Stabilitas Perekonomian Kajian Teoritis

commit to user 29 tersebut secara umum mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah baik secara parsial maupun secara simultan. 3. PDRB per kapita PDRB per kapita yaitu PDRB suatu daerah tertentu dibagi jumlah penduduk daerah tersebut. PDRB yang merupakan ukuran tingkat kemakmuran rakyat suatu daerah tertentu masih bersifat umum. Artinya bahwa kemakmuran tersebut menggambarkan keadaan secara menyeluruh daerah tersebut. Sedangkan untuk mengetahui kemakmuran rakyat pada sisi yang lebih kecil adalah dengan mengetahui PDRB per kapita. Dengan mengetahui PDRB per kapita, maka dapat diketahui bagaimana kemakmuran rakyat per kapita, meskipun hal itu juga tidak semua rakyat menikmati kemakmuran tersebut. Untuk mengetahui besarnya PDRB per kapita sebagaimana dikemukakan di atas adalah membagi PDRB daerah tersebut dengan jumlah penduduknya. Dengan perhitungan tersebut, maka jika perkembangan PDRB per tahun tidak berimbang dengan jumlah penduduk, maka tingkat kemakmuran rakyat akan semakin rendah.

4. Stabilitas Perekonomian

Bagi daerah yang sedang membangun stabilitasi ekonomi merupakan syarat bagi terlaksananya pembangunan ekonomi agar tujuan pembangunan dapat tercapai secara efekif dan efisien. Apabila pembangunan ekonomi dilaksanakan dengan kurang memperhatikan commit to user 30 berbagai faktor yang relevan lebih sering menimbulkan ketidakstabilan ekonomi sehingga berakibat menghambat pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Segala macam kebijakan dalam rangka pembangunan daerah harus didesain dan direncanakan sematang mungkin. Apabila desain yang menggunakan berbagai variabel relevan tidak disusun, pembangunan yang direncanakan akan bertentangan dengan tujuan stabilisasi. Variabel-variabel yang tidak dapat dikendalikan yang mengganggu kestabilan pembangunan dapat dikurangi. Sementara variabel-variabel pendukung perlu dikembangkan. Hal tersebut dilakukan agar dapat tercapai efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi dapat bersifat eksternal dan dapat bersifat internal. a. Variabel Stabilitas perekonomian yang bersifat eksternal 1 Dept Service Ratio DSR Dalam rangka menghadapi kesulitan-kesulitan perekonomian, pemerintah baik itu pemerintah pusat maupun daerah telah mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan baik itu konsolidasi, rehabilitasi maupun stabiltasi. Pendekatan- pendekatan ini bertujuan untuk: mengadakan rescheduling penjadwalan kembali utang-utang lama, mengusahakan bantuan keuangan untuk mendukung neraca pembayaran maupun berusaha untuk menarik penanaman modal asing. commit to user 31 Pembayaran angsuran utang yang meliputi pembayaran pokok dan bunga senantiasa diusahakan di bawah 30 persen dari nilai ekspor, agar jangan sampai mengganggu program pembangunan dan stabilisasi yang sedang berjalan. Besarnya pembayaran utang cicilan utang pokok dan bunga tergantung pada penerimaan dari hasil ekspor. Sekali lagi, pada umumnya bagian dari hasil ekspor yang digunakan untuk pembayaran utang berkisar antara 30 persen, dan menurut Zulkarnaen Djamin 1993 : 62, persentase ini disebut Debt Service Ratio DSR, yaitu angka yang menunjukkan besarnya pembayaran utang dan bunga terhadap nilai ekspor bersih netto. Pada dasarnya salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam menutupi kekurangan dana bagi pembangunan di daerahnya adalah melalui pinjaman atau utang. Pinjaman yang dilakukan pemerintah daerah dapat bersumber dari dana luar negeri yang berupa penerusan pinjaman Subsidiary Loan Agrement – SLA atau dari dana dalam negeri yaitu dana yang tersedia dalam Rekening Pembangunan Daerah RPD, atau pinjaman komersial baik dari bank pemerintah atau bank swasta. RPD terutama dimaksudkan untuk menyediakan dana pinjaman untuk membangun prasarana dan sarana daerah seperti penyediaan commit to user 32 air bersih, sampah, air limbah dan terminal angkutan umum. Selain itu pinjaman tersebut juga dapat digunakan sebagai dana penyertaan modal pada BUMD seperti pada BPD, PDAM, dan lain-lain. Pinjaman yang dilakukan pemerintah daerah tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah, memperbaiki mutu pelayanan dan pada gilirannya dapat meningkatkan penerimaan sendiri Nota Keuangan Republik Indonesia, 1997-1998 : 402 Negara-negara ataupun daerah-daerah dengan DSR yang tinggi tidak otomatis adalah negara-negara atau daerah- daerah yang terlibat pinjaman. Begitu pula yang terlilit pinjaman tidak seluruhnya mempunyai DSR yang tinggi. Hal ini disebabkan mungkin suatu negara mempunyai DSR yang tinggi, namun selalu mampu untuk melunasi pinjamannya tepat pada waktunya. 2 Investasi Investasi yang ada di suatu daerah dilakukan oleh dua pihak yaitu oleh luar negeri yang sering disebut Penanaman Modal Asing PMA dan pihak dalam negeri yang dikenal dengan nama Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN. PMA dan PMDN sudah disebutkan dalam undang-undang commit to user 33 yaitu dalam Undang-Undang no. 1 tahun 1967 tentang PMA pasal 1 yang dikatakan: “PMA merupakan penanaman modal secara langsung direct invest yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia dimana penamam modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modalnya”. Investasi dapat pula dikatakan sebagai aktivitas ekonomi yang mengorbankan konsumsi pada hari ini untuk menaikkan output di masa depan. Hal ini meliputi investasi modal yang bersifat tangible misalnya pabrik, peralatan dan perlengkapan dan investasi yang bersifat intangible misalnya pendidikan atau modal manusia, penelitian dan pengembangan serta kesehatan. 3 Net Ekspor Eksport Netto Sebagian dari output suatu negara atau daerah dikirim ke luar negeri atau ke luar daerah dan dibeli oleh orang asing. Dengan menggabungkan penjualan ke luar ini dengan jumlah penghasilan, deviden serta bunga dari faktor-faktor produksi yang ada di luar negeri tetapi dimiliki orang Indonesia, maka akan diperoleh angka ekspor. Angka ekspor dapat dikatakan sebagai penjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lain. Ekspor terdiri dari barang berwujud dan jasa-jasa. commit to user 34 Kinerja ekspor maupun impor selama era pembangunan jangka panjang tahap pertama dipengaruhi oleh dua faktor utama khususnya untuk ekspor. Faktor pertama bersifat komoditikal dan sekaligus internal, yaitu penerimaan ekspor sangat ditentukan oleh minyak dan gas bumi. Faktor kedua yang bersifat eksternal adalah lingkungan ekonomi internasional tujuan negara ekspor. Gejolak sosial ekonomi maupun politik negara tujuan ekspor akan sangat mempengaruhi kinerja ekspor kita. b. Stabilitas Perekonomian Yang Bersifat Internal 1 Penyerapan Tenaga Kerja Secara garis besar penduduk suatu daerah dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja manpower dipilah pula ke dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja labor force dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja dan yang mencari pekerjaan. Sedang yang termasuk bukan angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan yakni orang-orang yang kegiatannya bersekolah pelajar, commit to user 35 mahasiswa, mengurus rumah tangga ibu-ibu yang bukan wanita karir, serta menerima pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya pensiunan, penderita cacat yang dependen. 2 Inflasi Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus Nopirin, 1997 : 25. Kenaikan harga tersebut diukur dengan indeks harga. Beberapa indeks harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi antara lain: a indeks biaya hidup consumer price index b indeks harga perdagangan besar whole sale proce index c GNP deflator Inflasi dapat dikategorikan dalam tiga macam, pertama, hiperinflasi yaitu tingkat inflasi yang sangat parah 1000 persen per tahun, kedua, inflasi ganas yaitu tingkat inflasi antara 50,100 sampai 200 persen per tahun. Ketiga inflasi moderat yaitu kenaikan tingkat harga yang tidak terlalu menimbulkan distorsi pada pendapatan dan harga relatif.

