Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir

28

B. Penelitian yang Relevan

Akmal 2010 dalam tesisnya yang berjudul Hubungan Antara Kecerdasan Emosional, Motivasi Kerja,dan Kinerja Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa Madrasah Aliyah Negeri se-Kabupaten dan Kota Probolinggo ”, menyebutkan bahwa terdapat besaran hubungan langsung antara motivasi kerja dengan prestasi belajar siswa dengan nilai signifikansi sebesar 0,017, sedangkan besaran hubungan tidak langsung antara motivasi kerja dengan prestasi belajar siswa adalah sebesar 0,580. Dan disebutkan bahwa besar nilai R Square kecerdasan emosional, motivasi kerja, dan kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa adalah sebesar 0,633 yang menunjukkan bahwa hubungan antara kecerdasan emosional, motivasi kerja, dan kinerja guru dengan prestasi belajar siswa sebesar 63,3 sedangkan 36,7 sisanya dipengaruhi atau berhubungan dengan variabel lain di luar ketiga variabel tersebut. Zainur 2009 dalam skripsi, yang berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Madrasah Aliyah Ne geri 3 Malang” menyebutkan bahwa dan motivasi kerja guru dengan kategori sangat tinggi sebanyak 17 orang 52, tinggi sebanyak 16 orang 48, cukup sebanyak 0 orang 0, rendah sebanyak 0 orang 0, sangat rendah sebanyak 0 orang 0. Prestasi belajar siswa dengan kategori sangat tinggi sebanyak 4 orang 12, tinggi sebanyak 29 orang 88, cukup sebanyak 0 orang 0, rendah sebanyak 0 orang 0, sangat rendah sebanyak 0 orang 0. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa tingkat pendidikan dan motivasi kerja guru berpengaruh 29 baik secara parsial maupun simultan terhadap prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang.

C. Kerangka Berpikir

Pengaruh motivasi kerja guru X terhadap prestasi belajar siswa Y Siswa sebagai objek kinerja guru tidak akan lepas dari bagaimana peran guru dalam mengolahnya. Prestasi belajar yang didefinisikan sebagai hasil dari proses siswa dalam menjalani kegiatan belajar sehingga terjadi perubahan dalam diri siswa, baik ataupun buruknya itu akan dipengaruhi oleh beberapa hal, yang salah satunya merupakan faktor dari pengelola siswa itu sendiri guru. Guru dalam dapat diukur bagaimana kesungguhannya dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan motivasi kerja yang dimiliki. Motivasi kerja guru didefinisikan sebagai dorongan yang menyebabkan guru untuk melakukan kinerja dengan semaksimal mungkin, dorongan itu timbul seiring sejalan dengan bagaimana guru merasa puas dengan apa yang diperolehnya. Jika di dalam teori kebutuhan Maslow dikemukakan terdapat lima macam tingkatan kebutuhan, maka guru disini akan bekerja sedemikian hingga bagaimana mencapai tingkatan-tingkatan kebutuhan pada teori tersebut. Hasil dari upaya guru dalam menjalankan proses pemenuhan kebutuhannya itu, dapat dikatakan sebagai kinerja guru, yang pada hasil akhirnya nanti akan menghasilkan output-output dalam koridor tujuan pekerjaan itu sendiri guru. Hasil dari mengajar guru adalah prestasi yang diperoleh siswa selama dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu dalam kerangka berfikir ini bagaimana motivasi kerja 30 guru tersebut dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dapat digambarkan sebagai berikut. X = motivasi kerja guru Y= prestasi belajr siswa

D. Hipotesis Penelitian