METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 32 Tabel 4.1 Kisi-kisi Butir Soal Yang Digunakan Dalam Penelitian 39 Tabel 4.2. Hasil Perolehan Rata-rata Pre-test dan Post-test 40 Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pre-test dan Post-test 41 Tabel 4.4. Uji Homogenitas Data Pre-test dan Post-tes 41 Tabel 4.5. Hasil perolehan Rata-rata Gain Eksperimen dan Kontrol 41 Tabel 4.6. Uji Normalitas Data Gain Eksperimen dan Kontrol 42 Tabel 4.4.Uji Homogenitas Data Gain Eksperimen dan Kontrol 42 Tabel 4.8. Hasil uji hipotesis 42 Tabel 4.9. Gain Kognitif Kelas Eksperimen 44 Tabel 4.9. Gain Kognitif Kelas Kontol 44 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 33 Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Pre-test dan Post-test Sampel 39 Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata gain kognitif sampel 45 Gambar 1 Siswa saat melakukan Pre-test 110 Gambar 2 Peneliti sedang memberikan pengajaran di kelas ekspaerimen 110 Gambar 3 Peneliti sedang memberikan pengajaran di kelas kontrol 110 Gambar 4 Siswa sedang berdiskusi di kelas eksperimen 110 Gambar 5 Siswa sedang berdiskusi di kelas kontrol 110 Gambar 6 Siswa saat melakukan Post-test 110 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Silabus 54 Lampiran 2: Rencana Pembelajaran Pengajaran RPP 55 Lampiran 3 : Lembar Kerja Siswa 65 Lampiran 4 : Soal Diskusi Kelompok 67 Lampiran 5 : Jawaban Pertanyaan Soal Diskusi Kelompok 69 Lampiran 6 : Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes Sebelum di Validasi 72 Lampiran 7 : Instrumen Penelitian Sebelum di Validasi 73 Lampiran 8 : Kunci Jawaban 78 Lampiran 9 : Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes Setelah di Validasi 79 Lampiran 10 : Instrumen Penelitian Setelah di Validasi 80 Lampiran 11 : Kunci Jawaban 84 Lampiran 12 : Tampilan Materi Sistem Koloid Pada Blog 85 Lampiran 13 : Data Validasi Instrumen Tes 89 Lampiran 14 : Perhitungan Validasi Tes 90 Lampiran 15 : Data Reliabilitas Instrumen Tes 92 Lampiran 16 : Perhitungan Reliabilitas Tes 83 Lampiran 17 : Data Tingkat Kesukaran Dan Daya Beda 94 Lampiran 18 : Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 95 Lampiran 19 : Perhitungan Daya Beda Butir Tes 96 Lampiran 20 : Data Penelitian 98 Lampiran 21 : Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Nilai Pre-test dan Pos- test 99 Lampiran 22 : Uji Normalitas Data Penelitian 100 Lampiran 23 : Uji Homogenitas Data Penelitian 104 Lampiran 24 : Data Gain kelas Eksperimen dan Sampel 106 Lampiran 25 : Uji Normalitas Data Gain kelas Eksperimen dan Sampel 108 Lampiran 26 : Uji Homogenitas Data Gain kelas Eksperimen dan Sampel 110 Lampiran 27 : Pengujian Hipotesis 111 Lampiran 28 : Presentase Peningkatan Hasil Belajar 113 Lampiran 29 : Dokumentasi Penelitian 114 Lampiran 30 : Tabel r-Product Moment 116 Lampiran 31 : Tabel Chi Kuadrat 117 Lampiran 32 : Tabel Distribusi Nilai F 118 Lampiran 33 : Tabel Distribusi Nilai t 121

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Belajar merupakan proses perubahan prilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi tidak terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. Dalam teori konstruktivis prinsip yang terpenting adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, Tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya, Guru dapat memberikan kemudahan dengan cara memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat atau menerapkan ide-ide mereka sendiri Trianto, 2011. Model pembelajaran yang berpusat pada guru mengakibatkan siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dalam pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri sehingga kemampuan untuk berpartisipasi dan berinteraksi dalam pembelajaran di kelas menjadi sedikit, Namun hasil belajar siswa belumlah mengalami peningkatan yang optimal. Salah satu indikator pendidikan berkualitas adalah perolehan nilai hasil belajar siswa sesuai dengan KKM. Nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien dengan ditinjau oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam menyampaikan materi. http:dc336.4shared.comdociFF0eyr6previewjujunafiat.html Pada pembelajaran yang bersifat ceramah kesempaatan yang ada atau yang disediakan guru untuk berdiskusi sangat terbatas. Waktu yang terbatas juga menjadi penyebab kurang maksimalnya penyampaian materi bahan ajar sehingga berakibat kurangnya daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan. Oleh karena itu, perlu dibuat suatu sarana yang dapat melengkapi proses pembelajaran ceramah yang tidak terbatas oleh jarak , tempat dan waktu http:dc336.4shared.comdociFF0eyr6previewjujunafiat.html Agar pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien agar hasil belajar siswa memenuhi nilai KKM guru perlu membuat siswa aktif, lebih banyak berpikir, mudah berinteraksi dengan guru maupun dengan temannya, serta mampu mengemukakan pendapatnya maupun menanggapi pertanyaan dan bekerjasama dengan teman, dan bertujuan untuk menyiapkan siswa agar dapat berpartisipasi dalam masyarakat dan lingkungan yang didukung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif, Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif siswa dilatih berinteraksi, berkerjasama dan memecahkan masalah sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan http:www.files.wordpress.com. Think pair share merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman, dkk dari Universitas Maryland pada tahun 1985 sebagai salah satu struktur kegiatan cooperative learning. Ciri utama pada model pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah tiga langkah utamanya yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Yaitu langkah think berpikir secara individual, pair berpasangan dengan teman sekelompok, dan share berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas. Think pair share memberikan waktu kepada para siswa untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Think pair share memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari pembelajaran ini adalah optimalisasi partisipasi siswa Siti, Y.2010. Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam, yang mencakupi penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru. Melalui pemanfaatan teknologi di bidang informasi dan komunikasi, guru diharapkan mampu menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sehingga akan terus terpacu untuk mengikuti perkembangan informasi dan memperluas wawasan keilmuan sesuai dengan bidang keahlian yang dimilikinya melalui aktivitas menulis. Salah satu media virtual yang relevan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dalam mengembangkan aktivitas dan budaya menulis adalah blog weblog. http:hariyanto88.blog.binusian.org. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi internet seperti saat ini, sudah saatnya guru mengoptimalkan fungsi internet sebagai media virtual yang mampu menunjang aktivitas dan budaya menulis yang sangat besar manfaatnya dalam

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS WEBLOG SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SMA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 3 23

PENGARUH PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS WEBLOG SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SMA PADA POKOK BAHASAN HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA.

0 9 23

PENGARUH MEDIA E-LEARNING BERBASIS WEBLOG PADA PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR.

0 3 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA.

0 3 24

PENGARUH PENERAPAN MEDIA E-LEARNING BERBASIS WEBLOG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT(NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 8 15

PENGARUH PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS WEBLOG DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 1 15

PENGARUH PENERAPAN MEDIA E-LEARNING BERBASIS WEBLOG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 2 24

PENGARUH PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS WEBLOG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADAPOKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 3 19

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DIDUKUNG MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

1 3 18

PENGARUH PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS WEBLOG DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 3 16