14 4
Sifat Religio- Magis magis-religius Sifat Religio- Magis magis-religius adalah pembulatan atau
perpaduan kata yang mengandung unsur beberapa sifat atau cara berfikir seperti pralogika, animisme, pantangan, ilmu gaib dan lain-lain.
Kuntjaraningrat dalam Soleman Biasane T 1981 : 44, alam pikiran religio-magis itu mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :
a. Kepercayaan kepada makluk –makluk halus, roh-roh, dan hantu-
hantu yang menempati seluruh alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, tubuh manusia dan benda-benda.
b. Kepercayaan kepada kekuatan sakti yang meliputi seluruh alam
semesta dan khusus terdapar dalam peristiwa-peristiwa luar biasa, tumbuh-tumbuhan yang luar biasa dan suara yang luar biasa.
c. Anggapan kekuatan sakti yang pasif itu dipergunakan sebagai “
magische kracth” dalam berbagai perbuatan ilmu gaib untuk mencapai kemauan manusia atau untuk menolak bahaya gaib.
d. Anggapan bahwa kelebihan kekuatan sakti dalam alam
menyebabkan keadaan krisis, menyebabkan timbulnya berbagai macam bahaya gaib yang hanya dapat dihindari atau dihindarkan
dengan berbagai macam pantangan.
2.1.1.2 Pengertian Perkawinan Adat
Menurut hukum adat yang berlaku di Indonesia maka setiap daerah mempunyai hukum adat yang pengertiannya tentu mempunyai kesamaan
15 dan perbedaan dengan daerah lainnya. Hal itu di sebabkan karena tiap-tiap
daerah mempunyai aturan-aturan di bidang hukum adat yang mempunyai keunikan-keunikan tersendiri. Dalam kaitannya dengan pengertian
perkawinan menurut
hukum adat
Drajen Saragih,
1984:123 mengemukakan bahwa:
“Didalam kehidupan manusia kita akan melihat kenyataan-kenyataan di mana seorang pria dan seorang wanita untuk mejalankan kehidupan bersama
yang mewujudkan kesatuan rumah tangga masing-masing dalam kehidupan sebagai suami isteri. Kehidupan bersama yang demikian itu dalam
kehidupan sehari-hari mempunyai akibat-akibat hukum di mana hubungan yang demikian itu di namakan hubungan perkawinan jikalau hubungan itu
sah menurut hukum. Sedangkan menurut pendapat Soerojo Wignjodipoero 1989 : 122
perkawinan adalah salah satu peristiwa yang sangat penting dalam penghidupan masyarakat kita sebab perkawinan itu tidak hanya menyangkut
wanita dan pria bakal mempelai saja tetapi juga orang tua kedua belah pihak, saudara-saudaranya bahkan keluarga-keluarga mereka masing-
masing. Malahan dalam hukum adat, perkawinan itu bukan hanya merupakan peristiwa penting bagi mereka yang masih hidup saja tetapi
perkawinan juga merupakan peristiwa yang sangat berarti serta sepenuhnya mendapatkan perhatian dan di ikuti oleh arwah-arwah leluhur dari kedua
bela pihak.
16 Sesuai dengan penjelasan di atas maka persekutuan hidup bersama
antara seorang pria dan dengan seorang wanita yang di lakukan secara sah di namakan perkawinan dimana perkawinan dalam masyarakat merupakan
peristiwa yang sangat penting dan sakral sehingga pelaksanaannya menyangkut kedua calon mempelai, keluarga atau kerabat dan masyarakat
luas. Menurut Hilman Hadikusuma 1990 : 8 dan 9 hukum adat pada
umumnya di Indonesia perkawinan itu bukan saja berarti sebagai perikatan perdata, tetapi juga merupakan perikatan adat dan sekaligus merupakan
perikatan kekerabatan dan ketetanggaan. Jadi penjelasan di atas diperhatikan maka memang perkawinan dalam hukum adat mempunyai arti yang luas
sekali. Hal ini disebabkan karena perkawinan tidak menyangkut suami dan istri tetapi juga hubungan dengan keluarga, masyarakat umum dan orang-
orang yang telah meninggal. Perkawinan dalam perikatan adat ialah perkawinan yang mempunyai
akibat hukum terhadap hukum adat yang bersangkutan. Akibat hukum itu telah ada sejak sebelum perkawinan terjadi, yaitu misalnya dengan adanya
pelamaran sebelum perkawinan. Setelah terjadi perkawinan maka timbul hak-hak dan kewajiban-kewajiban orang tua termasuk anggota
keluargakerabat menurut hukum adat setempat, yaitu dalam pelaksanaan upacara adat dan selanjutnya dalam peran serta membina dan memelihara
kerukunan, keutuhan dan kelanggengan dari kehidupan anak-anak mereka yang terikat dalam perkawinan.
17 Bertolak dari berbagai pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
perkawinan adat adalah suatu peristiwa yang penting di mana seorang pria dan seorang wanita untuk mejalankan kehidupan bersama yang
mewujudkan kesatuan rumah tangga masing-masing dalam kehidupan sebagai suami isteri. Dengan demikian, maka suatu perkawinan tanggung
jawabnya berat sebab suami dan isteri selain bertanggung jawab terhadap kelangsungan keluarganya, juga terhadap orang banyak masyarakat dan
Tuhan.
2.1.1.3 Tujuan Perkawinan Adat