41 Rumus yang digunakan untuk mengetahui validitas item adalah
rumus Korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut :
Keterangan : r
xy
= koefisien korelasi X
= skor item tes Y
= jumlah skor item N
= banyaknya peserta tes Setelah
didapatkan koefisien
korelasinya selanjutnya
menguji signifikansinya untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi
dihitung dengan uji t, sebagai berikut sugiyono, 2013:257 :
Keterangan : t
hitung
= hasil perhitungan uji signifikansi r = koefisien korelasi antara varabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan n = banyaknya siswa
Dari hasil perhitungan t
hitung
kemudian dibandingkan dengan t
tabel
pada derajat kebebasan dk = n
– 2 dan taraf signifikansi α = 0,005. apabila t
hitung
t
tabel
, maka soal dinyatakan valid namun apabila t
hitung
t
tabel
maka soal dinyatakan tidak valid.
2. Reliabilitas Instrumen
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan reliability
yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Teknik analisis
42 data untuk pengujian reliabilitas menggunakan rumus Kuder-Richardson K-R
20 yaitu sebagai berikut Suharsimi Arikunto, 2013:101 :
Keterangan : r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S =standar deviasi dan tes
Aplha-Cornbach merupakan salah satu koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan. Skala pengukuran yang reliabel adalah yang
memiliki nilai Aplha-Cornbach minimal 0,70 dimana tingkat reliabilitas dengan
metode AplhaCornbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai dengan 1. Apabila skala tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelas yang sama, maka
pada Triton P. B, 2006: 248 ukuran kemantapan alpha dapat diinterpretasi seperti tabel berikut:
Tabel 2. Tingkat Reliabilitas
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 ≤ r
11
≤ 0,20 Sangat Rendah
0,20 ≤ r
11
≤ 0,40 Rendah
0,40 ≤ r
11
≤ 0,60 Cukup
0,60 ≤ r
11
≤ 0,80 Tinggi
0,80 ≤ r
11
≤ 1,00 Sangat Tinggi
43
3. Daya Pembeda
Instrumen tes dalam penelitian ini harus mampu membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Dalam Arikunto 2013:226 indeks deskriminasi daya pembeda ini berkisar
antara 0,00 sampai 1,00. Rumus untuk menentukan indeks diskrimansi menurut Arikunto
2013:228 adalah :
Keterangan :
D = daya beda J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda Arikunto, 2013:232 : D : 0,00
– 0,20 : jelek poor D : 0,21
– 0,40 : cukup satistifactory D : 0,41
– 0,70 : baik good D : 0,71
– 1,00 : baik sekali excellent D : negatif, semuanya tidak baik.
Daya beda soal yang baik adalah daya beda soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai dengan 0,7 sedangkan daya beda soal yang dibawah 0,4
mempunyai daya beda soal yang jelek, berarti soal tersebut tidak bagus dalam membedakan siswa yang pintar dan kurang pintar.
44
4. Taraf Kesukaran