Pembelajaran Pembelajaran Keaksaraan Fungsional
15 rangkaian abjad. Aksara merupakan suatu sarana yang menghantar
cakrawala pengetahuan dan peradaban suatu bangsa karena aksara membentuk wacana yang dapat dikenali, dipahami, diterapkan, dan
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk mewujudkan aksara yang membangun peradaban diperlukan
kemampuan ragam keaksaraan yang memberdayakan. Keaksaraan merupakan prasyarat dalam memperoleh
kemampuan dasar belajar dari berbagai tingkat pendidikan, dalam meningkatkan taraf hidupnya. Namun dalam realitanya, ternyata masih
banyak warga negara Indonesia yang buta aksara dan belum memiliki keterampilan yang cukup memadai guna mendapatkan pekerjaan yang
layak. Salah satu usaha untuk memberantas adanya buta aksara tersebut melalui pendidikan Keaksaraan Fungsional.
Keaksaraan fungsional functional literacy secara sederhana diartikan sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis. Program
keaksaraan fungsional merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan luar sekolah bagi masyarakat yang belum dan ingin
memiliki kemampuan calistung, dan setelah mengikuti program ini mereka memiliki kemampuan calistung dan menggunakannya serta
berfungsi bagi kehidupannya. Artinya mereka tidak hanya memiliki kemampuan calistung dan ketrampilan berusaha atau bermata
pencaharian saja, tetapi juga dapat survive dalam dunia kehidupannya.
16 Terdapat tiga kategori besar tentang definisi keaksaraan,
dimana setiap kategori didasari oleh asumsi yang sangat berbeda dari peran keaksaraan dalam kehidupan setiap individu dan dalam
kehidupan masyarakat, yaitu: 1
Literacy as a set of basic skills, abilities, or competencies keaksaraan merupakan seperangkat ketrampilan dan kemampuan
atau kompetensi 2
Literacy as the necessary foundation for a higher quality of life keaksaraan sebagai dasar yang penting untuk meningkatkan
kualitas kehidupan yang lebih baik 3
Literacy as a reflection of political and structural realities keaksaraan merupakan refleksi dari kenyataan politik dan
structural John Hunter 1997 dalam Kusnadi, 2005: 78. Sedangkan dalam Juknis Direktorat Pendidikan Masyarakat,
dijelaskan bahwapendidikan keaksaraan adalah usaha untuk membimbing dan membelajarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
agar bermanfaat bagi dirinya. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa program kekasaraan merupakan suatu usaha yang dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi
individu yang mengikutinya.
Oleh karena itu pendidikan keaksaraan harus bersifat kontektual, berkembang dan dinamis. Dalam pendidikan keaksaraan ada suatu
upaya pembelajaran untuk menumbuhkan dan mengembangkan
17 kemampuan membaca, menulis, berhitung dan berbahasa Indonesia,
dengan kandungan nilai fungsional bagi upaya peningkatan kualitas hidup dan penghidupannya kaum buta aksara.