DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008
163
4.1.3 Prinsip Heterodyne
Heterodyne merupakan metode pemindahan sinyal siaran dari pembawanya pada frekuensi menengah lokal yang telah ditetapkan dalam
penerima sehingga kebanyakan pada penerima tidak harus disetel kembali ketika kanal berubah. Interferensi dua gelombang akan menghasilkan suatu layangan
frekuensi dan teknik ini menyediakan pengaturan radio untuk memaksa radio menghasilkan layangan frekuensi tertentu yang dinamakan frekuensi menengah
atau disingkat IF.
Gelombang elektromanetik pembawa yang membawa sinyal dengan pertolongan modulasi amplitudo atau modulasi frekuensi dapat memindahkan
sinyal pembawa dari frekuensi yang berbeda-beda dengan proses yang dinamakan heterodyning. Perpindahan ini terpenuhi dengan mencampurkan
pembawa yang dimodulasi dengan gelombang sinus frekeunsi yang berbeda. Proses ini menghasilkan layangan frekuensi sama dengan perbedaan antar
frekuensi.
Penyampuran antara layangan frekuensi yang berasal dari pembawa dan osilator lokal menghasilkan frekuensi menengah IF yang besarnya tetap.
Kebanyakan radio penerima dapat dikonstruksi digunakan dengan sinyal radio yang banyak. Osilator lokal diatur untuk menghasilkan layangan frekuensi yang
sama dengan frekuensi tetap IF. Dengan sistem heterodyning hanya dengan satu radio penerima, dapat diatur untuk penerimaan stasiun pemancar radio
lokal yang manapun, tetapi jika tidak menggunakan heterodyning maka diperlukan satu radio penerima untuk masing-masing stasiun pemancar.
4.1.4 Sinyal Siaran
Radio komunikasi pada umumnya dalam bentuk transmisi radio AM atau FM. Sinyal siaran tunggal, demikian merupakan sinyal audio monophonic, dapat
dikerjakan dengan modulasi amplitudo secara langsung atau modulasi frekuensi. Transmisi lebih kompleks menyediakan jalur sisi yang muncul dari penjumlahan
dan perbedaan frekuensi yang dihasilkan superposisi dari beberapa sinyal gelombang pembawa. Misal dalam transmisi FM stereo, jumlah kanal kiri dan
kanan L+R digunakan untuk modulasi frekuensi pembawa dan memisahkan sub pembawa pada 38 kHz juga dilapiskan pada pembawa. Sub pembawa
dimodulasikan dengan perbedaan sinyal L-R sehingga sinyal yang ditransimisikan kanan dan kiri menjadi terpisah untuk menghasilkan stereo pada
saat diplayback.
Dalam transmisi televisi, tiga sinyal harus dikirimkan pada pembawa yaitu audio, intensitas gambar dan krominansi gambar. Proses ini menggunakan dua
sub pembawa. Transmisi lain seperti TV satelit dan transmisi telepon jarak jauh menggunakan banyak sub pembawa untuk memancarkan beberapa sinyal secara
serentak.
164
DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 2008
Gambar 4-3. Meccano Crystal Radio Receiver
Gambar 4-4. Antique style crystal radio Gambar 4-2. Sistem modulasi Radio AM
Radio AM menggunakan gambaran listrik dari suatu sumber suara yang amplitudonya dimodulasikan dengan suatu gelombang pembawa. Pada akhir
penerima dalam proses deteksi gambaran ini dilepaskan kembali dari pembawa dan distel kembali ke dalam suara dengan loudspeaker.
4.1.5 Jenis-jenis Radio Penerima