70 menerapkan ke dalam dunia pekerjaan. Dengan demikian, individu akan
mampu memecahkan
masalah secara
sistematis dan
mampu mengembangkan daya inisiatif-kreatifnya sehingga ia akan memperoleh
pengalaman-pengalaman baru. Dengan pengalaman-pengalaman tersebut akan semakin mematangkan kualitas mentalnya Agoes Dariyo, 2003: 55.
E. Kerangka Pikir
Untuk menjadi konselor professional perlu memiliki kualifikasi akademik sesuai dengan kompetensi konselor. Kompetensi tersebut terdiri dua tahap
yaitu kompetensi akademik dan kompetensi professional. Kompetensi akademik ditempuh melalui jenjang S-1 dengan beberapa mata kuliah program
studi mencapai 144 sks-166 sks sedangkan kompetensi professional ditempuh melalui Pendidikan Profesi Konselor.
Pada jenjang S-1 salah satu mata kuliah yang mendukung dalam keterampilan konseling mahasiswa adalah Teori dan Teknik Konseling serta
Praktikum Konseling Individual yang ditempuh pada semester 4 dan semester 6. Pada mata kuliah tersebut mahasiswa diajarkan berbagai macam
keterampilan konseling serta pendekatan konseling dan teknik konseling yang menjadi dasar dalam pelaksanaan praktikum konseling individual. Pendekatan
atau teori konseling ini memiliki peranan penting dalam proses konseling karena merupakan salah satu penentu arah tujuan konseling.
Dalam mata kuliah Teori dan Teknik Konseling mahasiswa mempelajari beberapa pendekatan konseling yaitu: 1. Pendekatan
Person Centered Therapy
; 2. Pendekatan
Rational Emotive Behaviour
; 3. Pendekatan Analisis
71 Transaksional; 4. Pendekatan Realita; 5. Pendekatan
Behavior;
6. Pendekatan Psikoanalisis; 7. Pendekatan
Individual Psychology
Adler, 8. Pendekatan Logo Therapy; 9. Pendekatan
Family System Therapy
dan 10. Pendekatan Postmodern.
Dari beberapa pendekatan di atas, program studi Bimbingan dan Konseling
FIP UNY
memfokuskan beberapa
pendekatan untuk
dipraktikumkan oleh mahasiswa BK pada semester 6. Pendekatan tersebut dipraktikkan oleh mahasiswa dalam mata kuliah Praktikum Konseling
Individu. Sesuai dengan pedoman Praktikum Konseling Individu pendekatan yang harus dikuasai oleh mahasiswa adalah
Person Centered, Behavioristik, Rational Emotive Behavior Therapy,
Analisis Transaksional,
Reality Therapy
dan Gestalt. Pada mata kuliah tersebut, mahasiswa diajarkan teknik konseling, konsep dasar, pandangan terhadap manusia, hakikat masalah, peran konselor
serta tujuan konseling. Peneliti dalam melakukan wawancara dan observasi pada sejumlah
mahasiswa BK FIP UNY angkatan 2011 menemukan ada beberapa mahasiswa yang masih kebingungan menjelaskan pendekatan konseling di atas namun ada
juga beberapa mahasiswa yang mampu dengan tegas menjelaskannya. Itu artinya pemahaman pendekatan konseling mahasiswa BK FIP UNY belum
dapat dipastikan sehingga peneliti merasa perlu ada penelitian tentang pemahaman pendekatan konseling mahasiswa BK FIP UNY sebagai calon
konselor.
72
F. Pertanyaan Penelitian