disebabkan karena para praktisi tidak ingin melukai orang-orang yang tidak bersalah yang mana ada dalam kendaraan umum tersebut.
Jadi berdasarkan kesimpulan yang ada, terjadinya adaptasi teknik dan gerakan sebagiannya disebabkan oleh karena interpretasi para aikidouka dan
sebagian lain karena keadaan daerah atau tempat. Tempat berdasarkan definisi dari Endraswara 2006: 108 adalah lokasi berlangsungnya fenomena budaya. Jadi
tempat merupakan aspek budaya yang merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat tidak hanya di Indonesia tapi juga bagi masyarakat
diseluruh belahan bumi lainnya yang secara tidak langsung mengakibatkan adaptasi terhadap teknik dan gerakan dari beladiri aikidou di Indonesia.
3.3. Adaptasi Filosofi Aikidou Yang Diterapkan Dalam Kehidupan
Indonesia terdiri dari beragam suku, agama dan ras. Dalam berbagai keragaman ini tentu saja budaya dan aturan yang berbeda-beda satu dengan yang
lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman yang ada, Indonesia yang dulunya hanya merupakan negara kecil lambat laun menjadi negara besar dan dikenal
diberbagai negara lain. Negara-negara lainpun mulai melirik Indonesia sebagai negara yang menjanjikkan sehingga banyak negara asing tersebut membuka
kerjasama dalam bermacam bidang seperti ekonomi, militer dan lain sebagainya. Kerjasama antar negara secara tidak langsung mengakibatkan terjadinya
pertukaran budaya, masing-masing negara mengalami ketertarikkan terhadap
Universitas Sumatera Utara
budaya-budaya yang dimiliki oleh para rekan kerjasamanya dan terjadilah pertukaran budaya antar negara-negara tersebut dengan cara yang positf tentunya.
Salah satu negara yang membuka kerjasama dengan Indonesia adalah Jepang. Dapat dikatakan bahwa Indonesia dan Jepang telah mengenal satu sama
lain. Tentu kita tidak bisa melupakan masa penjajahan yang terjadi dimasa lalu, yang mana selain Belanda Jepang juga ikut menjajah Indonesia namun saat ini
negara tersebut sudah memulai awal baru yang positif dengan langkah memulai kerjasama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Manga, beladiri, fashion, musik, kuliner, cosdplay merupakan beberapa contoh budaya Jepang yang telah masuk ke Indonesia dan budaya-budaya ini
sangat digandrungi oleh masyarakat Indonesia terutama kaum mudanya. Dalam hal ini penulis ingin membahas salah satu budaya Jepang dari bagian beladiri
yaitu aikidou. Penulis telah menjelaskan bahwa dalam aikidou selain berisikan gerakan
beladiri juga memiliki filosofi yang mencakup bagaimana seorang kesatria bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai seorang praktisi beladiri yang tidak
hanya mempelajari tapi juga mendalami dengan betul, sudah diwajibkan untuk menaati dan menerapkan peraturan yang berlaku dalam beladiri dan itu termasuk
ajaran-ajaran yang terdapat didalamnya baik didalam dojo maupun diluar dojo. Masyarakat Indonesia khususnya para aikidouka awalnya telah memiliki
budaya dan pemikiran sendiri serta kebiasaan yang telah berlangsung selama berabad-abad lalu, budaya luar yang masuk mungkin dapat diterima dan pastilah
telah mengalami proses adaptasi terlebih dahulu dan filosofi aikidou yang
Universitas Sumatera Utara
diwajibkanpun diterima dengan persepsi masing-masing oleh para aikidouka Indonesia.
Salah satu filosofi yang dapat diterapkan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari adalah sikap disiplin. Disipilin yang penulis bicarakan disini adalah
displin dalam berterima kasih dan displin dalam memberikan pemgampunan atau memberi maaf.
Contoh kedisiplinan untuk mengucapkan terimakasih, misalnya pada saat kita akan berlatih berpasangan. Ketika berpasangan, kita akan melakukansatu atau
beberapa buah teknik, misalkan teknik kuncian tangan kepada sesama teman berlatih kita. Teknik kuncian biasanya karena tak sengaja maka kuncianini akan
menimbulkan rasa sakit kepada pasangan berlatih kita dan teknik kuncian yang menyakitkan tentu akan menimbulkan rasa yang tidak mengenakan bagi teman
pasangan kita berlatih. Oleh karenanya ukesipelaku teknik kuncianharus dengan sungguh-sungguh mengucapkan rasa terimakasihnya yang mendalam kepada
teman belatih, karena dengan adanya teman ini seorang uke dapatmelakukan teknik. Sebaliknya jika tak ada teman berlatih, tentu seorang uketidak akan
mampu untuk melatih sebuah teknik apalagi menyelesaikannya.Pemberian ucapan terimakasih ini harus terlahir atau berasal dari hati yang paling mendalam, bukan
pura-pura atau sekedar melakukan ucapan どうもありがとうございました doumo arigatou gozaimashita atau dalam bahasa Indonesia kita biasa
menyebutnya dengan terimakasih banyak. Mengapa kita harus mengucapkan terimakasih dari hati yangmendalam dan secara disiplin?, karena dalam berlatih
aikidou, sama sekali tidak diperkenankan teman latihan menjadi suatu obyek
Universitas Sumatera Utara
coba-coba walaupun dalam pelaksanaannyaseorang pemula harus mencoba sebuah teknik yang belum pernah ia lakukan, namun latihan ini tetaplah bukan
bersifat coba-coba yang menempatkan seorang nage orang yang menerima serangan sebagai objekpercobaan. Ini sebuah pemikiran atau cara berlatih yang
salah, karena latihan jenis ini akan menimbulkan hasil yang sia-sia tidak berguna.
