Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN
68
3. Uji Hipotesis a. Uji-t Sama Subjek
Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan keadaan satu faktor dengan dua kali pengamatan. Pengukuran motivasi
belajar kimia dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran kimia, baik dalam kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hipotesis nolnya Ho
adalah tidak ada perbedaan motivasi belajar sebelum dan sesudah pembelajaran kimia. Hipotesis nol tersebut diuji menggunakan uji t sama
subjek dengan rumus berikut Burhan Nurgiyantoro, 2000: 171 :
1
2
n n
x n
d
d
t
Keterangan : d = X
1
i – X
2
i n = jumlah kasus
x
d
= di – d
Harga t
o
dibandingkan dengan t
tabel
pada taraf signifikansi 5. Ho diterima, jika
–t
1- 0,5αdb
t
o
t
1- 0,5αdb
. Apabila menggunakan program
komputer, Ho ditolak jika p hitung 0,05. Uji-t sama subjek dilakukan dengan menggunakan program komputer.
Setelah rumus-rumus Uji-t sama subjek dimasukkan dan dihitung menggunakan program IBM SPSS versi 20 dan didapatkan hasil untuk
kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti dalam Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8. Ringkasan Hasil Uji-t Sama Subjek Kelas Kontrol
69
Keadaan Jumlah
Rerata SD
t p
Sebelum 34
64,00 4,96045
0,049 0,961
Sesudah 34
63,94 6,65578
Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji-t Sama Subjek Kelas Eksperimen
Keadaan Jumlah
Rerata SD
t p
Sebelum 34
67,91 5,93075
-2,450 0,020 Sesudah
34 70,11
4,49757
Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa harga p 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi belajar kimia
peserta didik pada kelas kontrol. Pada Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai p 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan motivasi belajar
kimia peserta didik pada kelas eksperimen. b. Uji-t Beda Subjek
Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pebedaan keadaan satu faktor dengan dua sampel. Yang dimaksud satu faktor adalah
hanya ada satu faktor yang terdapat dalam subjek penelitian yang diamati, yaitu motivasi belajar kimia peserta didik dan dua sampel berarti hanya
ada dua kelas yang dibandingkan yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis nolnya Ho adalah tidak ada perbedaan motivasi belajar kimia
antara peserta didik kelas kontrol dan peserta didik kelas eksperimen. Hipotesis nol tersebut diuji menggunkan uji-t beda subjek dengan rumus
berikut Burhan Nurgiyantoro, 2000:106-107:
70
2 1
2 1
1 1
n n
S X
X
t
S
2
=
2 2
1
2 1
2 2
2 2
1 1
n
n S
n S
n
Keterangan : S : simpangan baku
S
1
: simpangan baku untuk data kelompok 1 S
2
: simpangan baku untuk data kelompok 2 n
1
: jumlah anggota kelompok 1 n
2
: jumlah anggota kelompok 2 Kemudian harga t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel pada taraf
signifikansi α 0,05 dengan kriteria db = n
1
+n
2
-2. Hipotesis nol Ho ditolak jika
–t
1- 0,5α
t t
1- 0,5α
. Analisis uji-t beda subjek dilakukan dengan menggunakan program
IBM SPSS versi 20. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 p 0,05 maka hipotesis nol Ho ditolak Paul Suparno
S.J, 2011: 157. Setelah rumus-rumus uji-t beda subjek dimasukkan dan dihitung
menggunakan program komputer, didapatkan hasil perhitungan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti dalam Tabel 10.
Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji-t Beda Subjek
Kelas Jumlah Rerata
SD t
p
Kontrol 34
63,9412 6,65578 -4,483 0,000
Eksperimen 34
70,1176 4,49757
71
Berdasakan Tabel 10 terlihat bahwa nilai p 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan perkembangan motivasi
belajar kimia sesudah pembelajaran antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
c. Uji Anakova Satu Jalur Pengujian hipotesis menggunakan analisis kovariasi satu jalur.
