Konsep Pelatihan Olahraga Renang Prestasi Pada Peserta Didik

39 Thasya Lutfia Hasinah Iramani, 2014 Studi Kasus Tenyang Pelaksanaan Pelathan Olahraga Renang Prestasi Pada Peserta Didik Tuna Grahita DI SLB AZ-ZAKIYAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sejak tahun 2006, saat SLB Az-Zakiyah baru berdiri. Kegiatan renang tersebut secara rutin dilaksanakan satu kali dalam sebulan. Sekitar tahun 2008 masih melakukan kegiatan renang dengan jadwal satu kadang dua kali dalam sebulan. Jadwal kemudian berubah menjadi seminggu dua kali dalam satu bulan pada tahun 2011, namun belum efektif dan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pada tahun 2013 jadwal dua minggu sekali telah rutin berjalan. Perubahan jadwal ini, karena dilihat adanya potensi pada peserta didik di SLB Az- Zakiyah dalan berenang. Tujuan adanya pelatihan olahraga renang pada awalnya adalah untuk terapi dan rekreasi dengan berjalannya waktu setelah mengadakan observasi dan asesmen SLB Az-Zakiyah memfasilitasi peserta didik yang memiliki potensi dalam olahraga berenang menjadi olahraga prestasi. Manfaat dari pelatihan ini yang dapat dirasakan adalah adanya motivasi pada peserta didik, perubahan secara fisik lebih kekar, kemandirian serta keberanian.

2. Cara Sekolah dalam Mengembangkan Pelaksanaan Pelatihan olahraga

renang prestasi pada Peserta Didik Tunagrahita Peneliti membagi proses pengembangan pelatihan olahraga renang prestasi pada peserta didik tunagrahita oleh sekolah menjadi empat bagian yaitu perencanaan, Pembentukan tim pelaksana, pelaksanaan dan evaluasi pelatihan olahraga renang prestasi. Perencanaan ini menjelaskan tentang sekolah dalam merencanakan pelatihan renang dengan menjelaskan strategi pelaksanaan pelatihan renang. Penjadwalan pelatihan renang, tenaga pendidik, penjaringan peserta didik, kurikulum pengelolaan keuangan dan sarana prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan pelatihan olahraga renang prestasi.

a. Perencanaan Dalam Pelaksanaan Pelatihan Olahraga Renang Prestasi

Dalam mendapatkan data mengenai perencanaan, peneliti melaksanakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Berikut ini adalah data yang diperoleh: 1 Hasil Wawancara 40 Thasya Lutfia Hasinah Iramani, 2014 Studi Kasus Tenyang Pelaksanaan Pelathan Olahraga Renang Prestasi Pada Peserta Didik Tuna Grahita DI SLB AZ-ZAKIYAH Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a Kepala Sekolah WCS1If1 Proses perencanaan diawali dengan melakukan rapat program untuk semester baru. Setelah itu, menyusun program sesuai dengan perencanaan, sekolah membentuk tim pelaksana, kemudian sekolah mensosialisaskan kepada orang tua. Penjadwalan dalam pelaksanaan pelatihan olahraga renang prestasi ini dilakukan dalam waktu dua minggu sekali dimana hari rabu renang prestasi, terapi dan rekreasi pada semua peserta didik, hari sabtu hanya diperuntukan peserta didik renang prestasi. Tenaga pendidik yang terlibat dalam penelitian ini adalah pelatih dan guru pembimbing. Pelatih adalah guru olahraga atau guru yang menguasai olahraga renang. Guru pembimbing adalah guru kelas dari setiap peserta didik tunagrahita. Tidak semua peserta didik mengikuti pelatihan olahraga renang prestasi. Guru dapat menjaring peserta pelatihan olahraga renang prestasi berdasarkan perkembangan peserta didik pada hari rabu, karena hari rabu semua peserta didik dapat mengikuti kegiatan renang. Selain itu, guru memiliki rekaman jejak kesehatan, perkembangan dan hasil asesmen dari awal peserta didik masuk ke SLB Az-Zakiyah. Kurikulum mengenai program yang akan dilaksanakan disekolah tercantum pada buku 1 dan buku 2 yang dalam prosesnya telah dibicarakan bersama-sama dengan para guru. Apabila mengarah pada individu peserta didik diserahkan kepada pelatih dan guru pembimbing, karena mereka lebih mengetahui tentang peserta didik tunagrahita satu persatu. Sumber dana dari orang tua dan sekolah. Bagi keluarga yang mampu tetap membayar tiket masuk, Bagi mereka yang tidak membayar secara penuh dan yang tidak mampu, biaya ditanggung oleh pihak sekolah. Dalam pembayaran kolam renang, sekolah melakukan kerja sama dengan pihak kolam renang agar pembiayaan tidak sama dengan pengunjung pada umumnya. Hal ini dikarenakan agar terjadinya efisiensi waktu dan pembiayaan.