar kita tidak salah dalam pengumpulan data dan pengambilan simpulan nantinya.Febrianto 2008 Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa unit analisis merupakan objek yang akan diteliti dan menjadi sasaran penelitian. Objek tersebut dapat berupa benda, kegiatan atau aktivitas, keadaan lingkungan, alam, serta manusia yang dapat diklasifikasikan. Unit analisis dalam penelitian ini adalah kurikulum PSIPFIB USU. Daftar kurikulum diperoleh berdasarkan semester perkuliahan berisi nomor, kode, nama mata kuliah dan jumlah kredit beserta kelompok mata kuliah pada kurikulum. 3.3.Sumber Data Sumber data yang diperolehdalam melakukan penelitian ini berasal dari: 1. Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, yaitu hasil dari observasi dan wawancara, pengamatan penulis seperti sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data. Data primer dalam penelitian ini mencakup bagian Tata Usaha PSIP FIB USU. Universitas Sumatera Utara 28 2. Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul melainkan diperoleh melalui studi kepustakaan dokumentasi. Data sekunder dalam penelitian ini mencakup Silabus perkuliahan, GBPP Garis-garis Besar Program Pengajaran, Website USU, dan Mesin penelusur search engine. 3.4.Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan analisis kontencontent analysis.Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan seluruh data yang diperlukan dari berbagai sumber tercetak maupun elektronik. Sedangkan analisis konten digunakan untuk membahas secara mendalam terhadap isi suatu informasi untuk menghasilkan suatu subjek yang akan menjadi data dalam penelitian. Adapun prosedur pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tahapan sebagai berikut: 1 Mencari informasi mengenai kurikulum kepada bagian Tata Usaha PSIP FIB USU. Data berupa kurikulum kemudian disusun berdasarkan tingkat semester mulai dari semester 1 satu sampai dengan semester 8 delapan. 2 Berdasarkan data yang dihasilkan, kemudian dilakukan analisiskonten dengan menggunakan alat bantu instrumen dalam pegolahan data untuk menghasilkan subjek yang akan digunakan dalam melakukan pemetaan. 3.5.Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis.Ristiawan 2010 Instrumen disebut juga sebagai alat bantu yang memegang peranan penting dalam menentukan mutu suatu penelitian. Fungsinya mengungkapkan fakta menjadi data. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam Universitas Sumatera Utara 29 penelitian ini adalah dokumentasi, dokumen tersebut berupa nomor, kode, mata kuliah, jumlah SKS dan kelompok mata kuliah pada kurikulum PSIP FIB USU. Instrumen dalam pengolahan data yang digunakan adalah LCSH Library Congres of Subject Heading dan DDCDewey Decimal Clasification.Data yang akan dikumpulkan adalah seluruh subjek yang berkaitan dengan nama mata kuliahwajib bidang ilmu perpustakaan pada PSIP FIB USU. Data diolah dengan menggunakan program aplikasiCmap Tools dan Microsoft Visio. 3.6.Teknik Analisis Data Analisis data bertujuan untuk menata, menyusun dan memberi makna terhadap kumpulan data.Hal penting yang berhubungan dengan pengumpulan data yaitu rasionalitas, deskripsi, ilustrasi dan pendukung. Langkah-langkah dalam melakukan analisis data berdasarkan prosedur pemetaan pengetahuan secara konseptual, yaitu: 1 Memilih dan mempelajari suatu topik yang akan dibahas; 2 Mengidentifikasi subjek yang berkaitan dengan topik utama; 3 Menentukan konsep-konsep yang relevan sesuai dengan topik terkait; 4 Mengurutkan subjek-subjek pada setiap konsep dari topik pembahasan secara hierarkis, mulai dari subjekyang paling umum sampai subjek yang paling khusus; 5 Menyusunsubjek-subjek pada setiap konsep yang sudah diurutkan ke dalam suatu bagan, dengan cara menempatkan konsep paling inklusif di bagian paling atas; 6 Menghubungkan konseptersebut dengan kata penghubung; 7 Meninjau peta serta