Analisis kovariasi adalah gabungan dari Anava dan analisis regresi. Analisis kovariasi digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan rerata
suatu variabel terikat antara dua kelompok dengan mengendalikan variabel lain yang berpengaruh terhadap variabel terikat. Hipotesis nolnya adalah
tidak ada pebedaan yang signifikan pada prestasi belajar kimia antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode
Multi Level Learning dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan metode Multi Level Learning, jika pengetahuan awal
kimia peserta didik dikendalikan secara statistik. Hipotesis nol diuji menggunakan analisis Anakova dengan rumus Burhan Nurgiyantoro,
2000: 181 :
D A
RJK RJK
F
Keterangan F
: F hitung observasi RK
A
: rerata kuadrat antar kelompok RK
D
: rerata kuadrat dalam kelompok Adapun ringkasan rumus-rumus Anava selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 11. Tabel 11. Ringkasan Rumus-Rumus Anakova
72
Sumber Variasi
Residu
db Jumlah kuadrat JK
Rerata Jumlah Kuadrat RJK
F
Antar Kelompok
A
k-1
D T
A
JK JK
JK
A A
A
db JK
RJK
D A
RJK RJK
F
Dalam Kelompok
D
N-k-m
D D
D
xy y
JK
2 D
D D
db JK
RJK
Total T
N-m-1
T T
T
xy y
JK
2
Keterangan : N = jumlah subjek seluruhnya
k = jumlah kelompok m = jumlah kovariabel
db = derajat kebebasan Selanjutnya harga F
dibandingkan dengan harga F
tabel
pada taraf signifikansi 5 dengan db pembilang = k-1 dan db penyebut = N-k-m.
Apabila harga F ≥ F
tabel
maka ada perbedaan rerata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol atau jika p
≤ 0,05 maka H ditolak,
berarti ada perbedaan yang signifikan. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil seperti dalam Tabel 12.
Tabel 12. Ringkasan Hasil Uji Anakova Satu Jalur
Sumber Variasi
Residu db
Jumlah Kuadrat
Rerata Jumlah Kuadarat
F hitung F tabel
Antar Kelompok
1 4599,78658
4599,78658 74,39476706
3,99 Dalam
Kelompok 65
4018,91342 61,82943723
Total 66
8618,7
73
Berdasarkan hasil uji Anakova pada Tabel 12 menunjukkan F hitung sebesar 74,39476706 dimana F hitung F tabel sehingga terdapat
perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar kimia antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Multi Level
Learning dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran tanpa menggunakan metode Multi Level Learning, jika pengetahuan awal kimia
peserta didik dikendalikan secara statistik. Korelasi antara prestasi belajar kimia Y dengan kovariabel
pengetahuan awal kimia X dapat ditentukan dengan rumus analisis regresi linier satu prediktor dengan rumus sebagai berikut Burhan
Nurgiyantoro, 2000: 123 :
2 2
y x
xy r
xy
N Y
X XY
xy
N X
X x
2 2
2
2 2
2
N Y
Y y
Keterangan r
xy
= harga koefisien relasi X
= prediktor Y
= kriterium Apabila harga r
xy
r
tabel
pada taraf signifikan 5 ; N-2 berarti ada hubungan yang positif antara prestasi belajar kimia dengan pengetahuan
74
awal kimia peserta didik, sedangkan R
2
x 100 menunjukkan koefisien determinan atau besarnya pengaruh X terhadap Y.
Dari hasil perhitungan didapatkan persamaan garis regresinya Y = 77,74 + 0,135X dan harga r
xy
= 0,13 dengan harga r tabel = 0,339, hal ini menunjukkan tidak ada hubungan yang positif antara prestasi belajar kimia
dengan pengetahuan awal kimia peserta didik. Pada R
2
= 0,0169 diperoleh efektivitas garis regresinya sebesar 1,69 sehingga dapat disimpulkan
bahwa 1,69 nilai prestasi belajar kimia ditentukan oleh pengetahuan awal kimia peserta didik dan 98,31 prestasi belajar kimia peserta didik
dipengaruhi oleh faktor lain termasuk penggunaan metode Multi Level Learning.
75