Pendidikan Keaksaraan di SKB Klaten
45 pembelajaran berhitung pada program KF Lanjutan sebelumnya, sehingga
pada program KF Lanjutan ini tutor diwajibkan untuk memodifikasi dan mengembangkan model pembelajarannya.
a. PenentuanSolusi yang Tepat
Untuk mendapatkan solusi yang tepat tutor melakukan analisa yang berdasarkan evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
berhitung yang telah dilaksanakan, analisa tersebut dilakukan dengan cara melihat data-data pelaksanaan pembelajaran yang telah
berlangsung dengan cara membandingkan relevansi data antara rencana pembelajaran dengan hasil pembelajaran. Berdasarkan evaluasi
pembelajaran terungkap bahwa metode pembelajaran yang dilakukan secara konvensional atau dapat disebut satu arah, yaitu informasi materi
berhitung dalam kegiatan pembelajaran hanya dari tutor ke warga belajar. Warga belajar hanya menulis dan memahami materi sekilas
melalui tulisan dalam bukunya masing-masing tanpa diketahui sudah mengerti benar apa belum. Seperti yang dikatakan oleh “Bpk. SJT”
selaku tutor yaitu: “...saat pembelajaran KF lanjut dilaksanakan saya menjelaskan
materi itu dengan berceramah, karena WB juga masih belum aktif dan masih takut-takut mbak” CW.2
Metode pemberian materi berhitung dengan satu arah tersebut mempunyai kelemahan, kesulitan-kesulitan warga belajar saat
pembelajaran tidak bisa dilihat secara langsung, kesulitan tersebut terlihat ketika tes akhir pembelajaran dilaksanakan.
46 Disamping faktor cara pemberian materi yang disampaikan tutor
tersebut diatas, dari evaluasi pembelajaran juga menangkap adanya faktor kesulitan dalam pemberian materi seperti informasi dari “Bpk
SJT”: “...saya sendiri merasa kesulitan dalam menjelaskan obyek
matematika berhitung, saat saya menjelaskan angka 7 saya harus mengumpamakan dengan 7 buah mangga, atau 7 buah
nangka seperti itu mbak.” CW.2 Keterangan diatas diproses dan dianalisis melalui evaluasi
pembelajaran dan dirumuskan permasalahan utama yang ditemui seperti informasi yang didapat dari “Bpk. SJT” yaitu:
“...saya merumuskan poin masalah utama adalah warga belajar sulit mendapatkan fokus karena bermasalah dengan cara
memahami obyek dalam berhitung. CW.2
Dari beberapa temuan kelemahan tersebut diketahui dan dirumuskan permasalahan pokok dalam pembelajaran berhitung adalah
belum adanya media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran berhitung membuat tutor merasa kesulitan dalam menjelaskan materi
berhitung. Seperti keterangan yang diperolah dari “Bpk AR” selaku tutor pembelajaran, yaitu:
“saya merasa kesulitan menjelaskan materi-materi yang ada dalam pembelajaran. Karena obyek matematika itu tidak nyata,
terkadang harus diumpamakan dalam bentuk nyata, dengan uang sebenarnya bisa, tapi untuk menjelaskan letak ribuan, ratusan,
puluhan, dan satuannya juga susah mbak”. CW.2