57
Menurut pendapat Penulis, Bagan 5 di atas memerlihatkan bahwa Hubungan Kerja berdasarkan PKWT dan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada
Perusahaan Lain yang tidak berbadan hukum menyebabkan lahirnya perjanjian kerja waktu tertentu dan bahkan dapat menyebabkan PKWTT secara otomatis karena UU.
3.4. Jenis Perjanjian Kerja Sui Generis Hybrid
Putusan No. 153KPDT.SUS2010 ini menjadi satuan amatan dalam penelitian ini mengingat menurut pendapat Penulis, Putusan tersebut dapat
menggambarkan adanya suatu pola hubungan hukum berjenis Hubungan Kerja Berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT dan Penyerahan Sebagian
Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain. Ada dua jenis perjanjian kerja yaitu perjanjian kerja dibuat untuk waktu
tertentu atau untuk waktu tidak tertentu Pasal 56 UU Ketenagakerjaan. Namun jenis hubungan kerja seperti yang terdapat atau diatur UU tersebut adalah jenis perjanjian
kerja yang langsung antara pihak Pemberi KerjaPengusaha dengan Pekerja atau Buruh.
Penulis berpendapat bahwa masih ada jenis perjanjian kerja lainnya yaitu perjanjian kerja penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain
yang dibedakan lagi ke dalam jenis perjanjian pemborongan jenis pekerjaan dan jenis penyediaan jasa PekerjaBuruh.
Penelitian dan Penulisan ini memfokuskan diri dalam mengkaji PKWT dan Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain sebagai suatu jenis
58
perjanjian kerja yang ada dalam UU Ketenagakerjaan, tetapi tidak dinyatakan atau diatur secara khusus atau berdiri sendiri.
Menurut pendapat Penulis, setelah melalui suatu analisa hasil penelitian sebagaimana tergambarkan di bawah ini, jenis perjanjian kerja PKWT dan
Penyerahan Sebagian Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain itu adalah gabungan hybrid antara unsur-unsur dalam jenis perjanjian kerja menurut Pasal 56 dengan
jenis perjanjian kerja sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 64 UU Ketenagakerjaan. Perjanjian PKWT dan penyerahan sebagian pekerjanan kepada
perusahaan lain, tetapi masih dalam perusahaan yang sama walaupun jenis, nama atau pekerjaan pada perusahaan yang berbeda dan diatur dalam kesepakatan kerja.
Ada soal mendasar sehubungan dengan jenis perjanjian kerja Pasal 64 UU Ketenagakerjaan sebagaimana dikemukakan di atas. Pertama, bagaimana kedudukan
perusahaan lain yang menerima pekerjaan melalui jenis perjanjian pemborongan pekerjaan dari perusahaan yang memberikan pekerjaan melalui perjanjian
pemborongan pekerjaan yang dibuat secara tertulis tersebut; apakah perusahaan penerima sebagian pekerjaan dari perusahaan lain tersebut berkedudukan sama
dengan PekerjaBuruh? Pasal 61 Ayat 2, Ayat 3 dan lebih tegas lagi, Pasal 65 Ayat 1 jo 3 harus berbentuk badan hukum. Jenis perjanjian dalam Pasal 64
tersebut; khusus perjanjian yang pertama dalam Pasal 64 adalah bukan perjanjian kerja. Mengapa, sebab setiap perjanjian kerja harus melibatkan dua pihak utama;
PengusahaPemberi Kerja dan Pekerja atau Buruh.
59
3.5. Perjanjian Pemborongan Pekerjaan itu adalah PKWT