perubahan untuk struktur atau konten yang dibuat, dengan menggambarkan konsep-konsep menggunakan aplikasi komputer. Universitas Sumatera Utara 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Pemetaan Pengetahuan Pemetaan pengetahuan terhadap kurikulum Sarjana Program Studi Ilmu Perpustakaan dilakukan dengan menggunakan metode konseptual. Metode pemetaan konseptual merupakan alat grafis untuk mengatur dan mewakili pengetahuan, serta proses terstruktur yang menghasilkan ide dan konsep. Hasil akhir dalam melakukan pemetaan pengetahuan pada penelitian ini yaitu menciptakan peta konsep untuk menggambarkan bidang ilmu perpustakaan melalui kurikulum Program Sarjana tahun 2006 PSIP FIB USU. Adapun langkah-langkah dalam melakukannyaadalah sebagai berikut: 1. Memilih dan mempelajari suatu topik yang akan dibahas. 2. Mengidentifikasi subjek yang berkaitan dengan topik utama. 3. Menentukan konsep-konsep yang relevan sesuai dengan topik terkait. 4. Mengurutkan subjek-subjek pada setiap konsep dari topik pembahasan secara hierarkis. 5. Menyusun subjek-subjek pada setiap konsep yang sudah diurutkan ke dalam suatu bagan. 6. Menghubungkan konsep tersebut dengan kata penghubung. 7. Meninjau peta serta perubahan untuk struktur atau konten yang dibuat. Berdasarkan beberapa poin di atas, dapat diuraikan bahwa proses melakukan pemetaan pengetahuan dimulai dengan memilih objek. Objek yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu kurikulum bidang ilmu perpustakaan. Namun, tidak semua mata kuliah yang dapat dijadikan sebagai topik utama. Tetapi hanya mata kuliah wajib Ilmu Perpustakaan saja yang dapat di analisis, karena fokus penelitian ini mencakup bidang Ilmu Perpustakaan. Setelah memilih dan mempelajari topik yang akan dibahas, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi subjek yang memiliki keterkaitan dengan topik utama dalam pembahasan. Proses mengidentifikasi subjek dilakukan dengan cara melihat isi pembahasan dari setiap mata kuliah wajib PSIP. Universitas Sumatera Utara 31 Setelah subjek diidentifikasi, peneliti menentukan konsep-konsep yang berkaitan dengan mata kuliah wajib PSIP. Penentuan konsep dilakukan dengan melihat ruang lingkup serta cakupan dari topik pembahasan, seperti pembagian berdasarkan kelompok kurikulum, tingkat semester, serta subdisiplin ilmu. Ketiga konsep tersebut yang nantinya akan digunakan untuk menghasilkan peta konsep bidang ilmu perpustakaan.Langkah selanjutnya yang peneliti lakukan setelah menentukan konsep adalah mengurutkan subjek-subjek pada setiap konsep dari topik pembahasan. Pengurutan subjek dilakukan secara hierarkis. Maksudnya ialah subjek di urutkan berdasarkan tingkatan yang paling umum sampai tingkatan secara spesifik atau khusus. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil peta yang sistematis. Adapun hasil pengurutan subjek tersebut dimasukkan ke dalam suatu bagan atau tabel dengan menempatkan tingkatan yang memiliki cakupan luas berada di atas dan tingkatan yang memiliki cakupan sempit berada di bawah. Proses melakukan pemetaan selanjutnya adalah memberikan kata penghubung untuk menghubungkan konseo-konsep tersebut. Kata hubung yang biasa digunakan dalam menciptakan peta konsep yakni ‘berdasarkan’, ‘merupakan’, ‘meliputi’, ‘dengan’, ‘terdiri dari’, ‘diperoleh’, dan sebagainya. Hal terakhir yang dilakukan adalah meninjau peta konsep tersebut dan juga beberapa perubahan untuk melihat struktur serta konten yang diciptakan. Dalam pembuatan peta konsep, biasa digunakan aplikasi CmapTools. Aplikasi ini merupakan software yang sangat praktis untuk digunakan dalam menciptakan peta konsep. Penggunaan aplikasi CmapTools dapat dilakukan sebagai perancah untuk memahami sesuatu, untuk mengajarkan berpikir kritis, sebagai representasi mediasi, dan sebagai alat bantu proses belajar mengajar.

4.1.1. Pemilihan Topik Cakupan Bidang Ilmu