27 Membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal. Keluarga
adalah suatu kesatuan yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang merupakan sendi dan dasar susunan masyarakat Indonesia. Membentuk
keluarga yang bahgia erat hubungannya dengan keturunan yang merupakan tujuan perkawinan, sedangkan pemeliharaan dan pendidikan
anak-anak menjadi hak dan kewajiban orang tua. 5.
Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sebagai negara yang berdasarkan Pancasila, sila Ketuhanan Yang Maha
Esa, maka perkawinan mempunyai hubungan erat dengan agama, kerohanian, sehingga perkawinan bukan saja mempunyai unsur lahir
batin atau jasmani, akan tetapi unsur batinrohani juga mempunyai peranan penting.
Dari rumusan di atas, maka jelas sekali bahwa perkawinan tidak hanya merupakan ikatan lahir saja, atau batin saja, tetapi merupakan ikatan kedua-
duanya dalam hubungan perkawinan.
2.1.2.2 Tujuan Perkawinan
Di dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tercantum tujuan perkawinan yaitu untuk membentuk keluarga Rumah Tangga yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal itu berarti bahwa perkawinan tidak hanya dilangsungkan untuk sementara waktu atau
28 jangka waktu tertentu saja yang telah direncanakan, dan tidak boleh
diputuskan begitu
saja sebab
perkawinan tidak
diperkenankan dilangsungkan untuk sementara waktu saja. Yang dimaksud keluarga ialah
satu keastuan yang terdiri dari atas ayah, ibu, dan anak atau anak-anak yang merupakan
sendi dasar
susunan masyarakat
Indonesia Hilman
Hadikusuma, 1990 : 22.
2.1.2.3 Sahnya Perkawinan
Sahnya perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 diatur dalam pasal 2 ayat 1, yang menyatakan “ Perkawinan adalah sah
apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu”. Jadi perkawinan tidak hanya suatu perbuatan hukum
yang menimbulkan akibat hukum, akan tetapi juga merupakan perbuatan keagamaan sehingga sah tidaknya suatu perkawinan ditentukan oleh hukum
agama dan kepercayaan masing-masing. Oleh sebab itu agar lebih menjamin tercapainya tujuan perkawinan dan harus dipenuhi sahnya suatu perkawinan
tersebut, maka setiap orang hendak melangsungkan perkawinan di Indonesia, harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan
dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.
2.1.2.4 Syarat Perkawinan
Sebagaimana yang dikemukakan bahwa yang menjadi tujuan perkawinan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 adalah
29 membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu agar lebih menjamin tercapainya tujuan perkawinan tersebut, maka setiap orang hendak melangsungkan
perkawinan di Indonesia, harus memenuhi syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.
Adapun syarat-syarat untuk melangsungkan perkawinan seperti yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pasal 6 sampai pasal
11 adalah sebagai berikut :
1. Adanya persetujuaan kedua mempelai pasal 6 ayat 1.
2. Adanya izin kedua orang tuawali bagi calon mempelai yang belum
berusia 21 tahun pasal 6 ayat 2. 3.
Adanya calon mempelai pria sudah mencapai usia 19 tahun dan calon mempelai wanita sudah mencapai 16 tahun pasal 7 ayat 1.
4. Antara calon mempelai pria dan calon mempelai wanita yang akan kawin
tidak boleh ada hubungan darah pasal 8 huruf a-f. 5.
Tidak berada dalam ikatan perkawinan dengan pihak lain pasal 9. 6.
Bagi suami isteri yang sudah bercerai, lalu kawin lagi satu sama lain dan bercerai untuk kedua kalinya, maka diantara mereka tidak boleh
dilangsungkan perkawinan lagi, sepanjang agama dan kepercayaan dari yang bersangkutan tidak menentukan lain pasal 10.
7. Seorang wanita yang putus perkawinannya berlaku jangka waktu tunggu
pasal 11 ayat 1.
30
2.1.2.5 Larangan Perkawinan