13
c. Penilaian Kinerja Guru
Menurut Schuler dan Jackson 1999: 3, “penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang mengukur, menilai, dan mempengaruhi
sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku, dan hasil, termasuk ketidakhadiran.” Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang
karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif pada masa yang akan datang, sehingga karyawan, organisasi, dan masyarakat memperoleh
manfaat. Selain itu, terdapat pula kegunaan penilaian kinerja atau prestasi. Hal ini dikemukakan oleh Kreitner dan Kinicki 2003: 372. Menurut mereka, penilaian
prestasi melibatkan evaluasi terhadap penilaian atas ciri-ciri, perilaku, atau prestasi seorang pemegang jabatan sebagai pembuat keputusan personalia yang
penting dan program pengembangan yang penting. Kegunaannya meliputi: administrasi gaji, umpan balik prestasi, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
individu, mendokumentasikan keputusan personalia, pengakuan prestasi individu, mengidentifikasi prestasi yang buruk, membimbing dalam mengidentifikasi
tujuan, keputusan promosi, penahanan atau pemberhentian personel, dan mengevaluasi pencapaian tujuan. Menurut Robbins 2003: 172:
Penilaian kinerja sangat bergantung pada proses perseptual. Masa depan seorang karyawan erat kaitannya pada penilaiannya, seperti: promosi,
kenaikan upah, dan diteruskannya kekaryaannya. Walaupun penilaian ini bisa objektif, banyak pekerjaan yang dievaluasi dengan cara subjektif.
Ukuran subjektif bersifat pertimbangan judgmental mengenai apa yang dipersepsikan oleh penilai sebagai karakteristik atau perilaku baik-buruk
seorang karyawan.
Selama ini, kinerja guru dinilai dengan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan DP3 dan uji kompetensi guru dinilai dengan portofolio. Menurut
14 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Hartati Sukirman, dkk, 2008: 25, “unsur-
unsur yang ada pada DP3 meliputi: kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa, dan kepemimpinan.” Portofolio berisi
kriteria antara lain: kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan
pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, serta
penghargaan yang relevan dengan bidang kependidikan. Selain pada portofolio tersebut, terdapat ukuran prestasi guru yang lain,
sebagaimana yang tercantum di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 24 tentang Guru, antara lain:
1 menghasilkan peserta didik berprestasi akademik atau non-akademik; 2 menjadi pengarang atau penyusun buku teks atau buku ajar yang
dinyatakan layak ajar oleh menteri; 3 menghasilkan invensi dan inovasi pembelajaran yang diakui oleh
pemerintah; 4 memperoleh hak atas kekayaan intelektual;
5 memperoleh penghargaan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya danatau olah raga;
6 menghasilkan karya tulis yang diterbitkan dijurnal ilmiah yang terakreditasi dan diakui oleh pemerintah; danatau
7 menjalankan tugas dan kewajiban sebagai guru dengan dedikasi yang baik.
Pada tahun 2013, Penilaian Kinerja Guru PKG terdapat penilaian pada aspek kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. PKG ini
digunakan untuk mendapatkan angka kredit dan sertifikasi bagi guru. PKG dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu: pada awal tahun ajaran penilain
formatif dan akhir tahun ajaran penilaian sumatif. Penilaian ini dijadikan evaluasi pada organisasi agar dapat diketahui hambatan yang ada dalam