5. Pengeluaran Pembangunan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Suku Bunga Kredit Investasi, Tingkat Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah Kredit Investasi yang Disalurkan Bank Umum di Indonesia

0 20 97

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2009 2011

1 18 107

Pengaruh Upah minimum Kabupaten Kota (UMK), Pertumbuhan ekonomi, Inflasi terhadap Pengangguran Terbuka di Jawa Tengah tahun 2004 2009

0 12 108

PENGARUH PERTUMBUHAN PENDAPATAN PERKAPITA, TINGKAT INVESTASI DAN TINGKAT INDUSTRIALISASI TERHADAP KEMANDIRIAN DAERAH Studi Kasus Kabupaten dan Kota di Wilayah Soloraya

2 7 190

ANALISIS PENGARUH INFLASI, INVESTASI, UPAH MINIMUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN DI EKS- Analisis Pengaruh Inflasi, Investasi, Upah Minimum Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Di Ekskarisidenan Surakarta Periode Tahun 2010-2014.

1 5 15

ANALISIS PENGARUH INFLASI, INVESTASI, UPAH MINIMUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENGANGGURAN DI EKS- Analisis Pengaruh Inflasi, Investasi, Upah Minimum Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Pengangguran Di Ekskarisidenan Surakarta Periode Tahun 2010-2014.

0 4 16

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, PERTUMBUHAN ANALISIS PENGARUH INVESTASI, PERTUMBUHAN EKONOMI, UMR, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PENGANGGURAN DI INDONESIA TAHUN 1979 – 2004.

0 1 15

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA.

0 1 84

TAP.COM - PENGARUH INFLASI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP PERTUMBUHAN ... 1002 2156 1 SM

0 3 17

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

0 1 10