Sedangkan contoh disiplin dalam memberikan pengampunan atau memberi maaf harus dilatih sejak dini ketika seorang aikidouka masuk dan
bergabung pada sebuah dojo. Memberikanmaaf harus pula berasal dari hati yang sangat mendalam. Saat aikidouka yang berpasangan mengakhirimenyelesaikan
sebuah teknik maka posisi seiza dilakukan posisi duduk seperti diatas tatamidan akan saling memberikan hormat rei dan disini pula seorang uke yang telah
memberi hormatsekaligus memberikan maaf kepada pasangannya dan pemberiaan maaf ini harus pula dengan ketulusan hati yang mendalam. Pemberian maaf tidak
hanya dilakukan pada saat rei namun harus pula seketika dilakukan ketika dia bergantian melakukan teknik.Jika seorang uke tidak cepat memberikan maaf
kepada nage secara disiplin maka akanmuncul rasa marah, yang mengakibatkan muncul tindakan pembalasan ketika seorang uke menjadi nage. Sikap ini sangat
tidak dibenarkan bagi setiap aikidouka yang berlatih pada sebuah dojo. Uke yang kemudian menjadi nage, harus telah memberikanmaaf walaupun pada saat ia
menjadi uke telah terjadi ketidaksengajaan yang mengakibatkan timbulnya rasa sakit ketika berlatih.
Makna atau penerapan kedua pengertian diatas sesungguhnya sangatlah sederhana. Dengan disiplin mengucapkan terimakasih artinya kita akan pula
Universitas Sumatera Utara
disiplin mengucapkanterimakasih kepada siapapun orang yang telah menolong kita, baik itu pertolongan yang diminta ataupun tidak diminta. Adalah sungguh
baik bagi setiap orang yang dengan ketulusan hati mengucapkan terimakasih kepada sesama manusia. Demikian pula makna disiplin dalam memberikan maaf
secara mendalam, hal ini akan melatih kita untuk senantiasa memberikan maaf kepada orang lain yang sengaja atau tidaksengaja telah menyakiti atau
menyinggung perasaan atau tubuh kita. Pemberian maaf yang mendalam dalam dojo akan melatih kita menumbuhkan sikap sportif dalam kehidupan sehari-hari,
karena dengan memberikan maaf tentu kita tidak akan mempermasalahkan hal-hal yang telah terjadi dan berlalu.
Contoh yang lainnya adalah sikap hormat kepada orang yang lebih tua atau yang kedudukannya lebih tinggi dari kita. Sikap hormat dapat dimulai dari
orangtua kita sendiri, kemudian berlanjut pada guru disekolah, dosen dikampus, sensei dan senpai di dojo serta kepada pemimpin tempat kita bekerja. Bila kita
sudah terbiasa dengan sikap hormat kepada sesama maka kitapun dapat menghargai orang lain meskipun orang tersebut kedudukannya ada dibawah kita
atau yang usianya lebih muda dari kita. Filosofi-filosofi tersebut mungkin dianggap terlalu sulit untuk diterapkan
disebabkan karena pada dasarnya Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda dalam banyak hal terutama soal pemikiran dan kebiasaan. Ada filosofi
yang dapat diterima dan ada juga filosofi yang masih perlu pengadaptasian agar dapat diterima oleh aikidouka Indonesia. Penyebabnya adalah karena perbedaan
terhadap filsafat, agama dan dasar negara; Indonesia seperti yang diketahui berazaskan demokrasi dan ada aturannorma dari masing-masing agama yang
Universitas Sumatera Utara
dipeluk serta Pancasila sebagai dasar negara sedangkan Jepang merupakan negara dengan sistem kekaisaran, Shinto sebagai sebuah kepercayaan yang dianut tapi
juga merayakan Natal dan Tahun Baru dan paham konfusius yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari kenyataan yang tertulis diatas sudah jelas sekali bahwa Jepang dan Indonesia berbeda satu sama lain, tapi karena pebedaan jugalah yang menciptakan
kerjasama antar kedua negara dimana dalam perbedaan yang ada mereka saling melengkapi dan dapat membawa keuntungan yang bagus bagi kelangsungan
negara dengan melibatkan pertukaran budaya yang terjadi. Seperti salah satu ucapan yang sering diucapkan oleh O-Sensei yaitu keselarasan, harmoni dan
keseimbangan yang terus berkesinambungan dalam kehidupan kita.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan