Meskipun kompresi gambar JPEG sangatlah efisien dan selalu menyimpan gambar dalam kategori warna true color 24 bit, format ini bersifat lossy, yang berarti
bahwa kualitas gambar dikorbankan bila tingkat kompresi yang dipilih semakin tinggi.
Tabel 2.1. Perbandingan jenis file gambar Jenis
File Extensi
Warna Maksimum
Kelebihan Kelemahan
JPEG .jpg 24 bit 16,7
juta warna File berukuran kecil,
ideal untuk situs web dan email
Mengkompres file terlalu banyak dapat menghilangkan
detail gambar
BMP .bmp 24 bit 16,7
juta warna Kualitas gambar tetap
walaupun file sering dikompres
Ukuran file yang sangat besar
GIF .gif
8 bit 256 warna
File berukuran kecil, bisa transparasi dan
animasi Tidak cocok untuk fotografi
karena warna yang didukung terlalu rendah
TIFF .tiff
24 bit 16,7 juta warna
Dapat dikompresi dengan kualitas
gambar tetap Ukuran file yang besar dan
masalah kompabilitas
2.9. Aksara Katakana
Katakana adalah salah satu daripada tiga cara penulisan bahasa Jepang. Katakana biasanya digunakan untuk menulis kata-kata yang berasal dari bahasa asing yang
sudah diserap ke dalam bahasa Jepang, selain itu juga digunakan untuk menuliskan onomatope dan kata-kata asli bahasa Jepang, hal ini hanya bersifat penegasan saja.
Tabel 2.2. Huruf-huruf Katakana ア a
イ i ウ u
エ e o
ka キ ki
ク ku ケ ke
コ ko サ sa
シ shi ス su
セ se ソ so
タ ta チ chi
ツ tsu テ te
ト to na
ni nu
ne no
ha ヒ hi
フ fu ヘ he
ホ ho ma
mi mu
me mo
Universitas Sumatera Utara
ヤ ya ユ yu
yo ra
ri ru
re ro
ワ wa wo
n
2.10. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini adalah :
1. Penelitian oleh Tika Romauli Siregar 2015 dengan judul “Implementasi
Jaringan Syaraf Metode Bidirectional Associative Memory Untuk Pengenalan Pola Wajah”. Penelitian ini menggunakan metode Bidirectional Associative
Memory yang dapat mengenali pola baik dengan data yang tidak lengkap atau dengan noise. Pada pengujian didapat tiga hasil yaitu yang pertama, pengujian
terhadap data pola wajah yang telah dilatih diperoleh tingkat pengenalan sebesar 100, kedua pengujian terhadap data pola wajah yang baru diambil memiliki
tingkat pengenalan sebesar 70, ketiga pengujian pola wajah yang telah diberi noise memiliki tingkat pengenalan sebesar 80, sehingga diperoleh kesimpulan
bahwa metode Bidirectional Associative Memory sangat tahan terhadap noise. 2.
Penelitian oleh Jakup Ginting 2014 dengan judul “Implementasi Jaringan Saraf Tiruan Untuk Pengenalan Pola dan Penerjemahan Aksara Karo Dengan Metode
Associative Memory Tipe Hetero- Association”. Penelitian ini memproses citra
digital yang akan menghasilkan matriks bobot yang dijadikan sebagai tolak ukur untuk pengujian pengenalan pola karakter Aksara Karo. Penelitian ini memiliki
dua pengujian, pertama pengujian terhadap data pola karate yang telah dilatih diperoleh tingkat pengenalan sebesar 82,7419, kedua pengujian pola karakter
yang tidak dilatih memiliki tingkat pengenalan sebesar 79,0323. Sehingga diambil kesimpulan bahwa metode associative memory tipe hetero-association
dapat mengenal pola cukup baik, walaupun dengan proses pelatihan hanya sekali. 3.
Penelitian oleh Yayang Kurniati 2015 dengan judul “Implementasi Metode Bidirectional Associative Memory Pada Absensi Berbasis Identifikasi Wajah”.
Penelitian ini mengambil imputan berupa citra digital foto yang diambil melalui kamera webcam. Sistem ini sangat bergantung pada intensitas cahaya yang ada
Universitas Sumatera Utara
pada foto. Apabila intensitas cahaya pada foto diproses pelatihan hampir sama dengan foto diproses pengujian, maka foto akan dapat dikenali. Namun jika
perbedaan intensitas cahaya sangat signifikan, maka foto tidak dapat dikenali. Dari hasil pengujian, diperolah tingkat pengenalan sebesar 62,5, sedangkan
37,5 lainnya tidak dapat dikenali karena memiliki intensitas cahaya yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah