Uji F Uji R

commit to user 62 Sumber: Safarudin Siregar 2004: 74 Gambar 3.1 Daerah Kritis Uji t 4 T hitung: B se hitung T 1 1 b = ................................................................................ 3.6 5 Kesimpulan Ho diterima, Ha ditolak jika -t : 2 a n-k t hitung t : 2 a n-k

b. Uji F

Merupakan pengujian variabel-variabel independen secara keseluruhan dan serentak yang dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara keseluruhan mempengaruhi variabel dependen secara signifikan, prosedurnya sebagai berikut Gujarati, 2003: 1 Ho : b 1 = b 2 = b 3 = 0 tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara bersama-sama. Daera Daera Daera -T tabel T tabel commit to user 63 Ha : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ 0 ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara bersama-sama. 2 Tingkat keyakinan level of significance α = 0,05 F tabel: F α ; k-1, n-k 3 Daerah kritis Sumber: Safarudin Siregar 2004: 102 Gambar 3.2. Daerah Kritis Uji F 4 F hitung : F hitung = 1 1 2 2 k N R k R - - - ................................................................. 3.7 dimana: R 2 = koefisien determinasi N = banyaknya observasi K = banyaknya variabel termasuk konstanta 5 Kesimpulan. Ho Ho F α; n- commit to user 64 Ho diterima apabila F hitung ≤ F tabel, dapat dikatakan bahwa variabel independent secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Ho ditolak apabila F hitung F tabel, dapat dikatakan bahwa yang berarti variabel independen secara nyata berpengaruh terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

c. Uji R

2 Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel- variabel terikat. Koefisien determinasi menyatakan proporsi atau prosentase total varian dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai R 2 mempunyai range antara 0 dan 1. Apabila nilai R 2 = 1 ini menunjukkan bahwa variasi dari variabel independen mampu menjelaskan 100 variasi variabel dependen. Sebaliknya jika R 2 = 0 maka variasi dari variabel independen tidak menjelaskan sedikitpun terhadap variasi dari variabel dependen. Ketetapan pemilihan variabel dikatakan lebih baik jika R 2 semakin mendekati 1. Sedangkan bila R 2 mendekati nol maka pemilihan variabel yang ingin digunakan semakin kurang tepat Gujarati 2003. 4. Uji Asumsi Klasik commit to user 65 Uji asumsi klasik adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan. Pengujian ini terdiri dari uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi. a. Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan linear di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Dalam analisis regresi dipersyaratkan tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel bebas atau dalam hal ini adalah tidak adanya hubungan antar variabel bebas. Untuk menguji multikolinearitas antar variabel independen, dapat digunakan analisis regresi sederhana antara variabel independen Nugroho Budiyuwono, 1995: 288. Dengan demikian maka jika antar variabel bebas terdapat hubungan yang signifikan, berarti terjadi multikolinearitas. Sebaliknya jika tidak ada hubungan antar variabel bebas, maka tidak terjadi gejala multikolinearitas. b. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah suatu asumsi kritis dari model regresi linear klasik bahwa gangguan Ui semuanya mempunyai varians yang sama. Jika asumsi ini tidak bisa dipenuhi, kita mempunyai heteroskedastisitas yang tidak merusak sifat ketidakbiasan dan konsistensi dari penaksir Metode Ordinary Least Square OLS. Tetapi penaksiran ini tidak lagi mempunyai varians minimun atau efisien. Dengan perkataan lain, mereka commit to user 66 tidak lagi Best Linear Unbiassed Estiamation BLUE. Penaksir BLUE diberikan oleh metode kuadrat terkecil tertimbang Damodar Gujarati, terjemahan Sumarno Zain, 2003:194. Salah satu langkah yang digunakan untuk menguji Heteroskedastisitas adalah dengan uji Glejser. Adapun langkah pengujiannya dilakukan melalui dua tahap yaitu : Lakukan regresi OLS data mengenai C dan X n serta dapatkan residual ei. Lakukan regresi absolut ei, [ei] satu persatu terhadap variabel X yang diperkirakan mempunyai hubungan yang erat dengan d 2 . Hasil analisis kemudian disimpulkan dengan ketentuan sebagai berikut: Jika t hitung t tabel , maka terjadi heteroskedastisitas atau varians pengganggu tidak konstan. Sebaliknya jika t hitung t tabel , maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau varians pengganggu konstan. c. Autokorelasi Salah satu asumsi penting dari model regresi linear klasik adalah bahwa kesalahan atau gangguan Ui yang masuk ke dalam fungsi regresi populasi adalah random atau tidak berkorelasi. Problem serial korelasi atau autokorelasi. Damodar Gujarati, terjemahan Sumarno Zain, 2003:194. commit to user 67 Pengujian autokorelasi dilakukan untuk melihat apakah di antara kesalahan pengganggu yang saling berurutan terjadi korelasi atau tidak. Pengujian autokorelasi ini umumnya dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson, dimana nilai diperoleh secara langsung dari perhitungan komputer. Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut Purbayu Budi Santoso dan Ashari, 2005: 241 : 1 Ho tidak ada autokorelasi positif jika : d dl = menolak Ho d dU = tidak menolak Ho dl £ d £ dU = pengujian tidak menyakinkan 2 Ho tidak ada autokorelasi negatif jika : d 4-dl = menolak Ho d 4-dU = tidak menolak Ho 4 – dU £ d £ 4-dl = pengujian tidak menyakinkan 3 Ho tidak ada autokorelasi positif maupun negatif jika : d dl = menolak Ho d 4-dl = menolak Ho dU d 4-dU = tidak menolak Ho dl £ d £ dU = pengujian tidak meyakinkan commit to user 68 Hasil perhitungan Durbin Watson kemudian dibandingkan dengan tabel yang menunjukkan daerah Durbin Watson sebagaimana pada gambar di bawah ini: o dl dU 4-du 4-dl 4 Daera h Tolak Ho Bukti Autok orelasi + D a er a h R a g u- ra g u D a e r a h t e r i m a Da era h Ra gu- rag u Daerah tolak Ho Bukti Autokor elasi - Sumber: Purbayu Budi Santoso dan Ashari 2005: 242 Gambar 3.3. Kurva Uji Statistik Autokorelasi commit to user 69

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis hasil penelitian tentang pengaruh inflasi dan Investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Soloraya, yang meliputi Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Sragen. Model analisis yang digunakan untuk mengetahui hal tersebut adalah model regresi linier berganda dengan data panel. Analisis dilakukan dengan menggunakan program statistik e-views. Sebelum pada pembahasan lebih lanjut, dalam penulisan ini terlebih akan dikemukakan deskripsi lokasi, deskripsi data variabel penelitian, kemudian dilanjutkan dengan hasil analisis data, kesimpulan hasil analisis data, dan pembahasan.

F. Gambaran umum

1. Kota Surakarta

a. Letak Geografis

Wilayah Kota Surakarta merupakan kota besar di Jawa Tengah yang terletak di tengah pulau Jawa dan menjadi penghubung kota-kota besar lain, seperti Semarang maupun Yogyakarta dan Surabaya. Kota Surakarta merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian kurang lebih 92 meter dari

Dokumen yang terkait

Pengaruh Suku Bunga Kredit Investasi, Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah Kredit Investasi yang Disalurkan Bank Umum di Indonesia

0 20 97

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2009 2011

1 18 107

Pengaruh Upah minimum Kabupaten Kota (UMK), Pertumbuhan ekonomi, Inflasi terhadap Pengangguran Terbuka di Jawa Tengah tahun 2004 2009

0 12 108

PENGARUH PERTUMBUHAN PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT INVESTASI DAN TINGKAT INDUSTRIALISASI TERHADAP KEMANDIRIAN DAERAH Studi Kasus Kabupaten dan Kota di Wilayah Soloraya

2 7 190

ANALISIS PENGARUH INFLASI, INVESTASI, UPAH MINIMUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN DI EKS- Analisis Pengaruh Inflasi, Investasi, Upah Minimum Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Di Ekskarisidenan Surakarta Periode Tahun 2010-2014.

1 5 15

ANALISIS PENGARUH INFLASI, INVESTASI, UPAH MINIMUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN DI EKS- Analisis Pengaruh Inflasi, Investasi, Upah Minimum Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Di Ekskarisidenan Surakarta Periode Tahun 2010-2014.

0 4 16

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, PERTUMBUHAN ANALISIS PENGARUH INVESTASI, PERTUMBUHAN EKONOMI, UMR, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA TAHUN 1979 – 2004.

0 1 15

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA.

0 1 84

TAP.COM - PENGARUH INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP PERTUMBUHAN ... 1002 2156 1 SM

0 3 17

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

0 1 10